- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
(Ryamizard Ryacudu) Yang Diharapkan Menantang Prabowo


TS
jakartabergaul
(Ryamizard Ryacudu) Yang Diharapkan Menantang Prabowo
Selamat siang menuju sore semuanya
Diluar sedang turun hujan yang sangat deras. Semoga menjadi berkah buat warga Jakarta dan Sekitarnya amin
SUMBER
Ane gak pernah ngarepin
ga ngarepin bata juga. Hanya sekedar share terhadap agan dan aganwati di sini hahah
FOLLOW ME ON TWITTER

Spoiler for BUKA:

Spoiler for BERITANYE:
INDONESIA2014 - Sampai hari ini, keputusan tentang siapa yang akan mendampingi Jokowi sebagai calon wakil presiden dari PDIP dalam gelanggang pilpres nanti belum ditentukan. Namun, nampaknya pilihan sudah mengerucut menjadi tiga nama: Jusuf Kalla, Ryamizard Ryacudu dan Mahfud MD.
Indonesia-2014 sudah membahas Jusuf Kalla (24 April 2014). Kini giliran Ryamizard.
Nama Ryamizard mungkin tak banyak dikenal masyarakat luas. Namun dalam gelanggang politik nasional, Ryamizard memiliki posisi penting.
Dia adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat yang disebut-sebut sebagai orang dekat Megawati, dan pernah gagal menjadi Panglima TNI karena ditolak Presiden SBY pada 2004.
Di sisi lain, Ryamizard juga dikenal sebagai seorang muslim taat yang bersih dari pergunjingan soal korupsi. Sebagai perwira, ia bisa disebut sebagai sosok tentara profesional dan nasionalis yang tak segan-segan mengambil langkah kekerasan untuk melawan setiap upaya yang mengancam NKRI.
Dari segenap kualitas itu, nampaknya soal latar belakang kemiliterannya yang paling menentukan mengapa ia kini dicalonkan sebagai salah satu pendamping Jokowi.
Nama Ryamizard mengemuka tentu sebagai bagian dari strategi PDIP mengatasi Prabowo. Mantan menantu Soeharto ini meningkat popularitasnya, karena keberhasilan divisi pemasaran membangun citra Prabowo sebagai sosok militer, yang tegas dan akan membangkitkan kebanggaan Indonesia sebagai negara besar yang ganas di Asia.
Ryamizard dihadirkan sebagai sesama sosok perwira yang tegas namun dengan rekam jejak yang jauh lebih harum.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Ahmad Basarah, misalnya (24/4) menyatakan bahwa Ryamizard dipilih sebagai calon karena dia adalah “Jenderal TNI merah putih punya nasionalisme tinggi, tidak pernah terkena dugaan pelanggaran HAM, tidak dipecat secara tidak hormat, terkenal santun, tegas tapi tidak beringas.”
Bisa dibilang, hampir semua ciri yang disebut Ahmad Basarah itu adalah sindiran terhadap Prabowo. Apa yang diungkapkannya tidaklah berlebihan.
Ryamizard adalah mantan KSAD yang pernah menjadi Panglima di Sumatra Selatan dan Jakarta Raya, di masa awal reformasi (1999-2000). Sikap menantu mantan Wapres Try Sutrisno ini terhadap gerakan-gerakan pemisahan diri di Aceh dan Papua sangat tegas. Di berbagai pernyataannya, dia menekankan bahwa, terhadap setiap upaya yang mengancam NKRI, militer tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan.
Dalam salah satu wawancaranya yang terkenal, Ryamizard menyatakan bahwa kalau diserahkan kepada militer, gerakan separatis di Papua tinggal dipithes (ditindas dengan jempol).
Meski tak pernah memberikan pembenaran terhadap tindak kekerasan militer di daerah-daerah bergolak itu, Ryamizard konsisten menegaskan bahwa kehadiran militer di sana adalah sesuai dengan permintaan pemerintah yang ingin melindungi kepentingan NKRI.
Terhadap berbagai kekuatan asing pun Ryamizard tak segan melontarkan pernyataan keras. Dia misalnya, menganggap berlarut-larutnya penyelasaian konflik di Papua sangat terkait dengan adanya campur tangan Amerika Serikat.
Di lain kesempatan dia menyebut masih adanya ancaman serius dari Australia, Malaysia dan Singapura. Terhadap Singapura dan Malaysia, dia berkomentar: “Mereka memang negara sahabat, tapi kita harus selalu mendahulukan kepentingan nasional.”
