Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

riki.sutsutAvatar border
TS
riki.sutsut
Human Chapter 1
Maaf gan sebelumnya gak ada gambar emoticon-Sorry
karena ane gak terlalu pandai menggambar..
ane share cerita ini disini berharap ada Komikus yang jago gambar mau kerja sama sama ane membuat cerita ini menjadi komik, karena cerita ini cukup keren, dan telah kebuat sebanyak 9chapter, dan bakal nambah terus, ane suka share cerita ini diweb manga.
tapi meskipun gak ada gambar tapi cerita nya lumayan seru loh gan emoticon-Ngakak
asli buatan ane anak indonesia!!emoticon-Blue Guy Cendol (L) hehee..
yosshh dibaca ya gannemoticon-Salaman

Human Chapter 1
judul: Mata Hati.

Human mengisahkan tentang 3 ras manusia yang hidup berlain. 1 ras hidup di atas Langit dan bernama manusia Langit. 1 ras yang hidup di Bumi bernama manusia Bumi. 1 ras hidup di bawah tanah dan bernama manusia bawah tanah.

3 ras tersebut hidup terpisah tapi tak kadang juga manusia Langit sering turun ke Bumi. Dan
Manusia bawah tanah juga sering ke Bumi. Ke 3 ras tadi meskih hidup terpisah tak membuat mereka saling bermusuhan, mereka juga kadang saling membantu satu sama lain.

Inilah ciri-ciri 3 ras manusia yang berbeda tadi..

1. Manusia Langit, memiliki kulit putih dan juga memiliki tubuh rata-rata di atas 195cm.
Mereka bisa terbang dan juga ras mereka dipimpin oleh dewa kayangan yang memiliki kekuasaan tak terhingga di Langit. Ras Langit memliki kekuatan alam udara.

2. Manusia Bumi, rata-rata memiliki kulit coklat, putih, hitam dan kuning. Memiliki
Tinggi dewasa 160 sampai 190cm. Dipimpin oleh presiden yang memimpin seluruh manusia
Di Bumi. Tak memiliki kekuatan alam satupun dan dianggap ras terlemah.

3. Manusia bawah tanah. Rata rata memiliki kulit hitam. Memiliki tinggi maximal 150cm.
Mereka bisa menembus tanah dan muncul dikalangan ras manusia Bumi. Mereka satu-satunya ras yang tak mempunyai pemimpin tetap. Karena ras mereka yang hidup di bawah tanah lebih suka memakai sistem kelompok. Ras manusia bawah tanah memiliki kekuatan alam tanah dan mampu mengendalikan akar..

Human Chapter 1 - Mata Hati

"Heii apa benar di gunung ini letaknya?" ucap seorang pria berusia 16 tahun bernama Gin yang sedang berada di dalam hutan dan di depannya adalah sebuah gunung merapi yang tak lagi aktif.

"Kalo dilihat dari peta ini ya memang betul itu gunungnya." guman Danta, teman Gin yang sedang memegang sebuah peta.

"Ayo kita pulang saja. Perasaanku tidak enak kalo kita tetap terus melanjutkannya." ucap Yono yang juga teman Gin, badannya besar dan gendut tapi ia seorang yang sangat penakut.

"Di depan sana sepertinya ada gua!!" teriak Gin yang langsung berlarian menuju gua yang ia maksud.

"Tunggu Gin!!" ucap Danta yang ikut mengejar Gin dari belakang.
"Jangan tinggalkan aku!!" Yono sang gendut tapi penakut menyusul kedua rekannya itu.

Tidak lama kemudian, mereka bertiga telah sampai di depan gua yang dimaksud Gin tadi.

"Huaaa!! tak kuduga di tempat terlarang seperti ini ternyata ada gua." takjub Gin.
"Di peta tertulis gua itu bernama Gua Surga Neraka. Itu pintu masuk menuju air keabadian." ucap Danta yang membaca peta.

"Ayo kita pulang. Kau bilang kita akan melihat-lihat saja tanpa harus masuk ke dalamnya. Karena cerita kakekku orang yang masuk ke dalamnya takan pernah bisa keluar." ucap Yono ke Gin. "Lagian ini sudah mau malam, ayo kita pulang Gin Danta" lanjut Yono.

