Developer Indonesia saat ini memang sudah dikenal dikancah internasional berkat game-game mobile yang telah dibuatnya. Beberapa game Mobile buatan beberapa Developer memang sudah menjadi top download baik di Playstore maupun Apple Store. Tapi sangat disayangkan bahwa baru-baru ini terjadi kembali kasus pembajakan terhadap game buatan pengembang lokal yang amat terkenal.



Kali ini kasus pembajakan game buatan developer indonesia kembali terjadi dan yang lebih parah bukan hanya 1 game saja yang dibajak melainkan hingga ada 3 game!

Lagi-lagi korban pembajakan game tersebut kembali dialami oleh Developer terkenal Touchten. Jika sebelumnya game Touchten bernama Ramen Chain yang sangat terkenal dibajak, kali ini game mereka berjudul Infinite Skykembali dibajak. Anton Seoharyo, CEO Touchten mengatakan, pembajakan game sering terjadi di Amazon App Store belakangan ini. Infinite Sky merupakan game 3D tembak-tembakan pesawat yang saat ini didownload sebanyak 5000 orang lebih.

Dilansir dari Gamestation, selain game Touchten Infinite Sky, game lain buatan developer Indonesia setidaknya yang baru ketahuan yang juga kena bajak adalah game Run Princess Run buatan Qajoo Studio serta game Infectonator dari Toge Production (published by Armor Games). Ada dua pelaku berbeda yang membajak tiga game buatan developer Indonesia ini. Game Infinite Sky dan [U]Run Princess Run[/U] dibajak oleh developer yang sama, yakni Banana Games. Sedangkan game Infectonator dibajak oleh perusahaan bernama Tuna Fish di Amazon.



Touchten sendiri telah melaporkan aksi pembajakan ini ke pihak Amazon. Namun proses manual ini tidak banyak orang tahu, dan sulit untuk mendapatkan linknya, Anton saja perlu ngubek-ngubek Google dulu untuk mencarinya. "Saya yakin ribuan kasus seperti ini dialami oleh developer. Menariknya lagi, begitu gampangnya maling-maling intelektual ini mengunduh dan menambahkan Amazon billing system, dan voila! mereka bisa mencari uang begitu saja," lanjut Anton.



Saat ini memang para kasus pembajakan terhadap game Indonesia memang meningkat. Hal ini sangat disayangkan mengingat para Developer Indonesia terkena imbas yang cukup besar.

Source