- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Film-Film Indonesia Peraih Piala Citra di FFI dari dulu sampai sekarang


TS
jajangkit
Film-Film Indonesia Peraih Piala Citra di FFI dari dulu sampai sekarang
SALAM KASKUS AGAN/AGANWATI SEMUA
" style="font-family:Roboto !important;">Moga-moga thread pertama dari jajangkitbisa berkesan
di Trit pertamax ini ane mau share film-film apa aja yang pernah ngeraih penghargaan sebagai film terbaik di FFI dari jaman behaule sampai trbaru 2013
cekidot gan
Spoiler for Selayang Pandang FFI:

Festival Film Indonesia (FFI) merupakan ajang penghargaan tertinggi bagi dunia perfilman di Indonesia. FFI pertama kali diselenggarakan pada tahun 1955 dan berlanjut pada tahun 1960 dan 1967 (dengan nama Pekan Apresiasi Film Nasional), sebelum akhirnya mulai diselenggarakan secara teratur pada tahun 1973.
Tahun 1955 Lewat Djam Malam dan Tarmina
Spoiler for Lewat Djam Malam & Tarmina:
Di Festival Film Indonesia yang pertamax ini film terbaik di anugerahin kepada dua film yaitu Lewat Djam Malam dan Tarmina

Film ini menceritakan kisah ketika Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Pada masa itu, tentara masih berusaha menguasai keadaan dan menyelenggarakan jam malam di Kota Bandung.
Pada saat itu, Iskandar (diperankan oleh A.N. Alcaff) memutuskan untuk meninggalkan dinas ketentaraan dan memulai kehidupan baru sebagai penduduk sipil dengan meminta pertolongan kekasihnya yang bernama Norma (diperankan oleh Netty Herawati) beserta keluarganya. Akan tetapi, ketika ia berusaha mengontak mantan kawan-kawannya dari dinas ketentaraan untuk mencari pekerjaan, dia baru mengetahui bahwa korupsi telah merajalela dengan mengatasnamakan perjuangan mereka.
Iskandar kebetulan bertemu dengan temannya, Puja, yang telah beralih profesi menjadi seorang germo, juga mantan atasannya, Gunawan, yang telah menjadi seorang kontraktor perusahaan yang selalu melakukan korupsi dalam setiap pekerjaannya.
Melihat hal itu, Iskandar marah bukan main sehingga ia menyekap Gunawan sebagai seorang tawanan. Pada saat itu ia memaksa Gunawan untuk mengakui kesalahannya akan korupsi yang telah dilakukan dan Iskandar melihatnya sebagai usaha untuk menegakkan keadilan dan kemurnian perjuangan yang telah mereka raih dengan susah payah.
Gunawan menolak mengaku dan tidak menganggapi ancaman Iskandar dengan serius walaupun Iskandar telah menodongnya dengan senapan. Saking kesalnya, Iskandar menekan pelatuk senapan tersebut sehingga Gunawan tewas tertembak. Terkejut oleh tindakannya sendiri, Iskandar bingung dan lupa akan jam malam yang telah ditetapkan dan keluyuran kembali ke rumah Norma dalam keadaan linglung. Akibatnya, dia tertembak oleh pasukan jaga jam malam dan meninggal di depan pintu rumah Norma.
[/list]

Film ini menceritakan kisah ketika Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Pada masa itu, tentara masih berusaha menguasai keadaan dan menyelenggarakan jam malam di Kota Bandung.
Pada saat itu, Iskandar (diperankan oleh A.N. Alcaff) memutuskan untuk meninggalkan dinas ketentaraan dan memulai kehidupan baru sebagai penduduk sipil dengan meminta pertolongan kekasihnya yang bernama Norma (diperankan oleh Netty Herawati) beserta keluarganya. Akan tetapi, ketika ia berusaha mengontak mantan kawan-kawannya dari dinas ketentaraan untuk mencari pekerjaan, dia baru mengetahui bahwa korupsi telah merajalela dengan mengatasnamakan perjuangan mereka.
Iskandar kebetulan bertemu dengan temannya, Puja, yang telah beralih profesi menjadi seorang germo, juga mantan atasannya, Gunawan, yang telah menjadi seorang kontraktor perusahaan yang selalu melakukan korupsi dalam setiap pekerjaannya.
Melihat hal itu, Iskandar marah bukan main sehingga ia menyekap Gunawan sebagai seorang tawanan. Pada saat itu ia memaksa Gunawan untuk mengakui kesalahannya akan korupsi yang telah dilakukan dan Iskandar melihatnya sebagai usaha untuk menegakkan keadilan dan kemurnian perjuangan yang telah mereka raih dengan susah payah.
Gunawan menolak mengaku dan tidak menganggapi ancaman Iskandar dengan serius walaupun Iskandar telah menodongnya dengan senapan. Saking kesalnya, Iskandar menekan pelatuk senapan tersebut sehingga Gunawan tewas tertembak. Terkejut oleh tindakannya sendiri, Iskandar bingung dan lupa akan jam malam yang telah ditetapkan dan keluyuran kembali ke rumah Norma dalam keadaan linglung. Akibatnya, dia tertembak oleh pasukan jaga jam malam dan meninggal di depan pintu rumah Norma.
[/list]
Tahun 1960 - Turang
Spoiler for Turang:
Turang film dirilis tahun 1957 disutradarai oleh Bachtiar Siagian. Di Bintangi oleh Nizmah, Omar Bach dan Tuahta Perangin-angin. Filmnya sendiri mengambil setting di Desa Seberaya di Kabupaten Karo.
Filmnya berkisah tentang perjuangan gerilya melawan Belanda di Tanah Karo (Sumatera Utara), khususnya di Seberaja. Wakil komandan Rusli (Omar Bach) yang terluka diserahkan perawatannya kepada Tipi (Nizmah), adik anggota gerilyawan Tuah (Tuahta Perangin-angin), maka terbitlah jalinan cinta antara Rusli dan Tipi, namun keadaan tidak memungkinkan mereka terus bersama. Serangan Belanda, atas petunjuk mata-mata Belanda, Dendam (Hadisjam Tahax), memaksa pasukan terus berpindah-pindah untuk melaksanakan perang bergerilya.
Ironisnya film ini tidak diketahui lagi keberadaannya sekarang karena sang sutradara yg di anggap seorang komunis.
Tahun 1973 - Perkimpoian
Spoiler for Perkimpoian:
Film Perkimpoian yang di bintangi pasangan Sophan Sophian dan Widyawati ini disutradai oleh Wim Umboh
Berkisah tentang Mas Tok (Sophan Sophiaan) adalah anak seorang ningrat kaya yang sedang belajar di Belanda dan berjumpa dengan Inge (Widyawati), seorang karyawati biro perjalanan Nitour. Setelah mereka menikah, mereka tak urung punya anak karena penyakit yang diderita oleh Mas Tok. Setelah kembali ke Indonesia pasangan ini tak disukai orang tua oleh Mas Tok, yang sudah menjodohkannya dengan gadis lain. Untung sang gadis sudah mempunyai pacar, sehingga kimpoi paksa tersebut urung dilakukan. Mas Tok kemudian kembali ke Eropa untuk menyembuhkan penyakitnya. Selama waktu itu, Inge diusir mertuanya karena ketahuan hamil dan dianggap melakukan serong. Ketika Mas Tok kembali dan tidak menemui istrinya, ia menyalahkan orang tuanya, karena sebenarnya bayi itu adalah anaknya. Dalam hujan salju, Mas Tok kembali menemui Inge, persis seperti pada awal pertemuan, kali ini disaksikan orang tua Mas Tok.
Tahun 1974 - Cinta Pertama
Spoiler for :

Cinta Pertama merupakan film yang diproduksi di tahun 1973 dan meraih film terbaik tahun berikutnya di tahun 1974. Film ini sendiri disutradai Teguh Karya dan dibintang Christine Hakim dan Slamet Raharjo
Berkisah tentang Ade dan kawan kawannya bertemu dengan Bastian di kereta yang membawa mereka ke Jakarta. Bastian bermaksud memenuhi panggilan lamaran kerja, sementara Ade dan kawan kawannya baru pulang dari bepergian. Ternyata Bastian bekerja pada kantor ayah Ade. Tumbuhlah cinta di antara mereka, namun terhadang dua permasalahan. Ade dijodohkan dengan Johny, anak dari rekan kerja ayah Ade yang baru saja kembali dari Jerman, namun Ade menolaknya. Permasalahan lain muncul ketika seseorang yang mengaku mertua Bastian datang ke kantor ayah Ade dan melaporkan bahwa Bastian adalah mantan napi, karena telah membunuh anaknya. Ade hanya bisa bersikap pasrah apalagi Bastian tiba tiba menghilang hanya meninggalkan sepucuk surat. Ternyata Bastian kembali menekuni pekerjaan bertani bunga membantu orang tua angkatnya. Pada waktu Bastian mengantar bunga ke Jakarta bertemulah ia dengan Ade dan calon suaminya Johny. Bastian marah karena tidak rela Ade bersanding dengan Johny. Bastian mempunyai dendam dengan Johny karena penyebab kematian istrinya adalah Johny. Johny pernah merudapaksa istrinya sehingga timbul perkelahian, tapi justru istrinya yang menjadi korban terbunuh oleh suaminya sendiri. Bastian menceritakan semua kejadian dengan mengirim surat yang dibawa oleh sahabat Ade. Ade akhirnya kembali ke Bastian dan melarikan diri pada saat hari pernikahan Ade dengan Johny. Ade dan Bastian akhirnya menikah, sementara Johny dan Herman meninggal saat perkelahian menyelamatkan Ade dan Bastian.
Tahun 1975 - Senyum Pagi di Bulan Desember
Spoiler for :
Senyum pagi di Bulan Desember disutradarai oleh Wim Umboh.
Berkisah tentang Buang (Kusno Sudjarwadi), Bernardus (Rachmat Hidayat), dan Bakar (Sukarno M.Noor) adalah tiga orang narapidana yang melarikan diri saat terjadi pemberontakan di penjara. Pertemuan dengan Bunga (Santi Sardi) seorang gadis cilik yang kesepian karena orangtuanya sibuk bekerja.
Tahun 1976 - Cinta
Spoiler for :
Film ini disutradari oleh Wim Umboh dan dibintangi Ratnoe Timoer, Marini Sardi dan Pitrajaya Burnama
Berkisah tentang Sarah (Marini) seorang penyayi klab malam, harus menghidupi suaminya, Paul Lasut (Koesno Sudjarwadi) yang penjudi. Di suatu tikungan jalan mobil yang dikendarai Sarah hampir bertabrakan dengan mobil seorang pemuda gagah David Pangabaean (Ratno Timoer) direktur bank. Peristiwa ini berlanjut dengan saling jatuh cinta. Lasut tewas tertembak di meja judi. Sarah menuduh kematian Lasut karena uang pemberian David, yang tetap saja setia mengunjungi tempat kerja Sarah. david sendiri punya masalah dalam pekerjaannya, karena ulah pembantu utamanya. Semua masalah berakhir David dan Sarah menikah, seolah kemenangan "cinta" yang ada dalam impian.
Tahun 1977
Spoiler for :
Tidak ada pemenang
Tahun 1978 - Jakarta, Jakarta
Spoiler for :
Jakarta Jakarta adalah sebuah film Indonesia yang diproduksi pada tahun 1978. Film ini disutradarai oleh Ami Prijono dan dibintangi antara lain oleh El Manik, Ricca Rachim dan Deddy Sutomo. Film ini mengambil setting ketika pesta olah raga nasional PON tahun 1977 diselenggarakan. Gubernur DKI pada saat itu, Ali Sadikin, turut muncul dalam film itu ketika memberikan semangat dalam acara PON kepada para atlit yang ikut berlaga. Api PON yang terus menyala menjadi selingan dalam film Jakarta Jakarta.
Tahun 1979 - November 1828
Spoiler for :

November 1828 disutradarai oleh Teguh Karya dan dibintangi antara lain oleh Slamet Rahardjo, Rachmat Hidayat dan Yenny Rachman.
Berkisah tentang perjuangan sebuah kelompok penduduk desa di Jawa pada saat perang Diponogoro yang memberontak melawan pemerintahan penjajahan Hindia Belanda
Jalinan kisah November 1828 ini dimulai ketika Kapten van der Borst, disertai pasukannya, berusaha mengorek informasi tentang lokasi persembunyian Sbaik Prawirodirdjo, tangan kanan Pangeran Diponegoro
Tahun 1980 - Perawan Desa
Spoiler for :

Perawan Desa dirilis pada tahun 1980 disutradarai oleh Frank Rorimpandey dan dibintangi oleh Yati Surachman dan Hendra Cipta.
Berkisah tentang Film ini mengisahkan tentang Sum Kuning (Yatty Surachman) seorang gadis belia penjual telur yang cantik dari Godean, Yogyakarta. Pada tahun 1970 ia dirudapaksa oleh anak seorang tokoh masyarakat (dan diduga juga oleh beberapa teman anak itu) di kota Yogyakarta.
Kasus ini merebak menjadi berita besar ketika pihak penegak hukum terkesan mengalami kesulitan untuk membongkar kasusnya hingga tuntas. Pertama-tama Sum Kuning disuap agar tidak melaporkan kasus ini kepada polisi. Belakangan tuduhan Sum Kuning dinyatakan sebagai dusta. Seorang pedagang bakso keliling dijadikan kambing hitam dan dipaksa mengaku sebagai pelakunya.
Tahun 1981 - Perempuan dalam Pasungan
Spoiler for :

Perempuan Dalam Pasungan (Shackled Woman) film drama yang dirilis tahun 1980 disutradarai oleh Ismail Soebardjo. Film ini dibintangi Nungki Kusumastuti, Frans Tumbuan dan Rini S. Bono.
Berkisah tentang Fitria (Nungki Kusumastuti), simbol dari perempuan Indonesia yang rupawan, halus tutur kata, rendah hati, sederhana dan khususnya sangat fleksibel dalam semua hal. Dia selalu menuruti apa perkataaan orang tua dan suaminya (Frans Tumbuan). Dari sinilah semua masalah timbul dan tertuang dalam film ini.
Tahun 1982 - Serangan Fajar
Spoiler for :

Serangan Fajar adalah film dokumentar drama perang Indonesia pada tahun 1982 disutradarai oleh Arifin C. Noer dan dibintangi Amoroso Katamsi.
Film ini salah satu film propaganda Orde Baru untuk memanipulasi sejarah dan menciptakan kultus dengan Soeharto di tengahnya.
Berkisah tentang 3 bagian drama sejarah yang menetukan nasib bangsa Indonesia pada tahun 1945, dimana perang telah berakhir dan Indonesia berusaha meraih kemerdekaannya. Kisah ini mengambil tokoh seorang paman dan keponakannya (Temon), dimana kisah ini menceritakan tentang sang paman yang berusaha untuk mendapatkan cinta dari gadis pujaannya sedangkan keponakannya sendiri lebih dalam usahanya dalam menunggu ayahnya yang berprofesi sebagai tentara kembali dari medan peperangan.
Tahun 1983 - Di Balik Kelambu
Spoiler for :

Di Balik Kelambu dirilis pada tahun 1983. Film ini disutradarai Teguh Karya dan dibintangi oleh Slamet Rahardjo, Christine Hakim, dan Nungki Kusumastuti
Berkisah tentang Hasan (Slamet Rahardjo), anak menantu Abah (Maruli Sitompul). Diceritakan bahwa Abah sangat tidak bahagia dengan Hasan karena dia membandingkannya dengan anak menantunya yang lain, Bakri (August Melasz) yang kaya dan mempunyai pabrik. Keadaan menjadi lebih buruk ketika karena Hasan dan Nurela (Christine Hakim) istrinya masih tinggal di paviliun ibu mertua Hasan. Dari sinilah masalah mereka mulai timbul sepanjang cerita.
Tahun 1984
Spoiler for :
Tidak ada Pemenang
Tahun 1985 - Kembang Kertas
Spoiler for :

