Jadi, ini kisah lama. Seperti biasa, gue siap-siap tidur abis shalat Isha. Mungkin dalam pikiran kalian siap-siap tidur itu merapikan kasur, anda salah, jaman sudah berubah, bung! Jadi siap-siap tidur yang gue maksud itu buka Twitter. Mungkin aja ada hal-hal penting yang gak boleh gue lewatin, misalnya odong-odong jadi Worldwide Trending Topic, gue sebagai pengamat odong-odong berkelas dan fenomenal harusnya ikut berpartisipasi disitu. Maklumlah gue kan yang buat playlist odong-odong deluxe version ama streotype odong-odong spesial buat remaja yang masa kecilnya kurang bahagia. Kami juga punya motto 'In Odong-odong We trust'.

Harapan berbanding terbalik dengan kenyataan, ternyata odong-odong gak masuk list Worldwide Trending Topic. Yang gue dapet malah hashtag-hashtag gak jelas ditambah twit-twit galau gak beraturan di timeline yang bacanya udah kayak baca huruf Captcha waktu mau registrasi E-Mail dan yang lebih parah lagi sebuah aroma tidak mengenakan datang dari samping gue. Gue menatap adek gue yang duduk manis disamping gue dengan sebuah ekspresi wajah yang biasa gue pakai kalo ada temen gue yang lawakannya garing (Gak lucu). Ngeliat eksperesi gue, adek gue langsung pindah seakan dia udah tau apa yang gue maksud. Dia buang angin tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke gue and The smell of his fart is another one of my nightmares.

Paragraf diatas sebenarnya kepanjangan dari kalimat 'Waktunya tidur'. Jadi, setelah melihat timeline gue malam itu sedikit berantakan, gue memutuskan untuk tidur. Sebelum tidur, gue menyempatkan diri melihat setiap sudut kamar, siapa tau aja ada Komodo yang nempel di dinding kamar gue, No Shit! itu tidak mungkin. Tiba-tiba kuping gue mendeteksi suara 'Buzz-buzz' menandakan seekor makhluk terbang sedang mendekat, yaa, another one of my nightmares. Oh, Maaan...It's a Mosquito. Siapa coba yang gak benci nyamuk? Nenek gue aja benci.




Dan Nyamuk yang sudah terlalu mainstream itu secara perlahan mendekati pipi gue dan otomatis tangan gue reflek untuk menampar lokasi nyamuk itu berada dan sebelum dia sempat menghisap darah gue, tangan gue udah mendarat di tubuhnya, nyamuk itu pun mati dalam keadaan tragis, sepertinya terlalu mudah untuk malam ini. Menurut statistik El-Classico antara gue dan para nyamuk, gue lebih sering menang bersama obat nyamuk, tapi malam ini gue menang tanpa obat nyamuk. Sebuah kebanggan yang patut untuk dipuji. Namun parahnya, selain gue pernah kena Malaria, jumlah bentol yang disebabkan nyamuk di tubuh gue ternyata lebih banyak dari jumlah kemenangan gue.




Tapi malam itu membuat obat nyamuk seakan menjadi tidak berharga, gue tunggu nyamuk berikutnya dari jam 21.00 sampai 21.30 dan gak ada satupun yang keluar. Ini adalah akhir dari sebuah era, akhir dari kisah pemberontakan para nyamuk mainstream, pengganggu sialan yang kayaknya dibantu oleh adek gue supaya tidur gue gak nyenyak atau supaya gue tukeran kamar sama dia. Tapi, kudeta para nyamuk malam itu gagal, sebuah kegagalan yang menyedihkan untuk para nyamuk. Poor Mosquitoes! Huahuahua. Meskipun mereka lebih terhormat daripada lalat yang menjijikan, gue tetep tidak bisa memaafkan bentol-bentol dan gatal-gatal yang mereka buat. Menggaruk ditengah kesunyian malam itu suatu perjuangan, bung! serius.




Sepertinya gue akan merayakan hari ini dengan tidur nyenyak, tidur yang paling nyenyak tanpa obat nyamuk dan nyamuk mainstream sialan mengerikan. Akhirnya gue bisa merasakan tidur tanpa menggaruk, hehehehe...Wait! Wait! Tunggu! Ada yang aneh dengan foto wisuda TK gue.


BITCH PLEASE

No Shit! Why?? Kenapa foto wisuda taman kanak-kanak gue yang aslinya mempesona dan membutakan mata bisa berubah jadi setidakmungkin itu. Dan kenapa berubahnya menjadi percampuran antara monalisa dan Yao-ming. Pertanda apakah ini?? Gue ngucek-ngucek seakan gak percaya, tapi, sudahlah mendingan gue tidur.

Tiba-tiba gue mendengar sinyal 'Buzz-buzz' kembali datang. Dafuq! gerilyawan nyamuk memanfaatkan keadaan gue yang terlalu sombong. Gue dalam keadaan terpuruk sekarang. Tanpa obat nyamuk, tanpa raket listrik, tanpa....eh! gue lagi pake selimut. Berlindung!

Selengkapnya: Lanjutan