Ia juga terkesan tak sabar dengan para politisi sipil Indonesia yang selalu kalah berdiplomasi ketika harus berhadapan dalam gelanggang politik internasional. “Kita ini kan jago kandang,” ujarnya suatu kali. “Sementara diplomasi orang mengancam kita, kita diam saja. Negara bisa berantakan kalau seperti ini terus.”
Di masa menjelang jatuhnya Presiden Abdurrahman Wahid, Ryamizard melakukan langkah-langkah yang mencerminkan kekokohan sosoknya sebagai panglima.
Sehari sebelum Gus Dur menyampaikan pidato pertanggungjawaban di Sidang istimewa MPR pada 22 Juli 2001, Ryamizard selaku Pangkostrad memimpin gelar pasukan berupa Apel Kesiapan TNI di depan Istana Merdeka yang diikuti tak kurang 2.000 personil TNI, plus 81 kendaraan lapis baja dari Kostrad dan Korps Marinir.
Sebelum sampai ke tempat upacara, kendaraan lapis baja itu telah lebih dahulu melintasi jalan-jalan utama di Jakarta. Apa yang dilakukan Ryamizard itu merupakan isyarat tegas bahwa TNI akan mengamankan sepenuhnya proses transisi kepemimpinan nasional dari Gus Dur.
Tentu bukan keperwiraannya itu saja yang membuat dia masuk dalam nominasi 2 Besar pendamping Jokowi. Selain bersih, lurus serta beriman dan bertaqwa, Ryamizard juga dikenal sangat dekat dengan Megawati. Pada 2003, Megawati bahkan sudah mencalonkan Ryamizard sebagai panglima TNI. Hanya saja, karena perubahan tampuk kekuasaan, nama Ryamizard tersisih di era pemerintahan SBY.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi kedekatan Ryamizard dan Megawati. Ayah Ryamizard adalah Brigadir Jenderal TNI yang ketika berdinas aktif disebut sebagai salah satu orang kepercayaan Presiden Soekarno. Ryamizard juga dekat dengan suami Megawati, Taufiq Kiemas, yang sama-sama dari Palembang. Ketika ia ditunjuk menjadi KSAD, tersiar tuduhan tak sedap bahwa ia naik karena faktor ‘koneksi Palembang’ itu.
Menjelang akhir jabatannya pada pertengahan 2004, Megawati sempat mengajukan nama Ryamizard ke DPR untuk menggantikan Jenderal Endriartono Sutarto yang ketika itu mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri. Permintaan itu sempat diproses di DPR, namun hanya sepekan setelah Presiden SBY dilantik menggantikan Megawati, SBY mengirimkan surat ke DPR yang pada intinya membatalkan pengajuan nama Ryamizard.
Ini sempat menimbulkan ketegangan karena sebagian pihak di DPR keberatan dengan keputusan SBY menganulir keputusan Megawati tersebut. Persoalan kemudian dianggap selesai ketika SBY berjanji akan mengajukan kembali beberapa nama sebagai calon panglima baru, termasuk di dalamnya nama Ryamizard.
Namun keputusan yang dinanti tak kunjung keluar dari Presiden. Pada Februari 2005, Markas Besar TNI sebenarnya sudah mengajukan kembali nama Ryamizard kepada Presiden untuk diajukan sebagai calon Panglima TNI baru dalam satu paket dengan rencana pergantian sejumlah kepala staf.
Nyatanya, permintaan itu tak disetujui SBY. Ia memang mengganti tiga kepala staf, namun jabatan Panglima TNI tetap diisi oleh Endriartono sampai Februari 2006, yang kemudian diganti oleh Djoko Suyanto. Karier kemiliteran Ryamizard akhirnya berhenti setelah ia pensiun pada usia 56 tahun di tahun 2006 itu.
Sampai sekarang orang hanya bisa berspekulasi mengenai keengganan SBY memberikan posisi Panglima TNI pada Ryamizard. Di AKABRI, mereka sama-sama datang dari angkatan 1970. Tak ada catatan konflik antar keduanya.
Ketika SBY berkirim surat kepada DPR untuk menyatakan menarik pengajuan nama Ryamizard di awal kekuasaannya, SBY juga mengadakan pertemuan khusus dengan Ryamizard. Alasan pembatalan itu pun lebih terkait agar tak ada kesan bahwa posisi Panglima TNI ketika itu dipaksakan secara terburu-buru untuk diisi oleh orang Megawati, hanya beberapa saat sebelum dia turun jabatan. Jadi tak ada persoalan serius.
Toh dalam kenyataannya, SBY tak pernah menunjuk Ryamizard sebagai Panglima TNI.
Satu penjelasan lain adalah karena Ryamizard pada dasarnya tak disukai Amerika Serikat. Ia pernah menulis buku berjudul ‘Terjebak Perang Modern’ yang diterbitkan Seskoad pada Desember 2004, beberapa bulan setelah SBY naik ke panggung kepresidenan.
Dalam buku itu, Ryamizard secara terbuka mengungkapkan sikap kritisnya terhadap AS. Ini mungkin turut menyumbang pada ketidaknyamanan SBY terhadapnya.
Saat ini sudah banyak suara positif terdengar tentang pencalonan nama Ryamizard. Salah satu yang paling penting adalah pernyataan Agum Gumelar, pimpinan Persatuan Purnawiran ABRI. Agum -- yang dua pekan lalu menyuarakan permintaan agar Prabowo tahu diri dan tidak maju sebagai Capres -- secara terbuka mengatakan bahwa pasangan Jokowi-Ryamizard adalah pasangan ideal.
Menurut Agum, kombinasi sipil-militer di pucuk tertinggi pemerintahan untuk Indonesia saat ini adalah yang paling baik. Dan Ryamizard, kata Agum, memiliki rangkaian kualitas yang dibutuhkan yakni: berkepribadian baik, berlatar belakang dari keluarga yang baik, memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Namun, tak semua pihak setuju. Ikrar Nusa Bhakti, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengingatkan bahwa penunjukan Ryamizard sebagai Wapres akan meneguhkan imej bahwa Jokowi sebenarnya disetir Megawati.
“Selama ini Jokowi menyatakan akan menunjuk sendiri wakilnya; sehingga kalau yang ditunjuk adalah Ryamizard, sementara orang tahu Ryamizard adalah orang dekat Megawati, kesan Jokowi sebagai boneka Megawati sulit dihindarkan,” katanya.
Kritik juga datang dari berbagai kelompok LSM yang justru khawatir dengan kemiliteran Ryamizard. LSM Imparsial misalnya mengingatkan bahwa penunjukan Ryamizard akan membangkitkan luka lama tentang ‘penderitaan yang tak dilupakan di Papua dan Aceh’.
Keputusan belum lagi diambil. Dan yang menunggu dengan harap-harap cemas pasti bukan hanya Ryamizard, tapi juga pendukung PDIP, Prabowo atau bahkan Amerika Serikat
Indonesia-2014 sudah membahas Jusuf Kalla (24 April 2014). Kini giliran Ryamizard.
Nama Ryamizard mungkin tak banyak dikenal masyarakat luas. Namun dalam gelanggang politik nasional, Ryamizard memiliki posisi penting.
Dia adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat yang disebut-sebut sebagai orang dekat Megawati, dan pernah gagal menjadi Panglima TNI karena ditolak Presiden SBY pada 2004.
Di sisi lain, Ryamizard juga dikenal sebagai seorang muslim taat yang bersih dari pergunjingan soal korupsi. Sebagai perwira, ia bisa disebut sebagai sosok tentara profesional dan nasionalis yang tak segan-segan mengambil langkah kekerasan untuk melawan setiap upaya yang mengancam NKRI.
Dari segenap kualitas itu, nampaknya soal latar belakang kemiliterannya yang paling menentukan mengapa ia kini dicalonkan sebagai salah satu pendamping Jokowi.
Nama Ryamizard mengemuka tentu sebagai bagian dari strategi PDIP mengatasi Prabowo. Mantan menantu Soeharto ini meningkat popularitasnya, karena keberhasilan divisi pemasaran membangun citra Prabowo sebagai sosok militer, yang tegas dan akan membangkitkan kebanggaan Indonesia sebagai negara besar yang ganas di Asia.
Ryamizard dihadirkan sebagai sesama sosok perwira yang tegas namun dengan rekam jejak yang jauh lebih harum.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Ahmad Basarah, misalnya (24/4) menyatakan bahwa Ryamizard dipilih sebagai calon karena dia adalah “Jenderal TNI merah putih punya nasionalisme tinggi, tidak pernah terkena dugaan pelanggaran HAM, tidak dipecat secara tidak hormat, terkenal santun, tegas tapi tidak beringas.”
Bisa dibilang, hampir semua ciri yang disebut Ahmad Basarah itu adalah sindiran terhadap Prabowo. Apa yang diungkapkannya tidaklah berlebihan.
Ryamizard adalah mantan KSAD yang pernah menjadi Panglima di Sumatra Selatan dan Jakarta Raya, di masa awal reformasi (1999-2000). Sikap menantu mantan Wapres Try Sutrisno ini terhadap gerakan-gerakan pemisahan diri di Aceh dan Papua sangat tegas. Di berbagai pernyataannya, dia menekankan bahwa, terhadap setiap upaya yang mengancam NKRI, militer tidak segan-segan melakukan tindak kekerasan.
Dalam salah satu wawancaranya yang terkenal, Ryamizard menyatakan bahwa kalau diserahkan kepada militer, gerakan separatis di Papua tinggal dipithes (ditindas dengan jempol).
Meski tak pernah memberikan pembenaran terhadap tindak kekerasan militer di daerah-daerah bergolak itu, Ryamizard konsisten menegaskan bahwa kehadiran militer di sana adalah sesuai dengan permintaan pemerintah yang ingin melindungi kepentingan NKRI.
Terhadap berbagai kekuatan asing pun Ryamizard tak segan melontarkan pernyataan keras. Dia misalnya, menganggap berlarut-larutnya penyelasaian konflik di Papua sangat terkait dengan adanya campur tangan Amerika Serikat.
Di lain kesempatan dia menyebut masih adanya ancaman serius dari Australia, Malaysia dan Singapura. Terhadap Singapura dan Malaysia, dia berkomentar: “Mereka memang negara sahabat, tapi kita harus selalu mendahulukan kepentingan nasional.”
Ia juga terkesan tak sabar dengan para politisi sipil Indonesia yang selalu kalah berdiplomasi ketika harus berhadapan dalam gelanggang politik internasional. “Kita ini kan jago kandang,” ujarnya suatu kali. “Sementara diplomasi orang mengancam kita, kita diam saja. Negara bisa berantakan kalau seperti ini terus.”
Di masa menjelang jatuhnya Presiden Abdurrahman Wahid, Ryamizard melakukan langkah-langkah yang mencerminkan kekokohan sosoknya sebagai panglima.
Sehari sebelum Gus Dur menyampaikan pidato pertanggungjawaban di Sidang istimewa MPR pada 22 Juli 2001, Ryamizard selaku Pangkostrad memimpin gelar pasukan berupa Apel Kesiapan TNI di depan Istana Merdeka yang diikuti tak kurang 2.000 personil TNI, plus 81 kendaraan lapis baja dari Kostrad dan Korps Marinir.
Sebelum sampai ke tempat upacara, kendaraan lapis baja itu telah lebih dahulu melintasi jalan-jalan utama di Jakarta. Apa yang dilakukan Ryamizard itu merupakan isyarat tegas bahwa TNI akan mengamankan sepenuhnya proses transisi kepemimpinan nasional dari Gus Dur.
Tentu bukan keperwiraannya itu saja yang membuat dia masuk dalam nominasi 2 Besar pendamping Jokowi. Selain bersih, lurus serta beriman dan bertaqwa, Ryamizard juga dikenal sangat dekat dengan Megawati. Pada 2003, Megawati bahkan sudah mencalonkan Ryamizard sebagai panglima TNI. Hanya saja, karena perubahan tampuk kekuasaan, nama Ryamizard tersisih di era pemerintahan SBY.
Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi kedekatan Ryamizard dan Megawati. Ayah Ryamizard adalah Brigadir Jenderal TNI yang ketika berdinas aktif disebut sebagai salah satu orang kepercayaan Presiden Soekarno. Ryamizard juga dekat dengan suami Megawati, Taufiq Kiemas, yang sama-sama dari Palembang. Ketika ia ditunjuk menjadi KSAD, tersiar tuduhan tak sedap bahwa ia naik karena faktor ‘koneksi Palembang’ itu.
Menjelang akhir jabatannya pada pertengahan 2004, Megawati sempat mengajukan nama Ryamizard ke DPR untuk menggantikan Jenderal Endriartono Sutarto yang ketika itu mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri. Permintaan itu sempat diproses di DPR, namun hanya sepekan setelah Presiden SBY dilantik menggantikan Megawati, SBY mengirimkan surat ke DPR yang pada intinya membatalkan pengajuan nama Ryamizard.
Ini sempat menimbulkan ketegangan karena sebagian pihak di DPR keberatan dengan keputusan SBY menganulir keputusan Megawati tersebut. Persoalan kemudian dianggap selesai ketika SBY berjanji akan mengajukan kembali beberapa nama sebagai calon panglima baru, termasuk di dalamnya nama Ryamizard.
Namun keputusan yang dinanti tak kunjung keluar dari Presiden. Pada Februari 2005, Markas Besar TNI sebenarnya sudah mengajukan kembali nama Ryamizard kepada Presiden untuk diajukan sebagai calon Panglima TNI baru dalam satu paket dengan rencana pergantian sejumlah kepala staf.
Nyatanya, permintaan itu tak disetujui SBY. Ia memang mengganti tiga kepala staf, namun jabatan Panglima TNI tetap diisi oleh Endriartono sampai Februari 2006, yang kemudian diganti oleh Djoko Suyanto. Karier kemiliteran Ryamizard akhirnya berhenti setelah ia pensiun pada usia 56 tahun di tahun 2006 itu.
Sampai sekarang orang hanya bisa berspekulasi mengenai keengganan SBY memberikan posisi Panglima TNI pada Ryamizard. Di AKABRI, mereka sama-sama datang dari angkatan 1970. Tak ada catatan konflik antar keduanya.
Ketika SBY berkirim surat kepada DPR untuk menyatakan menarik pengajuan nama Ryamizard di awal kekuasaannya, SBY juga mengadakan pertemuan khusus dengan Ryamizard. Alasan pembatalan itu pun lebih terkait agar tak ada kesan bahwa posisi Panglima TNI ketika itu dipaksakan secara terburu-buru untuk diisi oleh orang Megawati, hanya beberapa saat sebelum dia turun jabatan. Jadi tak ada persoalan serius.
Toh dalam kenyataannya, SBY tak pernah menunjuk Ryamizard sebagai Panglima TNI.
Satu penjelasan lain adalah karena Ryamizard pada dasarnya tak disukai Amerika Serikat. Ia pernah menulis buku berjudul ‘Terjebak Perang Modern’ yang diterbitkan Seskoad pada Desember 2004, beberapa bulan setelah SBY naik ke panggung kepresidenan.
Dalam buku itu, Ryamizard secara terbuka mengungkapkan sikap kritisnya terhadap AS. Ini mungkin turut menyumbang pada ketidaknyamanan SBY terhadapnya.
Saat ini sudah banyak suara positif terdengar tentang pencalonan nama Ryamizard. Salah satu yang paling penting adalah pernyataan Agum Gumelar, pimpinan Persatuan Purnawiran ABRI. Agum -- yang dua pekan lalu menyuarakan permintaan agar Prabowo tahu diri dan tidak maju sebagai Capres -- secara terbuka mengatakan bahwa pasangan Jokowi-Ryamizard adalah pasangan ideal.
Menurut Agum, kombinasi sipil-militer di pucuk tertinggi pemerintahan untuk Indonesia saat ini adalah yang paling baik. Dan Ryamizard, kata Agum, memiliki rangkaian kualitas yang dibutuhkan yakni: berkepribadian baik, berlatar belakang dari keluarga yang baik, memiliki rekam jejak yang baik dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Namun, tak semua pihak setuju. Ikrar Nusa Bhakti, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengingatkan bahwa penunjukan Ryamizard sebagai Wapres akan meneguhkan imej bahwa Jokowi sebenarnya disetir Megawati.
“Selama ini Jokowi menyatakan akan menunjuk sendiri wakilnya; sehingga kalau yang ditunjuk adalah Ryamizard, sementara orang tahu Ryamizard adalah orang dekat Megawati, kesan Jokowi sebagai boneka Megawati sulit dihindarkan,” katanya.
Kritik juga datang dari berbagai kelompok LSM yang justru khawatir dengan kemiliteran Ryamizard. LSM Imparsial misalnya mengingatkan bahwa penunjukan Ryamizard akan membangkitkan luka lama tentang ‘penderitaan yang tak dilupakan di Papua dan Aceh’.
Keputusan belum lagi diambil. Dan yang menunggu dengan harap-harap cemas pasti bukan hanya Ryamizard, tapi juga pendukung PDIP, Prabowo atau bahkan Amerika Serikat
SUMBER
Ane gak pernah ngarepin

FOLLOW ME ON TWITTER
0
6K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan