- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tradisi Unik Wanita Suku Kayan


TS
e_1
Tradisi Unik Wanita Suku Kayan
Quote:

Ladies, apakah makna kecantikan untuk Anda saat ini? Tentunya setiap wanita memiliki keyakinan masing-masing tentang arti kecantikan untuk dirinya. Makna kecantikan juga dipengaruhi lingkungan tempat wanita tinggal. Mungkin Anda akan sedikit terkejut jika wanita suku Kayan di kawasan Burma Timur, lebih memilih memanjangkan lehernya agar terlihat cantik, seperti dilansir dari dailymail.co.uk.
Wanita suku Kayan sejak usianya masih 5 tahun sudah memakai kumparan di lehernya. Jumlah kumparan akan bertambah seiring bertambahnya usia mereka. Kumparan yang terbuat dari kuningaan ini dibuat sendiri oleh wanita suku Kanyan dan tentu saja menghabiskan waktu yang tak sedikit hingga proses memasangnya di leher mereka. Berat 10 set kumparan bisa mencapai 10 kilogram. Anda bisa membayangkan bagaimana rasanya jika leher membawa beban seberat sekian, belum lagi luka yang ditimbulkan akibat gesekan kulit dengan benda logam ini.
Dengan menggunakan kumparan di lehernya, tentu saja membatasi gerak para wanita untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Namun demikian wanita suku Kanyan jarang sekali melepas kumparan kuningan dari lehernya, kecuali ingin menggantinya dengan versi yang lebih panjang. Bahkan mereka lebih suka selalu memakainya daripada merasakan memar dan rasa sakit yang tidak nyaman ketika kumparan tersebut dilepas. Jelas saja, otot-otot leher mereka menjadi lebih lemah karena setiap harinya kumparan tersebut menekan otot sekaligus menyangganya agar leher semakin terlihat panjang.
Belum ada kisah yang jelas mengapa para wanita ini memakai kumparan untuk memanjangkan lehernya. Namun beberapa sumber menyebutkan, lilitan itu untuk melindungi wanita dari gigitan harimau, selain itu ada juga yang menyebutkan dengan memakai lilitan para wanita tidak terlihat menarik sehingga mencegah suku lain membawa mereka sebagai budak. Namun teori terakhir yang beredar belakangan ini menyebutkan, cara ini untuk menarik wisatawan yang akhirny bisa menghasilkan pemasukan bagi warga suku Kayan.
Spoiler for Apa itu suku kayan:
Quote:
Suku Kayanmerupakan salah satu suku Dayak yang berasal dan kelompok rumpun kenyah-kayan-bahau dan Serawak Saat masuk ke wilayah Kalimantan Timur pertama kalinya, suku Kayan tinggal di daerah aliran Sungai Kayan Namun suku ni tidak menetap terus ditempat tersebut Hal nii dikarenakan sedang terjadi peperangan antarasuku Jadi, mereka mengungsi ke daerah lain yang lebih aman Selain itu, perpindahan mereka juga dilakukan dalam rangka mencari lahan subur untuk bercocok tanam sehingga membantu kelangsungan hidup mereka Selama 300 tahun, para masyarakat Kayan tinggal di daerah aliran Sungai Kayan Setelah itu, mereka melakukan imigrasi ke berbagai daerah lain supaya bisa menjalani kehidupan yang Iebih baik lagi Sejak 1969 hingga sekarang, masyarakat Kayan tinggal
di daerah Suku Wehea, yaitu di aliran Sungai Wahau Berdasarkan persentase, ada sekitar 1,4% Suku Kayan dari seluruh jumlah penduduk yang ada di Kutai Barat.
Suku asli Kayan sendiri merupakan etnis minontas Tibeto-Burman yang ada di Myanmar. Masyarakat asl Kayan Iebih suka disebut dengan orang Kayan atau Kayan. Suku ni memang kaya akan tradisi dan budaya. Budaya yang ada yaitu telinga besar, telinga panjang, dan cincin leher Suku ni juga terbagi menjadi beberapa sub kelompok, yaitu Kayaw, Kayan Kahki, Kayan Gebar, Kayan Kangan, Kayan Lahta, Kayan Ka Khaung (Gheko), dan Kayan Lahwi (Padaung)
Perbedaan antarsub-kelompok tersebut terli hat dan pakaian tradisional yang mereka kenakan. Akan tetapi, ada satu tradisi yang hanya dimiliki oleh satu sub-suku berupa menggunakan cincin di bagian Iehermya, yaitu suku Kayan Lahwi atau Padaung.
di daerah Suku Wehea, yaitu di aliran Sungai Wahau Berdasarkan persentase, ada sekitar 1,4% Suku Kayan dari seluruh jumlah penduduk yang ada di Kutai Barat.
Suku asli Kayan sendiri merupakan etnis minontas Tibeto-Burman yang ada di Myanmar. Masyarakat asl Kayan Iebih suka disebut dengan orang Kayan atau Kayan. Suku ni memang kaya akan tradisi dan budaya. Budaya yang ada yaitu telinga besar, telinga panjang, dan cincin leher Suku ni juga terbagi menjadi beberapa sub kelompok, yaitu Kayaw, Kayan Kahki, Kayan Gebar, Kayan Kangan, Kayan Lahta, Kayan Ka Khaung (Gheko), dan Kayan Lahwi (Padaung)
Perbedaan antarsub-kelompok tersebut terli hat dan pakaian tradisional yang mereka kenakan. Akan tetapi, ada satu tradisi yang hanya dimiliki oleh satu sub-suku berupa menggunakan cincin di bagian Iehermya, yaitu suku Kayan Lahwi atau Padaung.
Quote:
Suku Kayan dan Kerangkeng Leher
Memang ukuran kecantikan seseorang berbeda-beda Ada yang melihat hanya dan segi fisiknya, tetapi ada juga yang dilihat dari kepribadiannya Jadi, tidak ada takaran yang pasti untuk mengukur kecantikan seseorang.
Ada salah satu hal unik untuk mengukur standar kecantikan pada wanita di suku asli Kayan Perbatasan antara Burma dan Thailand merupakan daerah terpencil yang diisi oleh beberapa suku minoritas, salah satunya suku Padaung atau Kayan.
Para wanita Kayan ini terdiri atas beberapa sub-suku. Untuk membedakannya, dapat dilihat dan pakaian adat yang merupakan ciri khas pada setiap sub-suku Bukan hanya perbedaan pakaian melainkan juga bahasa dan juga adat. Namun, keunikan yang sangat menonjol di antara sub-suku tersebut yaitu suku Padaung.
Suku Padaung nii terkenal dengan ciri khas yang unik ,yakni penggunaan kerangkeng leher atau neck ring. Leher akan diblit dengan kalung yang bentuknya spiral. Neck ring yang dipakai terbuat dar tembaga kuning. Kalung yang mereka pakai bukan hanya berfungsi sebagai aksesori, tetapi juga sebuah lambang kecantikan setiap wanita.
Memang ukuran kecantikan seseorang berbeda-beda Ada yang melihat hanya dan segi fisiknya, tetapi ada juga yang dilihat dari kepribadiannya Jadi, tidak ada takaran yang pasti untuk mengukur kecantikan seseorang.
Ada salah satu hal unik untuk mengukur standar kecantikan pada wanita di suku asli Kayan Perbatasan antara Burma dan Thailand merupakan daerah terpencil yang diisi oleh beberapa suku minoritas, salah satunya suku Padaung atau Kayan.
Para wanita Kayan ini terdiri atas beberapa sub-suku. Untuk membedakannya, dapat dilihat dan pakaian adat yang merupakan ciri khas pada setiap sub-suku Bukan hanya perbedaan pakaian melainkan juga bahasa dan juga adat. Namun, keunikan yang sangat menonjol di antara sub-suku tersebut yaitu suku Padaung.
Suku Padaung nii terkenal dengan ciri khas yang unik ,yakni penggunaan kerangkeng leher atau neck ring. Leher akan diblit dengan kalung yang bentuknya spiral. Neck ring yang dipakai terbuat dar tembaga kuning. Kalung yang mereka pakai bukan hanya berfungsi sebagai aksesori, tetapi juga sebuah lambang kecantikan setiap wanita.
Quote:
Makna Lilitan Kalung
Pemakaian dari lilitan kalung tersebut dipercaya bukan hanya untuk menunjukkan kecantikan wanita, tetapi juga untuk membangun sexual dimorphism, daya tark dalam hal seksual yang sangat disukai oleh para pria Dua anggapan inilah yang membuat para wanita suku Padaung atau Kayang Lahwi tetap menjaga tradisi ini Selain itu, ada juga anggpan yang menyatakan bahwa kalung tembaga yang dililitkan tersebut menunjukkan perempuan seperti seekor naga Naga yang dimaksud yaitu mempunyai sifat kuat,
tetapi tetap indah. Naga bagi suku Padaung nii adalah binatang suci Sebenarnya, wanita Kayan bisa memahami makna yang ada pada penggunaan neck ring tersebut. Bagi mereka, apa pun risiko
nantinya akan mereka terima, pemakaian lilitan kalung tembaga nii merupakan wuiud dar rasa hormat mereka pada nenek moyang atas tradisi yang ada sejak dahulu kala.
Kebanggaan sangat dirasakan oleh para wanita suku Padaung nii bila lilitan kalung tersebut dipandang sebagai ciri kas yang ada dalam budaya mereka Memang dalam kenyataannya, penggunaan lilitan kalung nii tidak terasa nyaman karena tercekik dengan lilitan tersebut Contohnya dalam hal bernapas saja mereka mengalami kesulitan serta sulitnya melakukan aktivitas keseharian. Akan tetapi, karena pemakaian hlitan kalung ini dipakai sejak usia 5 tahun, tentunya sucdah menjadm hal yang biasa Mereka sudah terbiasa melakukan segala hal dalam kehidupannya dengan memakai lilitan kalung tersebut
Pemakaian dari lilitan kalung tersebut dipercaya bukan hanya untuk menunjukkan kecantikan wanita, tetapi juga untuk membangun sexual dimorphism, daya tark dalam hal seksual yang sangat disukai oleh para pria Dua anggapan inilah yang membuat para wanita suku Padaung atau Kayang Lahwi tetap menjaga tradisi ini Selain itu, ada juga anggpan yang menyatakan bahwa kalung tembaga yang dililitkan tersebut menunjukkan perempuan seperti seekor naga Naga yang dimaksud yaitu mempunyai sifat kuat,
tetapi tetap indah. Naga bagi suku Padaung nii adalah binatang suci Sebenarnya, wanita Kayan bisa memahami makna yang ada pada penggunaan neck ring tersebut. Bagi mereka, apa pun risiko
nantinya akan mereka terima, pemakaian lilitan kalung tembaga nii merupakan wuiud dar rasa hormat mereka pada nenek moyang atas tradisi yang ada sejak dahulu kala.
Kebanggaan sangat dirasakan oleh para wanita suku Padaung nii bila lilitan kalung tersebut dipandang sebagai ciri kas yang ada dalam budaya mereka Memang dalam kenyataannya, penggunaan lilitan kalung nii tidak terasa nyaman karena tercekik dengan lilitan tersebut Contohnya dalam hal bernapas saja mereka mengalami kesulitan serta sulitnya melakukan aktivitas keseharian. Akan tetapi, karena pemakaian hlitan kalung ini dipakai sejak usia 5 tahun, tentunya sucdah menjadm hal yang biasa Mereka sudah terbiasa melakukan segala hal dalam kehidupannya dengan memakai lilitan kalung tersebut
Quote:
Kepercayaan Suku Kayan
Agama yang ada di suku ash Kayan dikenal dengan Kan Khwan.
Agama nii telah menjadi bagian dan kehidupan mereka sejak melakukan imigrasi pada saat zaman perunggu. Dalam KanbKhwan tersebut, orang Kayan mempunyai kepercayaan bahwa
persatuan yang terjadi antara naga perempuan dan manusia laki-laki akan menghasilkan setengah malaikat Bahkan, di suku nii, terdapat berbagai festival mengenai
keagamaan, salah satunya yaitu 3-day Kay Hei Bo festivaL Festival nii merupakan wujud perayaan untuk memperingati keyakinan bahwa dewa telah menciptakan mereka Acara utama yang ada di festival nii yaitu menanam pos kecil di tanah yang merupakan wujud penghormatan mereka terhadap dewa pencipta
Pelaksanaan untuk festival nii yaitu pada bulan Maret akhir atau pada bulan April awal Di dalam festival ni, mereka juga menunjukkan rasa syukur kepada dewa yang telah memberikan segala berkat di sepanjang tahun Selain itu, juga untuk meminta ampun atas segala kesalahan yang selama nii mereka lakukan
Festival nii dijadikan sebagai tempat bagi para suku ash Kayan untuk menjaga solidaritas satu sama lain. Festival nii sendiri dihadiri oleh orang-orang Kayan yang berasal dar berbagai desa
Agama yang ada di suku ash Kayan dikenal dengan Kan Khwan.
Agama nii telah menjadi bagian dan kehidupan mereka sejak melakukan imigrasi pada saat zaman perunggu. Dalam KanbKhwan tersebut, orang Kayan mempunyai kepercayaan bahwa
persatuan yang terjadi antara naga perempuan dan manusia laki-laki akan menghasilkan setengah malaikat Bahkan, di suku nii, terdapat berbagai festival mengenai
keagamaan, salah satunya yaitu 3-day Kay Hei Bo festivaL Festival nii merupakan wujud perayaan untuk memperingati keyakinan bahwa dewa telah menciptakan mereka Acara utama yang ada di festival nii yaitu menanam pos kecil di tanah yang merupakan wujud penghormatan mereka terhadap dewa pencipta
Pelaksanaan untuk festival nii yaitu pada bulan Maret akhir atau pada bulan April awal Di dalam festival ni, mereka juga menunjukkan rasa syukur kepada dewa yang telah memberikan segala berkat di sepanjang tahun Selain itu, juga untuk meminta ampun atas segala kesalahan yang selama nii mereka lakukan
Festival nii dijadikan sebagai tempat bagi para suku ash Kayan untuk menjaga solidaritas satu sama lain. Festival nii sendiri dihadiri oleh orang-orang Kayan yang berasal dar berbagai desa
Quote:
Seorang wanita Kayan duduk di rumah asap di desa Panpet, Demoso Township di negara bagian Kayah.


Quote:
salah satu kegiatan wanita Kayan adalah menenun


Quote:
Beberapa wanita Kayan Etnis, dikenal sebagai Padaung, mulai mengenakan cincin perunggu pada indera leher dan kaki dari usia muda.
Perempuan Kayanmulai memakai enam sampai sepuluh cincin ketika mereka berusia 5-10 tahun dan kemudian mereka memakai satu tahun lagi untuk tahun-tahun setelah itu.


Perempuan Kayanmulai memakai enam sampai sepuluh cincin ketika mereka berusia 5-10 tahun dan kemudian mereka memakai satu tahun lagi untuk tahun-tahun setelah itu.


Quote:




Quote:
Diubah oleh e_1 28-04-2014 12:08
0
7.5K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan