MERDEKA.COM. Memperingati Hari Buruh besok, Kamis (1/5), para buruh berencana menuntut kenaikan upah minimum 2015 sebesar 30 persen. Tuntutan ini akan disampaikan melalui aksi unjuk rasa di sejumlah titik lokasi.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo B. Sulisto menyebut tuntutan tersebut bakal sulit dipenuhi. Pasalnya, beban biaya pengusaha dinilai saat ini sudah sangat berat.

"Pasti itu semua (tuntutan buruh) menjadi tambahan beban bagi dunia usaha. Karena kan itu berdampak pada cost of operation (biaya operasional). Kalau biaya operasional ini menjadi terlalu tinggi maka dampaknya ke daya saing kita," ujarnya di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (30/4).

Suryo menjelaskan, jika terjadi lonjakan biaya operasional, maka akan menggerus perolehan laba perusahaan. Dengan kondisi demikian, maka pengusaha akan berpikir ulang untuk meneruskan bisnis perusahaannya. Secara tidak langsung ini akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja atau pengangguran.

"Keuntungannya menipis maka perusahaan akan mempertimbangkan apakah masih layak (atau) tidak usahanya diteruskan, apakah perlu ambil langkah-langkah. Mudah-mudahan bukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Tapi kan bisa saja mengambil langkah-langkah lain misalnya relokasi dan sebagainya," tegasnya.

Dampak lain dari tuntutan kenaikan upah buruh ini juga akan mengganggu investasi di dalam negeri. Jika buruh terus ngotot menuntut kenaikan upah terlalu tinggi, maka bukan tidak mungkin para investor akan kabur dari Indonesia.

"Semuanya pasti ada pengaruh. Itu semua perlu penyesuaian kembali. Dihitung kembali mengenai kelayakan daya saing kita. Ini semua harus jadi perhatian kita. Mudah-mudahan semua wajar-wajar saja," tutupnya.

Sumber: https://id.berita.yahoo.com/buruh-mi...071408532.html

Buat yg msh ngotot gaji naik, siap2 cari kerjaan lain pada saat PHK berlangsung.