Quote:
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sumarsih, ibu korban Wawan mahasiswa yang tewas saat peristiwa Semanggi I ikut angkat bicara mengenai kasus penculikan dan penghilangan paksa 1997/1998.
"Kivlan Zen, mantan staf Kostrad, dia tahu banyak hal. Dia tahu di mana 13 korban diculik, ditembak dan dibuang. Khusus kasus Semanggi I mengakibatkan anak saya, Wawan ikut jadi korban," ungkap Sumarsih, Senin (5/5/2014) di Kontras, Jakarta Pusat.
Sumarsih menegaskan, jika memang para prajurit jenderal yang melakukan pelanggaran berat, mereka cinta pada NKRI dan tanah air. Ada baiknya mereka tidak perlu berlomba-lomba menjadi capres dan cawapres.
"Kalau mereka itu cinta tanah air, jangan berlomba-lomba menjadi presiden dan wakil presiden.
Silakan dengan rendah hati rela membentuk pengadilan HAM terutama kasus-kasus pelanggaran berat HAM," ujar Sumarsih.
Sumarsih menambahkan apabila Prabowo berani mengklarifikasi soal peristiwa 1997/1998, sebaiknya jangan berbicara di media, melainkan bersaksi di depan pengadilan HAM.
TRIBUN
16-17 Tahun sudah seorang Ibu menuntut keadilan untuk anaknya. Bukan untuk harta, bukan karena dorongan partai politik atau kampanye hitam.
Ibu sumarsih hanya satu dari sekian puluh keluarga yang ditinggalkan dan sampai sekarang tidak ada pertanggungjawabannya.
Coba sesaat lepas segala atribut politik yang melekat dan tanya pada diri kita masing-masing, apa ini yang dinamakan keadilan?
