- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rumah Adat Suku Anak, Rumah Alam Yang Mulai Terkikis Zaman


TS
bubulan
Rumah Adat Suku Anak, Rumah Alam Yang Mulai Terkikis Zaman
Quote:
Sigmanews- Suku Kubu (Suku Anak Dalam atau Orang Rimba) adalah salah satu suku yang masih termasuk primitif di Indonesia. Suku ini tinggal di provinsi Jambi, di 3 (tiga) wilayah yang berbeda, yaitu Suku Kubu yang berdiam di wilayah utara Provinsi Jambi (area Taman Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit 12 dan wilayah selatan Provinsi Jambi (sepanjang jalan lintas Sumatra).Kehidupan dari suku kubu (anak dalam) terkenal dengan kebiasaannya yang suka hidup terisolasi dari kehidupan dunia luar yang mengakibatkan rendahnya tingkat kebudayaan dan peradaban dari mereka.
Rumah suku Kubu sangat sederhana terbuat dari bahan rotan ataupun sejenisnya dan dedaunan sebagai atapnya. Bangunannya berbentuk panggung yang tinggi dan dibagian bawahnya mereka buat sebagai tempat penyimpanan padi. material rumah suku Kubu (Anak Dalam) yang masih sangat sederhana, kemudian alat-alat rumah tangga yang mereka gunakan, alat-alat bercocok tanam dan berkebun, Hal tersebut terlihat dari bentuk rumah baik dari segi susunan dan bahan bangunannya yang seratus persen terbuat dari bahan alam.
Dalam pembuatannya , suku Anak dalam tidak menggunakan paku atau gergaji dalam pembangunan rumah mereka. Mereka lebih memilih alat buatan mereka sendiri karena menurut kepercayaan masyarakat anak dalam alam adalah sumber kehidupan mereka dan merusaknya adalah suatu kesalahan besar yang akan membuat leluhur mereka murka. Kehidupan dari suku kubu (anak dalam) terkenal dengan kebiasaannya yang suka hidup terisolasi dari kehidupan dunia luar yang mengakibatkan rendahnya tingkat kebudayaan dan peradaban dari mereka. Untuk bertahan hidup, mereka hanya menggantungkan diri dari hasil hutan. Seperti bercocok tanam dengan cara berpindah-pindah, menangkap ikan, ataupun berburu.
Rumah tempat mereka tinggal yang biasa disebut sudung, hanya terdiri dari atap rumbia, dengan lantai anak kayu. Tanpa dinding. Di sudung inilah mereka berkumpul bersama keluarga, bahkan dengan hewan-hewan piaraan pula. Namun keberadaan Suku Anak Dalam kini mulai terancam. Hutan belantara yang selama ini mereka huni, mulai terkikis. Saat ini ancaman yang sangat serius benar-benar harus dihadapi. Hutan tempat tinggal mereka dan habitat satwa di dalamnya akan berubah, tidak ada kemurnian alam lagi. Pembukaan lahan untuk penanaman kelapa sawit menjadi bisnis besar pada saat ini, karena pemakaian minyak kelapa sawit sangat besar terutama untuk para konsumen luar negeri yang pastinya akan mengeruk keuntungan yang besar pula.
Rumah suku Kubu sangat sederhana terbuat dari bahan rotan ataupun sejenisnya dan dedaunan sebagai atapnya. Bangunannya berbentuk panggung yang tinggi dan dibagian bawahnya mereka buat sebagai tempat penyimpanan padi. material rumah suku Kubu (Anak Dalam) yang masih sangat sederhana, kemudian alat-alat rumah tangga yang mereka gunakan, alat-alat bercocok tanam dan berkebun, Hal tersebut terlihat dari bentuk rumah baik dari segi susunan dan bahan bangunannya yang seratus persen terbuat dari bahan alam.
Dalam pembuatannya , suku Anak dalam tidak menggunakan paku atau gergaji dalam pembangunan rumah mereka. Mereka lebih memilih alat buatan mereka sendiri karena menurut kepercayaan masyarakat anak dalam alam adalah sumber kehidupan mereka dan merusaknya adalah suatu kesalahan besar yang akan membuat leluhur mereka murka. Kehidupan dari suku kubu (anak dalam) terkenal dengan kebiasaannya yang suka hidup terisolasi dari kehidupan dunia luar yang mengakibatkan rendahnya tingkat kebudayaan dan peradaban dari mereka. Untuk bertahan hidup, mereka hanya menggantungkan diri dari hasil hutan. Seperti bercocok tanam dengan cara berpindah-pindah, menangkap ikan, ataupun berburu.
Rumah tempat mereka tinggal yang biasa disebut sudung, hanya terdiri dari atap rumbia, dengan lantai anak kayu. Tanpa dinding. Di sudung inilah mereka berkumpul bersama keluarga, bahkan dengan hewan-hewan piaraan pula. Namun keberadaan Suku Anak Dalam kini mulai terancam. Hutan belantara yang selama ini mereka huni, mulai terkikis. Saat ini ancaman yang sangat serius benar-benar harus dihadapi. Hutan tempat tinggal mereka dan habitat satwa di dalamnya akan berubah, tidak ada kemurnian alam lagi. Pembukaan lahan untuk penanaman kelapa sawit menjadi bisnis besar pada saat ini, karena pemakaian minyak kelapa sawit sangat besar terutama untuk para konsumen luar negeri yang pastinya akan mengeruk keuntungan yang besar pula.
harus dilestarikan suku2 yg ada
baik primitif atau bukan...
gaboleh dipaksa mengikuti kebudayaan jaman sekarang

0
1K
Kutip
2
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan