- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Pro dan Kontra Jokowi menjadi presiden (opini pribadi)


TS
ariefriich
Pro dan Kontra Jokowi menjadi presiden (opini pribadi)
Permisi agan - agan kaskus.. ane cuma mau share tulisan / opini ane, yang sebenernya ini adalah hasil tugas kuliah. dan tulisan ini berdasarkan opini probadi. yaitu Pro dan Kontra Jokowi menjadi presiden. buat agan - agan yang mau komentar. harap menggunakan cara yang seharusnya. dan tidak dengan kata - kata kasar. terima kasih.
ini gan tulisan ane..
ini gan tulisan ane..
Quote:
Sanggupkah Jokowi?
Juli 2014 Indonesia akan melakukan pemilihan umum untuk menentukan siapa yang akan menduduki kursi Presiden. Sampai saat ini tiap – tiap partai mulai memperkenalkan siapa yang akan mewakili untuk menjadi calon presiden 2014 – 2019 nanti. Salah satu yang sedang hangat diperbincangkan adalah calon presiden dari partai PDI-P, yaitu Jokowi yang saat ini sedang menjabat sebagai orang nomor 1 di Jakarta.
Banyak pro dan kontra yang dilontarkan publik seiring dengan majunya Jokowi sebagai calon presiden, bagaimana tidak, Jokowi baru saja menjabat sebagai Gubernur belum lama. Kinerja dan program yang dijalankan belum semua terealisasi. Hal ini mengingatkan kita pada masa kampanye Jokowi pada saat mencalonkan diri sebagai Gubernur. Dengan mengucapkan janji menuju “Jakarta Baru” dalam kurun waktu lima tahun. Berbeda dengan kenyataaan, belum ada setahun Jokowi sudah ingin mangkir dari jabatannya sebagai Gubernur dan beralih menuju bangku Presiden.
Terlalu prematur bagi PDI-P untuk mengusung Jokowi sebagai calon presiden. Karena masyarkat butuh melihat lebih jauh lagi kinerja Jokowi. Akibatnya calon presiden yang biasa dipanggil “keremepeng” oleh pemimpin PDI-P yaitu Megawati, kini mulai mendapatkan kecaman oleh elit politik lainnya. Yang paling kental adalah sikap Prabowo terhadap Jokowi. Yaitu pada salah satu pidato kampanyenya, Calon presiden sekaligus dewan Pembina dari partai Gerindra itu melakukan sindiran dengan mengucapkan “saudara mau dipimpin boneka?”. dengan hal seperti itu, tidak aneh apabila judul berita diberbagai media menyatakan “Dulu kawan sekarang lawan”. Yaitu kawan pada saat pemilihan Gubernur Jakarta, Jokowi yang diusung oleh PDI-P berpasangan dengan Basuki atau “Ahok” yang diusung oleh Partai Gerindra milik Prabowo.
Pada sebuah wawancara di media Jokowi mengatakan bahwa dirinya akan lebih baik mengurus Jakarta dengan berkedudukan sebagai Presiden. Hal itu dikarenakan beberapa masalah Jakarta akan lebih baik bila dibenahi oleh pemerintah pusat. Sebagai contoh Jokowi mengatakan permasalahan 12 sungai yang ada di Jakarta, yang hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat. Namun jika ditinjau lebih detail lagi, permasalahan yang ada di Jakarta adalah lebih dari itu. Ada banyak hal seperti masalah transportasi, kemacetan, banjir, sektor ekonomi dan lain – lain.
Menjadi presiden bukan hanya mengurus satu provinsi saja, namun ada puluhan provinsi lain yang harus diperhatikan. Ditambah permasalahan politik di Indonesia belum pernah terselesaikan dengan baik. Faktor lain seperti hubungan diplomasi, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan seluruh masyakarat di Indonesia akan menjadi fokus berat yang akan di tanggung oleh pria yang sering mengenakan kemeja putih ini, apabila terpilih menjadi presiden.
Tapi tidak hanya kontra, Jokowi juga memiliki dukungan yang akan membuat dirinya menjadi orang nomor satu di Indonesia. Seperti beberapa masyarakat yang senang dengan blusukan khas Jokowi. Jokowi memang sering melakukan blusukan, terutama pada saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Mereka mengatakan bahwa perlu pemimpin yang dekat oleh masyarakat, agar aspirasi masyarakat didengar langsung oleh sang pemimpin.
Bukanlah hal yang tabu apabila Jokowi memiliki popularitas dan dukungan yang cukup tinggi, apalagi setelah dirinya menjadi Gubernur Jakarta. Setiap pergerakan Jokowi selalu menjadi sorotan media. Seperti sudah menjadi hal wajib bagi para pewarta untuk mengikuti kegiatan Jokowi dan menjadikannya berita hangat setiap hari dan untuk diperbincangkan setiap hari. karena Jokowi biasanya melakukan hal tidak umum yang biasa dilakukan oleh pemimpin lainnya. Seperti pada awal menjabat sebagai Gubernur saja, Pria kelahiran Solo ini selalu mendatangi kantor – kantor dinas Jakarta saat pagi hari, untuk mengetahui bagaimana kinerja para pegawai negeri.
Menurut sebagian orang, Jokowi dirasa orang yang tepat untuk menjabat sebagai Presiden, karena saat ini memang masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang dekat dengan publik. Selain itu Jokowi juga mendapat pujian dengan hasil kerjanya selama satu setengah tahun, ada segelintir permasalahan yang bisa terpecahkan selama masa jabatannya sebagai Gubernur. Sebagai contoh adalah permasalahan mengenai pedagang kaki lima di Tanah Abang. Jokowi tidak ragu menertibkan pedagang yang senang melakukan kegiatan jual beli di pinggir jalan.
Pro dan kontra adalah bagian dari polemik yang biasa terjadi, semua tergantung oleh sikap masyarakat memilih siapa yang akan menjadi Presiden nanti. Memilih Presiden adalah kesempatan satu – satunya dalam waktu lima tahun bagi masyrakat untuk membentuk Bangsa Indonesia yang lebih baik lagi. Terutama untuk menghilangkan budaya – budaya kotor korupsi yang sedang menjadi permasalahan utama Negeri ini. Dengan begitu masyrakat harus cermat dalam memilih , dan jangan mudah termakan oleh rayuan politik.
Tidak perlu pemimpin yang pintar dan hebat untuk memimpin bangsa ini, cukup amanah dengan ucapan dan perbuatannya. Karena kalau sudah tidak amanah sama saja dengan membohongi diri sendiri, kalau diri sendiri sudah dibohongi apalagi masyarakat?
Muhammad Iqbal - UMN jurnalistik 2009
Juli 2014 Indonesia akan melakukan pemilihan umum untuk menentukan siapa yang akan menduduki kursi Presiden. Sampai saat ini tiap – tiap partai mulai memperkenalkan siapa yang akan mewakili untuk menjadi calon presiden 2014 – 2019 nanti. Salah satu yang sedang hangat diperbincangkan adalah calon presiden dari partai PDI-P, yaitu Jokowi yang saat ini sedang menjabat sebagai orang nomor 1 di Jakarta.
Banyak pro dan kontra yang dilontarkan publik seiring dengan majunya Jokowi sebagai calon presiden, bagaimana tidak, Jokowi baru saja menjabat sebagai Gubernur belum lama. Kinerja dan program yang dijalankan belum semua terealisasi. Hal ini mengingatkan kita pada masa kampanye Jokowi pada saat mencalonkan diri sebagai Gubernur. Dengan mengucapkan janji menuju “Jakarta Baru” dalam kurun waktu lima tahun. Berbeda dengan kenyataaan, belum ada setahun Jokowi sudah ingin mangkir dari jabatannya sebagai Gubernur dan beralih menuju bangku Presiden.
Terlalu prematur bagi PDI-P untuk mengusung Jokowi sebagai calon presiden. Karena masyarkat butuh melihat lebih jauh lagi kinerja Jokowi. Akibatnya calon presiden yang biasa dipanggil “keremepeng” oleh pemimpin PDI-P yaitu Megawati, kini mulai mendapatkan kecaman oleh elit politik lainnya. Yang paling kental adalah sikap Prabowo terhadap Jokowi. Yaitu pada salah satu pidato kampanyenya, Calon presiden sekaligus dewan Pembina dari partai Gerindra itu melakukan sindiran dengan mengucapkan “saudara mau dipimpin boneka?”. dengan hal seperti itu, tidak aneh apabila judul berita diberbagai media menyatakan “Dulu kawan sekarang lawan”. Yaitu kawan pada saat pemilihan Gubernur Jakarta, Jokowi yang diusung oleh PDI-P berpasangan dengan Basuki atau “Ahok” yang diusung oleh Partai Gerindra milik Prabowo.
Pada sebuah wawancara di media Jokowi mengatakan bahwa dirinya akan lebih baik mengurus Jakarta dengan berkedudukan sebagai Presiden. Hal itu dikarenakan beberapa masalah Jakarta akan lebih baik bila dibenahi oleh pemerintah pusat. Sebagai contoh Jokowi mengatakan permasalahan 12 sungai yang ada di Jakarta, yang hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah pusat. Namun jika ditinjau lebih detail lagi, permasalahan yang ada di Jakarta adalah lebih dari itu. Ada banyak hal seperti masalah transportasi, kemacetan, banjir, sektor ekonomi dan lain – lain.
Menjadi presiden bukan hanya mengurus satu provinsi saja, namun ada puluhan provinsi lain yang harus diperhatikan. Ditambah permasalahan politik di Indonesia belum pernah terselesaikan dengan baik. Faktor lain seperti hubungan diplomasi, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan seluruh masyakarat di Indonesia akan menjadi fokus berat yang akan di tanggung oleh pria yang sering mengenakan kemeja putih ini, apabila terpilih menjadi presiden.
Tapi tidak hanya kontra, Jokowi juga memiliki dukungan yang akan membuat dirinya menjadi orang nomor satu di Indonesia. Seperti beberapa masyarakat yang senang dengan blusukan khas Jokowi. Jokowi memang sering melakukan blusukan, terutama pada saat menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Mereka mengatakan bahwa perlu pemimpin yang dekat oleh masyarakat, agar aspirasi masyarakat didengar langsung oleh sang pemimpin.
Bukanlah hal yang tabu apabila Jokowi memiliki popularitas dan dukungan yang cukup tinggi, apalagi setelah dirinya menjadi Gubernur Jakarta. Setiap pergerakan Jokowi selalu menjadi sorotan media. Seperti sudah menjadi hal wajib bagi para pewarta untuk mengikuti kegiatan Jokowi dan menjadikannya berita hangat setiap hari dan untuk diperbincangkan setiap hari. karena Jokowi biasanya melakukan hal tidak umum yang biasa dilakukan oleh pemimpin lainnya. Seperti pada awal menjabat sebagai Gubernur saja, Pria kelahiran Solo ini selalu mendatangi kantor – kantor dinas Jakarta saat pagi hari, untuk mengetahui bagaimana kinerja para pegawai negeri.
Menurut sebagian orang, Jokowi dirasa orang yang tepat untuk menjabat sebagai Presiden, karena saat ini memang masyarakat membutuhkan sosok pemimpin yang dekat dengan publik. Selain itu Jokowi juga mendapat pujian dengan hasil kerjanya selama satu setengah tahun, ada segelintir permasalahan yang bisa terpecahkan selama masa jabatannya sebagai Gubernur. Sebagai contoh adalah permasalahan mengenai pedagang kaki lima di Tanah Abang. Jokowi tidak ragu menertibkan pedagang yang senang melakukan kegiatan jual beli di pinggir jalan.
Pro dan kontra adalah bagian dari polemik yang biasa terjadi, semua tergantung oleh sikap masyarakat memilih siapa yang akan menjadi Presiden nanti. Memilih Presiden adalah kesempatan satu – satunya dalam waktu lima tahun bagi masyrakat untuk membentuk Bangsa Indonesia yang lebih baik lagi. Terutama untuk menghilangkan budaya – budaya kotor korupsi yang sedang menjadi permasalahan utama Negeri ini. Dengan begitu masyrakat harus cermat dalam memilih , dan jangan mudah termakan oleh rayuan politik.
Tidak perlu pemimpin yang pintar dan hebat untuk memimpin bangsa ini, cukup amanah dengan ucapan dan perbuatannya. Karena kalau sudah tidak amanah sama saja dengan membohongi diri sendiri, kalau diri sendiri sudah dibohongi apalagi masyarakat?
Muhammad Iqbal - UMN jurnalistik 2009
Tinggalkan Komeng yang bermanfaat ya gan. biar bisa kita share opini pribadi kita dimari.
.

Diubah oleh ariefriich 02-05-2014 14:48


anasabila memberi reputasi
1
6.8K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan