- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Sebuah pemikiran dari seorang pelajar: "JIKA JOKOWI MENINGGALKAN JAKARTA"


TS
agrisatrio
Sebuah pemikiran dari seorang pelajar: "JIKA JOKOWI MENINGGALKAN JAKARTA"
Quote:
SAYA TAU ANDA SEMUA KASKUSER CERDAS, JADI MOHON BACANYA PELAN-PELAN DAN PAHAMI MAKSUDNYA.
Quote:
Tahun ini adalah tahun politik. Pesta demokrasi akan dilaksanakan kurang dari 3 bulan lagi. Dan secara kebetulan dari sebagian anak SMA, saya termasuk yang “beruntung” karena memiliki hak suara pada tahun ini. Umur saya tepat 17 tahun bulan depan. Dan sekarang nama saya sudah tercantum dalam daftar pemilih tetap website resmi KPU.
Sebagian orang seusia saya tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu dan tidak peduli dengan pesta demokrasi yang akan berlangsung tahun ini, tetapi tidak dengan saya. Sejak pemilu presiden pertama kali dilaksanakan, pada tahun 2004, saya sudah sangat antusias dan ingin ikut berpartisipasi bahkan dulu saya sudah memiliki kandidat favorit. Dan kebetulan di ulang tahun saya yang ke-17 bertepatan dengan tahun politik. Jadi setelah 10 tahun akhirnya suara saya diperhitungkan dalam menentukan masa depan negara ini.
Namun ada hal yang sangat saya sayangkan. Pendidikan tentang politik terhadap anak bau kencur seperti saya ini masih kurang. Untuk mengetahui siapa nama-nama orang baik yang mungkin akan menjadi capres, saya harus mencarinya sendiri. Padahal tidak semua anak muda mau se-kepo saya dalam urusan politik ini. Menurut saya stasiun televisi sebagai media yang menjangkau hampir seluruh masyarakat di negeri ini belum bisa menunjukkan fungsinya sebagai penyampai informasi yang obyektif dan berkualitas. Di beberapa stasiun televisi, yang ditampilkan hanya orang yang “ngaku-ngaku” akan menjadi capres dan cawapres, padahal daftar nama capres dan cawapres resmi belum dirilis. Di stasiun televisi lain berbeda lagi, yang ditampilkan malah seorang pengacara sumpah pocong, entah itu mau memperburuk citra pengacara tersebut atau hanya meningkatkan rating televisi. Karena semua itu pemahaman saya tentang politik di Indonesia sangatlah kurang.
Orang baik yang mungkin berkesempatan menjadi presiden hanya sedikit yang dipublikasi. Yang paling sering saya lihat hanya Jokowi saja. Sedikit orang baik lain yang memiliki kesempatan dipublikasi. Ngomong-ngomong beliau adalah mantan walikota saya, karena itu saya tertarik untuk membahasnya.
Jokowi, beliau adalah mantan Walikota Solo yang sudah menjabat satu setengah periode. Beliau berhenti dari jabatan walikota setelah dicalonkan oleh partainya sebagai Gubernur DKI. Ketidakpercayaan masyarakat ibu kota kepada incumbent yang dinilai tidak sukses dalam menangani segala masalah di ibu kota membuat masyarakat menggantungkan harapan tinggi kepadanya. Menurut saya, akibat kinerja beliau di kota Solo yang mentereng membuat banyak masyarakat Jakarta men’dewa’kan beliau.
Menurut saya untuk menjawab harapan dan amanah dari masyarakat terhadapnya, Jokowi bekerja sangat optimal. Beliau mulai menjawab harapan-harapan tersebut satu persatu, sebagai contoh untuk mengurangi tingkat kemacetan di daerah Jakarta beliau memulai pembangunan MRT yang sempat menjadi mimpi kosong masyarakat dan berbagai hal lain yang tidak saya sebutkan satu persatu.
Namun sekarang, masyarakat kembali dirisaukan dengan isu pencalonan presiden terhadap Jokowi. Walaupun saya bukan warga Jakarta, saya tidak senang dengan itu. Karena saya sudah pernah merasakan bagaimana rasanya ditinggal oleh pemimpin yang saya dan masyarakat di kota saya cintai. Terlebih di Jakarta Jokowi belum genap satu periode. Harapan-harapan dan amanah yang digantungkan padanya belum sempat beliau selesaikan. Kalau Jokowi benar menjadi capres dalam bahasa anak muda saya bilang itu PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Orang-orang Jakarta memilihnya dengan segenap harapan bahwa suatu saat daerah tempat mereka tinggal dapat menjadi lebih baik dalam masa kepemimpinannya dan beliau meninggalkannya untuk jabatan yang lebih tinggi. Jika itu terjadi, maka saya terpaksa akan suudzon kepadanya bahwa beliau menjadi gubernur hanya sebagai batu loncatan saja. Mungkin benar bahwa bisa jadi Indonesia akan lebih baik pada masa kepemimpinannya, tapi saya bisa berkata bahwa beliau sama saja menggantungkan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya. Dan nampaknya ada orang yang sepemikiran dengan saya, saya juga baru baca tadi disini.
Tapi Jokowi tetaplah Jokowi, seorang pribadi yang rendah hati dan selalu khas dengan gayanya yang sederhana. Beliau sampai sekarang tetap membantah isu mengenai dirinya, dan berkata akan terus fokus ke Jakarta. Bila itu benar-benar beliau pertahankan sampai akhir masa jabatannya dan beliau menjalankan tugasnya dengan baik. Saya akan menjadi orang pertama yang mendukungnya dalam pemilu 2019 nanti.
Ya, apa yang saya katakan diatas hanyalah curahan pemikiran saya. Jangan terlalu diambil pusing. Saya juga yakin apa yang saya katakan tidak berpengaruh apapun pada siapapun. Maafkanlah kalau saya kurang pandai dalam hal ini dan kata-kata saya terkesan ngawur, sudah tau kan apa sebabnya?
NB: Jika kalian punya hak suara, tapi pada saat pemilu kalian tidak ada pandangan mengenai siapa yang kalian pilih, daripada golput coblos saja muka semua calonnya. Mereka pengen jadi presiden kan? Biar mereka jadi presiden bersama.
*yang ini bercanda*
Sebagian orang seusia saya tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu dan tidak peduli dengan pesta demokrasi yang akan berlangsung tahun ini, tetapi tidak dengan saya. Sejak pemilu presiden pertama kali dilaksanakan, pada tahun 2004, saya sudah sangat antusias dan ingin ikut berpartisipasi bahkan dulu saya sudah memiliki kandidat favorit. Dan kebetulan di ulang tahun saya yang ke-17 bertepatan dengan tahun politik. Jadi setelah 10 tahun akhirnya suara saya diperhitungkan dalam menentukan masa depan negara ini.
Namun ada hal yang sangat saya sayangkan. Pendidikan tentang politik terhadap anak bau kencur seperti saya ini masih kurang. Untuk mengetahui siapa nama-nama orang baik yang mungkin akan menjadi capres, saya harus mencarinya sendiri. Padahal tidak semua anak muda mau se-kepo saya dalam urusan politik ini. Menurut saya stasiun televisi sebagai media yang menjangkau hampir seluruh masyarakat di negeri ini belum bisa menunjukkan fungsinya sebagai penyampai informasi yang obyektif dan berkualitas. Di beberapa stasiun televisi, yang ditampilkan hanya orang yang “ngaku-ngaku” akan menjadi capres dan cawapres, padahal daftar nama capres dan cawapres resmi belum dirilis. Di stasiun televisi lain berbeda lagi, yang ditampilkan malah seorang pengacara sumpah pocong, entah itu mau memperburuk citra pengacara tersebut atau hanya meningkatkan rating televisi. Karena semua itu pemahaman saya tentang politik di Indonesia sangatlah kurang.
Orang baik yang mungkin berkesempatan menjadi presiden hanya sedikit yang dipublikasi. Yang paling sering saya lihat hanya Jokowi saja. Sedikit orang baik lain yang memiliki kesempatan dipublikasi. Ngomong-ngomong beliau adalah mantan walikota saya, karena itu saya tertarik untuk membahasnya.
Jokowi, beliau adalah mantan Walikota Solo yang sudah menjabat satu setengah periode. Beliau berhenti dari jabatan walikota setelah dicalonkan oleh partainya sebagai Gubernur DKI. Ketidakpercayaan masyarakat ibu kota kepada incumbent yang dinilai tidak sukses dalam menangani segala masalah di ibu kota membuat masyarakat menggantungkan harapan tinggi kepadanya. Menurut saya, akibat kinerja beliau di kota Solo yang mentereng membuat banyak masyarakat Jakarta men’dewa’kan beliau.
Menurut saya untuk menjawab harapan dan amanah dari masyarakat terhadapnya, Jokowi bekerja sangat optimal. Beliau mulai menjawab harapan-harapan tersebut satu persatu, sebagai contoh untuk mengurangi tingkat kemacetan di daerah Jakarta beliau memulai pembangunan MRT yang sempat menjadi mimpi kosong masyarakat dan berbagai hal lain yang tidak saya sebutkan satu persatu.
Namun sekarang, masyarakat kembali dirisaukan dengan isu pencalonan presiden terhadap Jokowi. Walaupun saya bukan warga Jakarta, saya tidak senang dengan itu. Karena saya sudah pernah merasakan bagaimana rasanya ditinggal oleh pemimpin yang saya dan masyarakat di kota saya cintai. Terlebih di Jakarta Jokowi belum genap satu periode. Harapan-harapan dan amanah yang digantungkan padanya belum sempat beliau selesaikan. Kalau Jokowi benar menjadi capres dalam bahasa anak muda saya bilang itu PHP alias Pemberi Harapan Palsu. Orang-orang Jakarta memilihnya dengan segenap harapan bahwa suatu saat daerah tempat mereka tinggal dapat menjadi lebih baik dalam masa kepemimpinannya dan beliau meninggalkannya untuk jabatan yang lebih tinggi. Jika itu terjadi, maka saya terpaksa akan suudzon kepadanya bahwa beliau menjadi gubernur hanya sebagai batu loncatan saja. Mungkin benar bahwa bisa jadi Indonesia akan lebih baik pada masa kepemimpinannya, tapi saya bisa berkata bahwa beliau sama saja menggantungkan tanggung jawab yang telah diberikan kepadanya. Dan nampaknya ada orang yang sepemikiran dengan saya, saya juga baru baca tadi disini.
Tapi Jokowi tetaplah Jokowi, seorang pribadi yang rendah hati dan selalu khas dengan gayanya yang sederhana. Beliau sampai sekarang tetap membantah isu mengenai dirinya, dan berkata akan terus fokus ke Jakarta. Bila itu benar-benar beliau pertahankan sampai akhir masa jabatannya dan beliau menjalankan tugasnya dengan baik. Saya akan menjadi orang pertama yang mendukungnya dalam pemilu 2019 nanti.
Ya, apa yang saya katakan diatas hanyalah curahan pemikiran saya. Jangan terlalu diambil pusing. Saya juga yakin apa yang saya katakan tidak berpengaruh apapun pada siapapun. Maafkanlah kalau saya kurang pandai dalam hal ini dan kata-kata saya terkesan ngawur, sudah tau kan apa sebabnya?
NB: Jika kalian punya hak suara, tapi pada saat pemilu kalian tidak ada pandangan mengenai siapa yang kalian pilih, daripada golput coblos saja muka semua calonnya. Mereka pengen jadi presiden kan? Biar mereka jadi presiden bersama.

Tulisan diatas adalah opini saya tentang Jokowi, jangan diambil pusing. Silahkan dikomentari.

Spoiler for Sumber:
Diubah oleh agrisatrio 15-02-2014 02:53


anasabila memberi reputasi
1
4.4K
Kutip
50
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan