

Tokyo -Bagi sebagian orang, wajah Jakarta mungkin terwakili oleh kata semrawut. Tapi kata itu bisa jadi akan tinggal kenangan 6 tahun lagi atau pada 2020..
Menko Perekonomian Hatta Rajasa punya kalimat yang pas untuk menggambarkan wajah Jakarta pada 2020. "Jakarta is not capital city of Indonesia but capital city of ASEAN," ungkapnya dalam perbincangan dengan wartawan di Imperial Hotel Tokyo, Rabu (11/12/2013) malam waktu setempat.
Optimisme Hatta itu dilandasi oleh program Metropolitan Priority Area (MPA) Jabodetabek yang berisikan 45 proyek prioritas yang pembangunannya diharapkan terlaksana paling lambat pada tahun 2020.
"Coba bayangkan saat itu kita telah memiliki MRT Lebakbulus-Fatmawati-HI. Kita juga punya HI-Kota-Kampung Bandan. Juga ada MRT Cikarang-Balaraja bablas ke Manggarai," kata Hatta menjelaskan argumennya. Infrastruktur transportasi yang disebut Hatta itu merupakan bagian dari 45 proyek MPA yang berstatus Flagship (diutamakan) dan ditargetkan tuntas sebelum 2020.
Selain MRT, armada busway pada tahun itu juga semakin banyak. Monorel sudah beroperasi, juga ada loopline, plus electronic road pricing (ERP).
"Wajah Jakarta akan berkembang lebih ramah. Tidak memancing orang marah, misalnya karena senggolan sesama kendaraan," kata Hatta yang berada di Tokyo untuk menghadiri pertemuan keempat steering committee MPA Indonesia-Jepang.
Proyek berlabel Flagship selain MRT adalah pembangunan pelabuhan Cilamaya di Karawang; perluasan Bandara Soekarno-Hatta; pembangunan sistem limbah di Jakarta dan pembangunan kluster riset
Selain proyek Flagship tersebut, ada 15 proyek berkategori fast track yang pelaksanaannya direncanakan paling lambat awal 2014. Proyek itu antara lain meningkatkan kapasitas jaringan jalan; meningkatkan kapasitas jalan kereta Jabodetabek, memperbaiki rekonstruksi stasiun pompa timur di Pluit untuk menanggulangi banjir di kawasan Pluit dan sekitarnya, hingga pembangunan jalur transmisi interkoneksi Jawa-Sumatera.
Dengan puluhan proyek pembangunan senilai Rp 411,3 triliun tersebut, wajar bila Hatta optimis wajah Jakarta beberapa tahun ke depan akan lebih kinclong.
Jepang sendiri merupakan investor asing yang terlibat dalam proyek itu. "Saya akan terus mengundang partisipasi pemerintah dan pihak swasta Jepang sebagai mitra Indonesia dalam merealisasikan proyek-proyek pembangunan MPA," kata Hatta.
Saat ini, Jepang merupakan investor nomor satu di Indonesia, mengalahkan dominasi Singapura yang kini di peringkat kedua. Survei Japan Bank of International Cooperation (JBIC) yang dilakukan pada 500 perusahaan Jepang juga menunjukkan Indonesia sebagai negara yang paling diminati sebagai tujuan investasi.
Hatta optimistis MPA yang termaktub dalam MP3EI akan terus berlanjut meskipun terjadi pergantian kepemimpinan pada 2014. Pihak Jepang juga tidak pernah mengkhawatirkan hal itu. "Tidak ada kecemasan dari pihak Jepang," ujar Hatta yang didampingi Menperin MS Hidayat.
sumber: [url]http://finance.detik..com/read/2013/12/12/073413/2439523/4/membayangkan-wajah-jakarta-tahun-2020?f9911013[/url]


Pengguna Angkutan Umum di Jakarta Baru 14%, Kalah Dari Seoul dan Hong Kong
Jakarta -Pengguna angkutan umum di kawasan Ibu Kota Jakarta dinilai masih rendah. Bahkan jika dibandingkan dengan Seoul (Korea Selatan) dan Hong Kong, masyarakat Jakarta lebih suka menggunakan kendaraan pribadi.
"Pengguna kendaraan umum di Jakarta baru 14% sisanya menggunakan kendaraan pribadi. Kalau Seoul pengguna angkutan umumnya sudah 60%, Hong Kong 90% dan Taipei 50%," ungkap Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Perikesit kepada detikFinance, Rabu (23/10/2013).
Banyaknya kendaraan yang melintas dan memenuhi ruas jalan Ibu Kota berdampak pada laju kendaraan. Rata-rata laju kendaraan di Jakarta hanya di bawah 18-20 km/jam jauh lebih lambat bila dibandingkan Bangkok (Thailand) dan Tokyo (Jepang).
"Kecepatan perjalanan baik motor dan mobil rata-rata di pagi hari di bawah 18-20 km/jam. Sedangkan untuk kota Bangkok dan Tokyo sudah 23 km/jam," imbuhnya.
Salah satu pemicunya adalah tidak ada niat dari pengendara pribadi untuk beralih ke kendaraan umum. Sehingga arus lalu lintas penuh dan kendaraan berjalan lambat.
"Solusinya adalah menyiapkan angkutan umum yang lebih baik karena penumpang yang menggunakan motor dan mobil itu akan pindah ke angkutan umum dan jalanan bisa lengang sehingga kendaraan bisa dipacu cepat dan nyaman," katanya.
Salah satu kunci yang bisa dilakukan adalah modernisasi angkutan umum di semua kota di Indonesia. Menurut Danang, di Indonesia semua transportasi umum mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitasnya.
"Jadi harus ada revolusi yang dilakukan pemerintah untuk memberikan investasi yang cukup besar. Contohnya pengurangan subsidi BBM sebesar Rp 50 triliun. Sebagian kita investasikan angkutan umum baik untuk infrastruktur maupun alatnya tercapai target 40-60% masyarakat menggunakan kendaraan umum dan kecepatan bisa mencapai 18-20 km/jam," cetusnya.
sumber : [url]http://finance.detik..com/read/2013/10/23/074128/2392883/4/pengguna-angkutan-umum-di-jakarta-baru-14-kalah-dari-seoul-dan-hong-kong[/url]