"Ini terlalu mudah jika kita hanya melihat-lihat saja. Aku akan memasuki gua ini. Apa kalian mau ikut?" ucap Gin yang terlihat begitu bersemangat.

"Itu berbahaya Gin. Kau takan bisa keluar jikalau kau memasuki gua itu." cetus Yono.
"Tak peduli aku akan tetap memasukinya. Apa kalian mau ikut?" Ajak Gin sekali lagi ke kedua rekannya itu.

"......" Danta hanya diam sambil menelan ludah.
"Terserah kau saja. Aku tak mau ikut." ucap Yono.

"Kau Danta?" tanya Gin.
"Ohh.. Ehhh.. Hahaha aku lebih baik di luar Gin, karena si gendut yang penakut ini tak memiliki teman jika aku ikut dengan mu." guman Danta yang mengeles.

"Ya sudalah aku akan memasuki gua ini sendiri.. Yosshhhhhh!! pertualangan akan dimulai!!" ucap Gin yang sangat semangat.

"Tap tap tap tap" langkah demi langkah kaki Gin melangkah menuju masuk ke dalam Gua Surga Neraka.

"Dia benar benar gila." pikir temannya.

Setelah ia masuk, tiba-tiba gua tadi langsung tertutup oleh batu besar.
"Grakkkkkkkkkkkk" Gin, Danta, Yono langsung kaget melihat itu.

"Apa yang terjadi?" ucap Danta yang langsung berdiri dan mencoba mendorong batu yang telah menutupi gua yang dimasuki Gin tersebut.

"Sial!! kita harus menghancurkan batu ini!! Kalau tidak Gin benar-benar tak akan bisa keluar!!" guman Danta tampak khawatir dengan keselamatan sahabatnya itu.

Danta terus mendorong batu raksasa itu, kemudian ia memukul batu itu sekuat tenaga, "Duaakkk duaakkkk duaakkk duakkkkk!!" tapi tak membuat batu itu retak sedikit pun.

"Hikss hikss hikss.. Sudah kuduga dia tak akan bisa keluar jikalau terus memasuki gua itu." ucap Yono yang terlihat sedih.

Sementara itu di dalam gua, terlihat begitu gelap dan suara aneh mulai bermunculan. "Hooiii!!! apa di sini ada orang??" teriak Gin.

"Drupp drupp drupp drupppp.." tiba-tiba puluhan lilin yang menempel di dinding memancarkan api dengan sendirinya. Seketika, gua yang tadinya tanpa setitik cahaya kini mulai terang karena diterangi oleh lilin-lilin.

"wuaaahhh!! ini sungguh luar biasa." ucap Gin kagum.

Gin terus berjalan di dalam gua itu, sambil melihat beberapa goresan gambar yang ada di dalam sana.

Gin tiba-tiba berhenti setelah ia melihat gambar yang cukup besar di dinding. Gambar yang dilihat Gin itu gambar seorang manusia, berkepala besar dan bermata sipit. Sedangkan di atasnya ada gambar benda melayang bulat dan memancarkan sinar ke orang berkepala besar di bawahnya tadi..

"Apa maksud gambar ini?" ucap Gin yang sedikit kebingungan.

Dan ternyata tak jauh dari gambar tadi ada sebuah tulisan, "Tak lama lagi kami akan kembali untuk merebut planet kalian dan akan memperbudak kalian.. Apa yang dimaksud tulisan ini?" Gin bingung.

"Ahh sudalah.. ini tak terlalu penting, yang penting adalah aku harus mendapatkan air
keabadian, hihihi.."

Gin yang tadi berhenti kini melanjutkan perjalanannya kembali.

Sementara itu di luar gua, terlihat Danta bersender di batu besar yang menutupi gerbang yang dimasuki oleh Gin, sedangkan Yono terus menangis.

"Hiks hiks hiks.. apa yang harus kita katakan kepada orang tuanya Gin?" ucap Yono yang masih menangis.

"Ssssttttt.." Danta terus menahan sakit di kedua telapak tangannya akibat ia tadi terus memukul batu yang ia sender itu.

"Apakah para ras manusia bawah tanah juga bisa menembus bawah tanah gua ini?" tanya Danta.
"Tidak, manusia ras bawah tanah tidak bisa menembus itu karena di gua itu memliki energi aneh yang di mana gunung dan gua ini tak bisa dihancurkan atau ditembus oleh ras bawah tanah." jawab Yono.

Layar kembali ke tempat Gin.
Gin masih terus berjalan.

"Kwaakk kwaaak kwaaaakk!!"

"Huaaaaaaaaaaa" teriak Gin dan kemudian ia mengurap dilantai untuk menghindari puluhan gagak yang hampir mengenai mukanya.

"Huffhhhhh.. itu tadi hampir saja." guman Gin yang mulai berdiri dan melanjutkan perjalanannya lagi.

Tak berapa lama Gin lagi-lagi berhenti, kali ini ia berhenti bukan karena ada hewan liar atau apa, melainkan dihadapannya tak ada jalan lagi. Ada 2 jalan tapi itu di arah kiri dan kanan yang letaknya berlawananan dengan letak Gin yang saat ini berdiri.

"Kenapa jalannya sekarang ada 2? Kiri atau kanan? Hemmm.. lebih baik kiri saja." guman Gin yang lalu perlahan berjalan ke arah kirinya.

"Tapp tapp tapp tapp.." baru berjalan sebentar, langkah Gin terdiam sejenak.
"Ehh bukan kah itu sebuah tulisan?"

Gin lalu kembali lagi di tempatnya berdiri di antara tengah-tengah jalan kiri dan kanan itu lalu ia melihat ada tulisan di dinding di hadapan jalan buntu tadi.

"Menuju neraka dengan kedua mata terbuka dan bersenang senang. Menuju surga harus hati-hati karena akan ditentukan dengan hati tanpa mengunakan kedua mata sesungguhnya."

"Apa yang dimaksud dengan menuju surga harus hati hati karena akan ditentukan dengan hati tanpa mengunakan kedua mata sesungguhnya?" pikir Gin yang tampak sangat kebingungan.

Gin lalu duduk bersender di batu yang bertuliskan yang ia baca tadi sambil memikirkan apa yang dimaksud dengan kata-kata tadi.

Layar berubah di sebuah rumah kuno (seperti rumah adat palembang).

Terlihat seorang pria dewasa tengah duduk sambil membaca sebuah buku sejarah.
"Tokk tokk tokk.." tiba-tiba terdengar suara totok'an pintu.

Orang tadi yang sedang membaca langsung berdiri dengan meletakan buku sejarahnya dan kacamatanya kemudian ia berjalan menuju pintu.

"Ckrekkkk.."

"Ohhh profesor dewo silahkan masuk" ucap pria yang tadi membaca buku mengajak tamunya itu untuk masuk.

"Hmm.." merekapun masuk dan berjalan menuju ke ruang tamu.

Setelah duduk, Dewo yang profesinya sebagai profesor membuka perbincangan.
"Apa kau sudah berhasil memecahkan tentang peta gunung Krakatau legend itu, Profesor Xi?" tanya dewo.

"Sudah.. Memang benar dugaan anda Prof Dewo tentang kekuatan maha dahsyat yang ada di dalam gunung Krakatau. Di sana memang terdapat gua yang bernama Surga Neraka. Gua itu pintu masuk menuju ke sumber mata air yang disebut mata air keabadian." jelas Prof Xi yang bekerja sebagai seorang profesor khusus pemecahan peradaban kuno.

"Tak ku duga ternyata cerita ayahku dulu memang benar, karena aku mengira itu hanyalah dongeng belaka.. lalu apa menfaat air keabadian itu?" ucap Prof Dewo (ayah Yono).

"Ntah lah di peta tak ada penjelasan apa manfaat dari air keabadian.. Tapi bisa saja air
Keabadian itu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa." jawab Prof Xi (ayah Danta).

"Hemmm.. Kalau begitu apa aku boleh meminta petanya kembali?"
"Baiklah tunggu sebentar."

Prof Xi lalu meninggalkan Prof Dewo untuk mengambil peta yang diminta Prof Dewo yang ia simpan di kamarnya.

"Cklekkkk" Prof Xi membuka pintu kamar dan masuk, lalu ia berjalan ke sebuah meja kerjanya yang berada di dekat ranjang tidurnya itu.

"Sreekkkkk" Prof Xi membuka laci mejanya itu.

"Ng?" Prof Xi terlihat begitu kaget ternyata peta yang ia tempatkan di lacinya itu tak ada. Ia kemudian mencari dan mengacak-acak laci mejanya itu.

"Kenapa bisa tidak ada?!" pikir Prof Xi yang mukanya begitu pucat.

Setelah mengacak-acak lemari mejanya itu tapi tak menemukan peta yang iya cari, Prof Xi lalu mencarinya di lemari buku pra sejarah.

"Duakk duakkk duakkk!!" satu per satu buku ia lempar tapi tak menemukan juga peta yang ia cari. Ia kemudian terdiam sejenak untuk mengingat-ingat.

(flashh back)

"Prof Xi, apa kau tau yang ada di dalam peta ini bertuliskan hurup apa?" tanya Prof Dewo yang saat itu mereka sedang asyik mengobrol di ruangan tamu rumah Prof Xi.

"Coba aku lihat.." Prof Xi lalu mengambil peta yang ada ditangan Prof Dewo itu.

"Hmm... Ini adalah bahasa palembang bercampur bahasa jawa. Bahasa kuno yang berkisar pernah digunakan nenek moyang kita kurang lebih 200 tahun yang lalu." ucap Prof Xi.

Kedua prof tadi terus berbincang mengenai peta yang dibawa Prof Dewo itu. Dan ternyata kedua prof tadi tengah dimata matai oleh anak Prof Xi yaitu Danta yang sedang berdiri di balik pintu dapur dan sedang mendengarkan perbincangan antara ayahnya dan Prof Dewo.

"Apa kau bisa mengartikan apa yang ada ditulisan peta itu?" tanya Prof Dewo sekali lagi.

"Ya aku tau sedikit. Tapi jika anda berkenan Prof Dewo saya akan meneliti semua yang ada di peta ini." guman Prof Xi.

"Hahaha, maaf ya Prof Xi aku selalu merepotkan dan menyusahkanmu." ucap Prof Dewo.
"Heheh tidak apa apa. Ayahmu adalah guruku, jadi kau sudah ku anggap saudara ku sendiri.. Tapi ngomong ngomong darimana anda mendapatkan peta ini, Prof Dewo?"

"Aku mendapatkan peta ini dari kakek ku dulu. Sejak umurku 7 tahun, ia memberikan peta ini dan memintaku untuk menyimpannya tanpa sepengetahuan ayahku. Setelah kematian beliau tidak berapa lama lebih tepatnya saat umur ku 20 tahun aku menunjukan peta ini ke ayahku. Dia bercerita kalau peta ini akan menunjukan ke sebuah tempat yang dimana tempat itu memiliki kekuatan maha dahsyat nan mengerikan dimana tempat itu adalah gunung Krakatau. Tapi aku tak sepenuhnya percaya. Karena pada saat itu posisinya dalam keadaan mabok." ucap Prof Dewo yang menceritakan panjang lebar.

Setelah obrolan panjang lebar dari kedua prof itu, Prof Dewo berpamitan pulang dan meninggalkan peta itu ke Prof Xi. Danta yang tadi menguping pembicaraan ayahnya itu langsung keluar dan menemui ayahnya yang tengah memegang peta yang ditinggalkan Prof Dewo tersebut.

"Itu apa yah?" tanya Danta yang menujuk ke peta yang dipegang ayahnya itu.

"Ng? Ohh ini? Ini adalah peta kuno yang bertuliskan bahasa palembang dan jawa. Ayah diminta untuk memecahkan apa yang ada dipeta ini." jawab sang ayah.

"Apakah aku boleh meminjamnya yah? satu kali saja, cuman untuk pelajaran." tanya Danta lagi.

"Jangan, ini adalah peta kuno." Prof Xi menolak ketika anaknya itu meminta meminjam peta yang ia pegang itu.

"Hufhh.."

(flash back selesai)

"Jangan-jangan?" ucap Prof Xi.

Layar berubah kembali ke tempat Gin yang masih berada di dalam Gua Surga Neraka.
"Menuju neraka dengan kedua mata terbuka dan bersenang senang. Menuju surga harus hati-hati karena akan ditentukan dengan hati tanpa mengunakan kedua mata sesungguhnya.. Tanpa mengunakan kedua mata sesungguhnya? Hahhhh.. aku tak mengerti apa yang dimaksud." guman Gin yang terlihat mulai bosan memikirkan apa maksud dari tulisan di dinding yang ia sender saat ini.

"Hoaaammmm.. aku ngantuk.." Gin menguap lalu ia memejamkan matanya sejenak untuk tidur.

Tidak berapa lama ia memejamkan mata, tiba-tiba ia membuka matanya kembali.
"Tanpa mengunakan kedua mata sesungguhnya? Mungkinkah yang ia maksud harus mengunakan mata hati? Yupss.. pasti yang dimaksud adalah mata hati! Yuhuuuuu.." ucap Gin yang terlihat begitu senang karena ia merasa telah memecahkan misteri apa yang dimaksud di dinding itu.

Ia kemudian berdiri dan berdiri di tengah-tengah antara jalan kanan dan kiri. Gin perlahan menutup kedua matanya dan mencoba berkonsentrasi.. Setelah selesai ia kemudian memutar tubuhnya dan menghadap kanan.

"Konsentrasi konsentrasi gunakan mata batin sebagai petunjuk.." ucap batin Gin.

Gin lalu mencoba melangkahkan kakinya dan ia kini perlahan demi perlahan terus menyusuri jalan yang ia pilih itu.

"Grukk grukk grukkk grukkkkkkkk!!" tiba-tiba terdengar suara berisik yang lama kelamaan suaranya mulai membesar dan seperti mendekati Gin yang sedang terus berjalan itu.

"......" Gin hanya diam dan terus melanjutkan perjalanannya.

"Grukkk grukkk grukkk grukkk grukkkk!!"

"Suara apa itu.. Ahh mungkin itu suara pirasatku saja." pikir Gin yang tetap tak gentar untuk terus melangkahkan kakinya.

"Grukkk grukkk grukkkkkkk grukkkkk grukkkk grukkkk!!" suara itu terus mendekat dan teryata itu adalah suara batu berbentuk bola raksasa sedang mengelinding menuju kearah Gin.

"Tidak ini bukan perasat ku tapi ini seperti bunyi..." Gin terhenti sejenak.
"Ng?" kemudian ia mencoba membuka satu matanya untuk mengintip apa yang ada di hadapannya .

"Hah?" Gin kaget kemudian ia membuka kedua matanya. Ia sangat kaget mengetahui jauh di hadapannya ada batu raksasa yang siap melindas tubuhnya itu.

"Huaaaaaaaaa!!" Gin langsung berbalik arah dan berlari sekencang kencangnya.
"Aku tak boleh mati terlindas oleh batu itu" ucap Gin sambil melihat kebelakang kearah batu raksasa yang terus mengejarnya dari belakang itu.

"Bruaaaakkkkkk!!" tiba-tiba Gin terjatuh tepat di hadapan ukiran batu yang ia baca tadi.
"Sialll aku benar-benar akan mati." guman Gin yang tidak sempat untuk berdiri dan berlari lagi.

Dengan keadaan terjatuh tadi Gin terlihat pasrah dengan kedua tangannya melindungi kepalanya.

"Drupp drupp drupp drupp drupp!!" batu tadi terus melesat dannnn siap melindas tubuh Gin.

"......."

Apakah yang akan terjadi terhadap Gin?
Lalu apakah manfaat air keabadian?

Bersambung ke : Human Chapter 2
emoticon-Jempol
tata604
tata604 memberi reputasi
1
2.2K
6
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan