Pilih atheis atau pilih beragama??
Thread ini sya buat bukan untuk mengundang perdebatan, melainkan menunjukkan kepada agan2 skalian, alasan apa sih yang membuat orang itu lebih memilih agama atau atheis.
Banyak orang didunia ini yang memilih atheis atau memilih agama, dan rata2 mereka yang menjadi pakar dibidangnya (atheis atau agama) bukan orang tolol. Mereka bahkan banyak yang lebih pintar dan lebih sukses dari agan2 skalian tetapi dalam urusan ini mereka punya cara pandang sendiri.
oke..sebelumnya yang akan saya tuliskan adalah murni pengalaman sy berbincang2 atau membaca pendapat orang2 yang menganggap diri mereka atheis atau punya agama. Adapun hasilnya nanti sy akan usahakan tidak memihak salah satu dari keduanya, apa yg agan2 baca adalah cuma menjadi bahan pertimbangan saja, keputusannya terserah agan2 dan sama skali tidak ada maksud untuk mencuci otak aga2 skalian untuk memihak salah satu dari keduanya.
Spoiler for Agamais:
Agama adalah sebuah koleksi terorganisir dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan/perintah dari kehidupan.[note 1] Banyak agama memiliki narasi, simbol, dan sejarah suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau menjelaskan asal usul kehidupan atau alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang memperoleh moralitas, etika, hukum agama atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.[1](wikipedia)[/I]
Agama yan ada di dunia ini ada banyak macam misalnya : Agama samawi, hindhu, budha, shinto, aliran kepercayaan (animisme, dinamisme), dll.
Tidak semua agama memiliki tuhan , yang dimaksud disini adalah tuhan yang maha kuasa yang menciptakan dan mengatur alam semesta, ada juga yang tidak, seperti agama budha,atau sebagian besar aliran kepercayaan.
Berikut ini alasan yang menguatkan eksistensi tuhan berdasarkan agama tertentu :
Agama samawi :
Agama samawi tidak lain agama2 yang dibawa oleh seseorang yang mengaku mendapat berita dari langit. Orang ini disebut nabi dan jumlahnya ada banyak dan tersebar diberbagai zaman dan suku/bangsa pada masa lalu. Agama ini antara lain yahudi, kristen, islam. Orang yang mengaku mendapat berita dari langit ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama membawa berita bahwa ada tuhan yang satu yaitu tuhan yang mahakuasa yang mengatur alam semesta. Adapun wujud asli tuhan itu sendiri adalah tidak diketahui dan seringkali perwujudan tuhan itu sendiri hanya perwujudan filosofis dalam agama samawi tertentu.
Yang Membuat orang yakin mengenai agama ini ada banyak hal yaitu ada dengan melalui analogi, pengetahuan sejarah, isi kitabnya yang dianggap luar biasa atau karena didoktrin.
Jalan sejarahmaksudnya orang-orang percaya bahwa dahulu terdapat manusia pertama yang diciptakan langsung oleh tuhan kemudian beranak pinak didunia menjadi sebanyak saat ini. Mereka menganggap berita tentang keberadaan tuhan sudah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi yang sumbernya berasal dari manusia pertama, dan keberadaan para nabi hanya dianggap sebagai pencerah atau pembawa peringatan atas perilaku manusia yang menyimpang dari arahan tuhan pada awalnya. Nabi-nabi diturunkan tujuannya bukan membawa berita baru tentang keberadaan tuhan karena telah dianggap pengetahuan tentang keberadaan tuhan telah ada dari jaman dulu yaitu saat manusia pertama ada dan diwariskan secara turun temurun hingga sekarang. Inilah salah satu alasan yang membuat manusia yakin dengan agama samawi.
Dengan Analogi , maksudnya adalah dengan menggunakan perbandingan hal-hal logis. Ada banyak cara misalnya dengan analogi benda dan si pembuatnya, yaitu anggapan bahwa segala benda ada karena memiliki sebab (hubungan sebab akibat) dan dengan menggeneralisasi paham tersebut akan mengerucut dan menghasilkan suatu sebab awal atau disebut kehendak tuhan sebagai konsekuensi dari analogi tersebut. Namun, alasan tersebut tidaklah memiliki landasan kuat karena generalisasi analogi menghasilkan sesuatu yang tidak terbatas dan bukan mengerucut menjadi suatu kebuntuan yang menghasilkan eksistensi tuhan atau sederhananya seandainya tuhan itu ada berarti tuhan akan ada yang menciptakan dan yang menciptakan tuhan itu harus ada yang menciptakannya, begitu seterusnya (tidak terbatas).Meskipun demikian masih banyak orang yang beriman dengan cara seperti ini dengan menganggap bahwa pemikiran itu ada batasnya (horizon), dan apa yang diluar batas pemikiran analogi itu lah yang berujung kepada keebradaan tuhan.
Ada juga pendapat lain yang menyadari bahwa alam semesta ini diatur oleh aturan tertentu yaitu hukum fisika. Alam semesta tetap eksis hingga saat ini karena adanya aturan tersebut yang konsistem mengatur ruang dan waktu dari skala mikroskopis hingga makroskopis. Pemahaman ini melahirkan suatu pemikiran bahwa ada suatu sebab sehingga aturan tersebut mengapa mesti seperti demikian, mengapa hanya ada 4 gaya fundamental (elektromagnet, strong force, weak force, dan gravitasi), mengapa ada yang disebut ruang dan waktu?, mengapa harus ada mekanisme fisika seperti yang ada sekarang yang diatir oleh 4 gaya saja mengapa bukan 5,6,7, siapa yang menetapkan dimensi harus 3 saja?, maka dengan analogi sebab akibat akan akan pemikiran akan mengerucut dan konsekuensinya adalah suatu ketidaktahuan karena adanya horizon pemikiran manusia. Orang yang berpergang teguh pada logika. Ketidaktahuan inilah yang melahirkan suatu pemikiran tentang keberadaan tuhan yang berarti sesuatu yang mengetahui apa yang tidak diketahui manusia dan menjadi sebab segala sesuatu dan juga pemikiran ini sekaligus menghasilkan ujugn rantai logika yang sebelumnya tidak memiliki batas, Dan juga karena anggapan bahwa logika perulangan yang tidak terbatas akan menghasilkan eror pada komputer atau penyakit gila pada manusia sehingga harus ada endpoint untuk logika sekalipun endpointnya adalah "sesuatu" yang tidak diketahui atau disebut tuhan.
Spoiler for Atheis:
Ateisme adalah sebuah pandangan filosofi yang tidak memercayai keberadaan Tuhan dan dewa-dewi[1] ataupun penolakan terhadap teisme.[2][3] Dalam pengertian yang paling luas, ia adalah ketiadaan kepercayaan pada keberadaan dewa atau Tuhan.[4][5]
Istilah ateisme berasal dari Bahasa Yunani ἄθεος (átheos), yang secara peyoratif digunakan untuk merujuk pada siapapun yang kepercayaannya bertentangan dengan agama/kepercayaan yang sudah mapan di lingkungannya. Dengan menyebarnya pemikiran bebas, skeptisisme ilmiah, dan kritik terhadap agama, istilah ateis mulai dispesifikasi untuk merujuk kepada mereka yang tidak percaya kepada tuhan. Orang yang pertama kali mengaku sebagai "ateis" muncul pada abad ke-18. Pada zaman sekarang, sekitar 2,3% populasi dunia mengaku sebagai ateis, manakala 11,9% mengaku sebagai nonteis.[6] Sekitar 65% orang Jepang mengaku sebagai ateis, agnostik, ataupun orang yang tak beragama; dan sekitar 48%-nya di Rusia.[7] Persentase komunitas tersebut di Uni Eropa berkisar antara 6% (Italia) sampai dengan 85% (Swedia).[7]
Banyak ateis bersikap skeptis kepada keberadaan fenomena paranormal karena kurangnya bukti empiris. Yang lain memberikan argumen dengan dasar filosofis, sosial, atau sejarah.(wikipedia)
Pemikiran atheis intinya adalah pemikiran bahwa ketidaktahuan akan keterbatasan manusia tidak harus melahirkan keberadaan tuhan. Adapun evolusi pemikiran atheis dasar ini melahirkan pemikiran agnostik dimana orang2 agnostik memercayai keberadaan tuhan tapi mereka tidak mau mengkhusukan permikiran mereka pada agama tertentu.
Orang2 atheis mengganggap bahwa segala sesuatu ada penjelasannya dan pasti mengikuti hukum fisika. Jika dialam semesta ini terlalu banyak sesuatu yang keluar dari hukum alam semesta maka seharusnya alam semesta ini sudah hancur karena ketidakteraturan. Inilah yang menjadi senjata mereka menolak keberadaan dewa-dewa atau pun tuhan tertentu.