JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan bahwa koalisi antar-partai politik pasti dibangun dengan berbagi kursi dan kekuasaan. Menurutnya, akan sangat sulit jika koalisi hanya dilandaskan oleh kesamaan visi-misi tanpa ada kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.

"Tentu saja ada power sharing karena itu sebuah hukum alam. Nah, tapi sampai sekarang pembicaraan itu belum dimulai. Tapi, ya memang tentunya koalisi harus bagi-bagi kursi, kami tidak munafik," kata Muzani dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Senin (28/4/2014) siang.

Muzani berharap partainya bisa membangun sebuah koalisi besar. Targetnya tidak hanya untuk bisa mengikuti ajang pemilihan presiden dan wakil presiden mendatang, tetapi juga untuk menjalankan pemerintahan dengan baik.

"Ada tiga tahapan. Yang pertama, tahapan tiket untuk ikut pilpres. UU menetapkan ambang batas. Kedua, mengamankan pemenangan kita di pilpres itu. Kita mau mengajak semua elemen bangsa. Kemudian, kita mengamankan pemerintahan apabila Pak Prabowo dan pasangannya nanti sudah terpilih menjadi presiden," ujar dia.

Untuk membangun suatu pemerintahan yang kuat, Gerindra harus menguasai 50 persen lebih kursi legislatif. Sejauh ini, kata Muzani, Gerindra telah melakukan pendekatan dengan Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hati Nurani Rakyat, dan Partai Amanat Nasional. Dia juga masih optimistis bahwa PPP yang sempat membatalkan dukungannya bisa kembali mendukung Gerindra.

"Kalaupun nantinya tidak tercapai 50 persen, kan koalisi ada dua tahapan. Setelah pilpres, kita bisa koalisi lagi untuk mencapai 50 persen," ujarnya.

SUMBER : http://nasional.kompas.com/read/2014....Tidak.Munafik

Yang ga kebagian kursi bisa berdiri atau dipangku aja