Kembang Kertas merupakan film drama yang disutradarai Slamet Raharjo. Film ini diangkat dari karya sastra dari Putu Wijaya dengan judul yang sama. Dibintang Lenny Marlina, Zainel Abidin dan Rima Melati.
Berkisah tentang Prabowo (Zaenal Abidin) yang memasuki bisnis bahaya karena dorongan isterinya (Rima Melati) dan dijebloskan ke penjara. Sementara menunggu pengadilan, Prabowo dibebaskan oleh Wahyuni (Lenny Marlina) kawan kongsinya. Ia seorang janda cerai yang mencintainya. Rini (Dewi Yull) dan Ani (Ria Irawan) anak-anak Prabowo mengalami guncangan karena harus pindah dari rumah mewah ke rumah susun sederhana.
Narkotik dan perek merupakan pelampiasan mereka, ibunya sakit-sakitan, dan Wahyuni mencoba mengangkangi Prabowo. Setelah terbongkar masalahnya, Wahyuni rela Prabowo kembali ke keluarga, Rini mencoba menjadi fotografer mengikuti pacarnya Anton (Herman Felani) yang juga pemuda frustrasi. Mereka berkesempatan menjadi pemandu wisata di Bali. Wartawan (Bangun Sugito) mengaku mau jadi ”saksi kehidupan
Tahun 1986 - Ibunda
Spoiler for :

Ibunda film yang disutradarai oleh Teguh Karya dan dibintangi Tuti Indra Maloan, Alex Komang, dan Ria Irawan.
Film ini berkisah tentang Ibu Rakhim (Tuti Indra Malaon) seorang janda priyayi, menghadapi dua masalah terpisah dalam keluarganya. Fitri (Ria Irawan) anak perempuan bungsunya, mempunyai pacar bernama Luke yang dibenci oleh Farida (Niniek L. Karim), kakak Fitri, dan suaminya yang kaya dari kalangan bangsawan Jawa, Gatot, karena Luke adalah seorang Papua bukan Orang Jawa. Pada saat yang bersamaan anak laki-lakinya, Fikar (Alex Komang), meninggalkan istri dan anak-anaknya untuk tinggal dengan seorang artis. Film ini berusaha menunjukkan sisi psikologi dari seorang ibu dan hubungan moral diantaranya dalam menyelesaikan masalah keluarganya. Juga mengingatkan kita akan pentingnya arti keluarga / ibu. Dukungan seorang Ibu terhadap anak-anaknya maupun pasangannya, dari status sosial hingga warna kulit, dikupas di film ini.
Di akhir film ada sebuah bacaan, yaitu: "Ibu, buku yang habis kau baca, kini mulai ku baca, baru halaman pertama"
Tahun 1987 - Naga Bonar
Spoiler for :

Film Nagabonar dibintang Deddy Mizwar, Nurul Arifin dan Afrizal. Disutradarai oleh M.T. Syarif
Berkisah tentang Naga Bonar (Deddy Mizwar) yang seorang pencopet di Medan yang sering keluar-masuk penjara Jepang, ia bersahabat dengan seorang pemuda bernama Bujang. Sepulang dari penjara, Bang Pohan (Piet Pagau) mengatakan tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia yang sudah diproklamasikan di Jakarta, dan di Medan yang belum sempat dimerdekakan harus memperangi Belanda yang sudah memasuki wilayah Indonesia dengan maksud untuk berkuasa lagi. Lewat narator radio, diceritakan penolong Naga Bonar ketika sakit, Dokter Zulbi yang merupakan teman Bang Pohan diperkirakan sebagai mata-mata Belanda yang ternyata itu hanya isu. Naga Bonarpun menjadi tentara garis depan dalam perlawanan terhadap Belanda. Setelah beberapa perlawanan yang sengit, Naga Bonar dititahkan dari markas untuk mundur karena perundingan dengan Belanda mau dilaksanakan.
Perpindahan pasukan dari desa ke markas menjadi saat Naga Bonar mulai tertarik dengan anak Dokter Zulbi, Kirana (Nurul Arifin). Pada perundingan Belanda dengan Indonesia, Naga Bonar yang menjadi wakil Indonesia justru menunjuk Parit Buntar sebagai tempat wilayah tentaranya (karena Naga Bonar tidak bisa membaca peta). Juru tulis pasukan, Lukman, mengatakan bahwa Parit Buntar adalah tempat yang sudah diduduki oleh Belanda. Setelah itu, Naga Bonar mulai mendekati Kirana dengan hasil yang memuaskan. Sehari setelah itu, Bujang mengambil baju jenderal Naga Bonar dan pergi ke Parit Buntar untuk melawan Belanda, naas, ia tewas. Akhirnya bersama dengan Kirana, dan pasukannya pergi ke Parit Buntar untuk memusnahkan markas Belanda dan berhasil. Film diakhiri dengan orasi Naga Bonar dan Kirana kepada pemuda indonesia.
Tahun 1978 - Tjoet Nja Dhien
Spoiler for :

Tjoet Nja' Dhien merupakan film drama epos biografi sejarah Indonesia tahun 1988 yang disutradarai oleh Eros Djarot. Film ini dibintangi Christine Hakim, Piet Burnama, Slamet Rahardjo, dan juga didukung Rudy Wowor.
Film ini menceritakan tentang perjuangan gigih seorang wanita asal Aceh (lihat Tjoet Nja' Dhien ) dan teman-teman seperjuangannya melawan tentara Kerajaan Belanda yang menduduki Aceh di kala masa penjajahan Belanda di zaman Hindia Belanda. Perang antara rakyat Aceh dan tentara Kerajaan Belanda ini menjadi perang terpanjang dalam sejarah kolonial Hindia Belanda. Film ini tidak hanya menceritakan dilema-dilema yang dialami Tjoet Nja' Dhien sebagai seorang pemimpin, namun juga yang dialami oleh pihak tentara Kerajaan Belanda kala itu, dan bagaimana Tjoet Nja' Dhien yang terlalu bersikeras pada pendiriannya untuk berperang, akhirnya dikhianati oleh salah satu orang kepercayaannya dan teman setianya, Pang Laot yang merasa iba pada kondisi kesehatan Tjoet Nja' Dhien yang menderita rabun dan encok, ditambah penderitaan berkepanjangan yang dialami para pejuang Aceh dan keluarga mereka.
Tahun 1989 - Pacar Ketinggalan Kereta
Spoiler for :
Pacar Ketinggalan Kereta adalah salah satu film Indonesia yang termasuk terbaik sampai saat ini karena hampir memenangkan Piala Citra di semua kategori utama. Film ini didukung oleh aktor dan aktris terkenal seperti Didi Petet, Nurul Arifin, Tuti Indra Malaon dan Onky Alexander.
Kisah dimulai dengan pesta 25 tahun perkimpoian Ibu dan Pak Padmo (Tuti Indra Malaon dan Rachmat Hidayat). Di sini muncul kecemburuan Bu Padmo terhadap sekretaris Pak Padmo, Tante Retno (Niniek L.Karim). Kecemburuan ini semakin menjadi, saat tahu Heru (Onky Alexander) pacaran dengan Ipah (Nurul Arifin), sedang sopirnya Martubi (Alex Komang) pacaran dengan Juminten (Nani Vidia), pembantu tante Retno. Kecemburuan itu juga mengganggu persahabatan Heru, Riri (Ayu Azhari), anak-anaknya dengan Arsal (Iwen Darmanyah), anak tante Retno. Kecemburuan ini membuat banyak salah paham, yang bisa diakhiri dengan gembira.
Daftar film terbaik 1990 - 2013 akan di post berikutnya
Sekian Trit pertamax dari TS maaf kalonya berantakan
Menerima
kalaunya berkesan

Diubah oleh jajangkit 28-04-2014 02:47
0
9.2K
Kutip
19
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan