- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KWIK KIAN GIE (kader PDIP) : di PDIP banyak Koruptornya


TS
bangzakar
KWIK KIAN GIE (kader PDIP) : di PDIP banyak Koruptornya
Quote:
Mantan Ketua Litbang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kwik Kian Gie menyatakan tidak merasa heran atas keterlibatan 18 anggota Fraksi PDIP periode 2004-2009 yang diduga menerima travel cek pemilihan Dewan Gubernur BI Miranda Gultom.
Kalau saya ditanya, apakah heran atau tidak. Saya jawab tidak heran karena banyak koruptor di PDIP, kata Kwik di Jakarta, Senin.
Diungkapkan, indikatornya sangat mudah, yaitu mobil para anggota DPR dari PDIP sangat mewah. Saya kenal mereka. Waktu tahun 1998, betapa miskin mereka. Sekarang kok mobil mereka mewah-mewah, kata Kwik.
Dijelaskan, saat dirinya menjabat Kepala Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) diminta untuk memberikan paparan tentang korupsi. Lalu peserta bertanya, apakah partai politik tidak korupsi.
"Saya menjawab, partai yang paling korupsi adalah partai saya, PDIP," kata Kwik. [wdh]
Quote:
Kwik is back! Setelah relatif lama “diam” dan “sepi” dari liputan media massa, pendekar ekonomi kerakyatan ini kembali “cawe-cawe” dalam urusan kebangsaan, khususnya dunia (budaya) politik melalui caranya yang khas.
Bermula dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-3 PDI Perjuangan di Ancol, Jakarta, September lalu. Melalui tajuk Megawati Cerita `Kembalinya` Kwik Kian Gie, terpetik berita Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri “memperkenalkan” sejumlah tokoh yang hadir dalam rakernas tersebut. Salah seorang yang disorot Megawati adalah mantan Menko Ekuin Kwik Kian Gie.
Dengan nada ringan setengah bercanda, Megawati menyebut Kwik sebagai salah satu kader PDIP yang unik. “Pak Kwik ini lucu. Kalau dulu banyak yang mengeluh, seperti tak tahu Pak Kwik ini,” ujar Megawati sebelum membacakan pidato politikya.
Setelah itu, kita menjumpai iklan di harian Kompas yang dipasangnya untuk memperkenalkan laman kwikkiangie.com. Iklan ini tentu saja mengejutkan setidaknya bagi saya pribadi. “Buat apa Kwik memboroskan uang untuk iklan mahal itu?” Saya bertanya-tanya karena sepengetahuan saya, aksi semacam ini bukanlah gaya Kwik. “Apakah Kwik sedang bernarsis agar pengunjung web-nya meningkat?”
Saat menyempatkan diri untuk singgah di alamat tersebut, saya menemukan tiga posting yang besar dugaan saya hendak diperkenalkan Kwik kepada publik untuk dibaca, yaitu:
Platform Presiden 2014-2019
Platform Presiden 2014 (1) Ketata-negaraan
Platform Presiden 2014 (2) Pemberantasan Korupsi
Teranyar, Kwik menulis di halaman Opini harian Kompas hari ini (Senin, 10/2), ”Aja Kagetan, Aja Gumunan, lan Aja Dumeh…”. Artikel ini konon hadir sebagai respons atas tulisan Ahmad Syafii Maarif berjudul ”Waktu dan Masalah Kedaulatan” (Kompas, 4/2), untuk menggarisbawahi dan “melengkapinya dengan aspek lebih licin, lebih lihai, dan lebih berbahaya.”
Setiap orang tentu saja bebas menafsirkan melalui artikel tersebut Kwik sedang berbicara “apa” dan “kepada siapa”. Untuk hal ini, tidak pada porsinya diperdebatkan di sini, melainkan berilah saya izin untuk “membaca”nya sebagai pendapat (subjektif) saya pribadi.
Bagi saya, melalui artikel ini, Kwik sedang memberikan peringatan dini (internal) kepada Joko Widodo (Jokowi), koleganya di partai. Ada nada khawatir Kwik terhadap kiprah Gubernur DKI yang memuncaki berbagai survei (entah sejati, entah “rekayasa”) capres itu.
Hati-hati “Penumpang Gelap”!
Ini peringatan pertama Kwik. Bukan rakyat atau ormas yang disinggungnya, melainkan jenis “penumpang gelap” elite pemegang uang berlimpah. “Para cukong itu menguasai media massa. Agar jualan mereka laku, sanjungan terhadap orang yang dijadikan target bisa dilakukan dalam bentuk semacam kampanye oleh media massanya.” Metodenya, “menanamkan budi tanpa mengeluarkan uang” untuk kemudian Jokowi “dimanfaatkan”.
Ojo Mongkok!
Sebagai peringatan kedua, Kwik mengulang ucapan Megawati saat berbicara di acara Mata Najwa di MetroTV (22/1): Jangan mongkok (membusungkan dada). Menyitir ucapan mantan presiden Soeharto, Kwik menyebut “agar biso rumongso, jangan hanya rumongso biso.” Untuk memberi komparasi, Kwik kemudian mengisahkan perjuangan Megawati melewati saat-saat sulit pada masa awal terjun ke dunia politik dengan rezim seperti itu.
Eling lan Waspodo!
Melalui butir ketiga ini, Kwik hendak mengingatkan Jokowi untuk mengukuhkan fondasi dasar “eling lan waspodo” dalam setiap langkahnya, untuk kemudian membangun sikap kenegarawanan di atasnya. Untuk peringatan ini, Kwik kembali mengambil teladan Megawati di masa transisi kekuasaan Orde Baru. Saat eforia menghujat Soeharto merebak, Megawti menolak “menari” di atasnya. Ia mengutip seruan Megawati kala itu, ”Stop menghujat Presiden Soeharto” yang kemudian menjadi headline harian Kompas saat itu.
Usai menyampaikan tiga peringatan dini tersebut, Kwik kemudian menulis dua bagian penutup yang mengusung tiga kutipan inspiratif. Pertama, ia menyitir apa yang ditulis Ahmad Syafii Maarif, bahwa kita harus ”waspada dengan mata rajawali, bukan mata kelelawar yang redup pada siang hari, terutama dalam menghadapi godaan dari semua penjuru, di semua lini, termasuk dari lingkungan pengusaha hitam”.
Kedua, Kwik mengutip ucapan orang Belanda, “Het zijn alleen de sterke benen die de weelde kunnen dragen” yang artinya, hanya kaki-kaki yang kuatlah yang dapat mengemban pujian, sanjungan, dan ketenaran.
Ketiga, ia mengingat ucapan Soeharto yang sering mengutip kata-kata mutiara Jawa, “aja kagetan, aja gumunan, lan aja dumeh” yang artinya, jangan mudah terkejut, terheran-heran, dan lantas bersikap sok.
Di sisi lain, sebagai orang Jawa dan dengan rekam jejak panjang terlibat di PDI-P dan eksekutif, kita amat meyakini Jokowi tahu benar apa pesan yang ingin disampaikan oleh Kwik. Seperti berkirim surat, meskipun Kwik tidak menggunakan perangko atau jasa kurir, saya percaya “surat” ini sampai di sebuah alamat di lubuk hati seorang Jokowi.
Semoga bukan seperti Ayu Ting Ting, “surat” Kwik ini tidak tiba di alamat palsu.
Spoiler for SUMUR:
[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/400501/kwik-kian-gie-di-pdip-banyak-koruptornya#.U0BgmqIizXQ"]SUMUR 1[/URL]
SUMUR 2
Spoiler for SARAN:
Aneh benar anda, anda membenci korupsi, namun malah memilih partai yang ramai koruptornya. Anda ini kenapa? (Kwik KG)
0
4.7K
Kutip
18
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan