Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sh3r3z4d3Avatar border
TS
sh3r3z4d3
yang masih mikir pake otak, masuk!! (Freeport, gan)
Ane sbenarnya sudah lama ingin mbuat thread yg berimbang mengenai Freeport dan Amerika, setiap ane main ke kaskus, kebanyakan thread yg ada secara membabi buta menyudutkan Freeport dan menyalahkan Amerika. Ini sedikit sejarah dan fakta mengenai Freeport :
1. PT Freeport Indonesia merupakan sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia.
2. Freeport awalnya meneruskan eksplorasi Ertsberg yang menemukan gunung bijih pada tahun 1936
3. Awal kerjasama Freeport dan Indonesia adalah pada masa Presiden Suharto dibawah Undang-undang Modal Asing (UU No. 1 Tahun 1967). Pimpinan tertinggi Freeport di masa itu yang bernama Langbourne Williams melihat peluang untuk meneruskan proyek Ertsberg. Beliau bertemu Julius Tahija yang pada zaman Presiden Soekarno memimpin perusahaan Texaco dan dilanjutkan pertemuan dengan Jendral Ibnu Sutowo, yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Perminyakan Indonesia. Inti dalam pertemuan tersebut adalah permohonan agar Freeport dapat meneruskan proyek Ertsberg. Akhirnya dari hasil pertemuan demi pertemuan yang panjang Freeport mendapatkan izin dari pemerintah untuk meneruskan proyek tersebut pada tahun 1967. Itulah Kontrak Karya Pertama Freeport (KK-I). Kontrak karya tersebut merupakan bahan promosi yang dibawa Julius Tahija untuk memperkenalkan Indonesia ke luar negeri dan misi pertamanya adalah mempromosikan Kebijakan Penanaman Modal Asing ke Australia.

sejarah kontrak karya:

1960 – Ekspedisi Forbes Wilson untuk menemukan kembali ‘Ertsberg’.

1967 – Kontrak Karya I (Freeport Indonesia Inc.) berlaku selama 30 tahun sejak mulai beroperasi tahun 1973.

1988 – Freeport menemukan cadangan Grasberg. Investasi yang besar dan risiko tinggi, sehingga memerlukan jaminan investasi jangka panjang.

1991 – Kontrak Karya II (PT Freeport Indonesia) berlaku 30 tahun dengan periode produksi akan berakhir pada tahun 2021, serta kemungkinan perpanjangan 2x10 tahun (sampai tahun 2041).

Investasi:
USD 8.6 Miliar dengan perkiraan tambahan investasi sebesar USD 16-18 Miliar untuk pengembangan bawah tanah ke depan. 94% total investasi tambang tembaga di Indonesia* 30% total investasi di Papua * 5% total investasi di Indonesia *

Menurut data terakhir di MP3EI s/d tahun 2012

Penerimaan Negara:
PTFI telah membayar PPh Badan lebih tinggi dari tarif UU yang kini berlaku. Pembayaran ini merupakan porsi terbesar dalam pembayaran ke penerimaan Negara.

UU PPh Nasional 25% sementara PPh Badan PTFI 35%.

Sejak tahun 1999 PTFI secara sukarela telah melakukan pembayaran royalti tambahan untuk tembaga, emas dan perak jika produksi melebih tingkat tertentu yang disetujui.

Tahukan agan-agan sekalian bahwa PT Freeport memiliki program pembangunan berkelanjutan di Timika? sudah jadi rahasia umum kalau pemerintah kita tidak memberikan 'perhatian' dalam porsi yang baik untuk membangun Indonesia bagian barat, terutama wilayah terpencil, yang salah satunya adalah Timika. perlu diketahui sejarah Timika sebelum masukknya Freeport merupakan rimba belantara, yg masyarakatnya masih propimitif dan belum tersentuh.

Pertama kali PTFI (PT Freeport Indonesia) beroperasi pada tahun 1967, masyarakat Papua merupakan masyarakat pra-moderen. Pada saat itu, masyarakat di sana memiliki tingkat baca-tulis yang sangat rendah, rentan terhadap wabah penyakit seperti malaria, dan hidup dalam kemiskinan. Lokasi yang terpencil dan medan yang sulit ditempuh membuat situasi kurang kondusif.

Oleh karena itu, program pengembangan masyarakat PTFI difokuskan untuk membantu masyarakat setempat untuk membangun program ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan kemampuan baca-tulis, memberikan pelatihan-pelatihan kejuruan, dan mengadakan program kesehatan yang memadai.

program berkelanjutan tersebut terdiri atas :
1. proggram kesehatan (penyedia layanan rumah sakit terbesar di TImika, Rumah Sakit Mitra Masyarakat dan Rumah Sakit Waa Banti beserta fasilitas kesehatan lainnya, serta program penyuluhan dan kontrol penyakit endemik Malaria, dll)
2. Program pendidikan ( pembangunan Institusi Pertambangan Mangkawi, pemberian beasiswa, dll)
3. Ketenaga kerjaan (Pada tahun 2012 PT Freeport Indonesia mempekerjakan lebih dari 11.700 karyawan langsung dan lebih dari 12.400 karyawan kontraktor.
Jumlah karyawan langsung PTFI: 64,04% Non Papua, 34,63% Papua, dan 1,33% Asing

Jumlah karyawan PTFI + Perusahaan mitra dan kontraktor, termasuk Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN): 97,8% Indonesia, 2,20% Asing.

Sejak tahun 1996 perusahaan telah menggandakan jumlah karyawan Papua. Dalam 10 tahun, jumlah karyawan Papua di tingkat staff meningkat 4 kali lipat, jumlah staf karyawan Papua di tingkat supervisor 6x lipat.

Karyawan Papua memegang fungsi strategis manajemen di PTFI: 5 Vice President dan 36 Jajaran Manajerial.)

4. Manajemen Lingkungan ( standarisasi, audit dan sertifikasi, reklamasi, pengelolaan pasir sisa tambang, vegetasi, daur ulang dan pendidikan lingkungan)

Kontribusi Freeport di Indonesia

Sebagai mitra jangka panjang Indonesia yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan komunitas lokal, Freeport Indonesia telah berinvestasi sebesar US$7,7 milyar dalam infrastruktur selama 45 tahun di Indonesia.

Berdasarkan riset yang diadakan oleh Universitas Indonesia, sampai saat ini usaha PTFI mewakilkan 1,59% dari semua kegiatan ekonomi di Indonesia dengan 300.000 karyawan Indonesia dan keluarganya bergantung pada PTFI untuk kelangsungan hidup mereka. PTFI juga berkeinginan untuk terus berinvestasi dan menjadi bagian dari Indonesia untuk jangka waktu yang lama.

Kontribusi dan peranan PT Freeport Indonesia bagi negara :

1. Menyediakan lapangan pekerjaan bagi sekitar 24.000 orang di Indonesia (karyawan PTFI terdiri dari 69,75% karyawan nasional; 28,05% karyawan Papua, serta 2,2% karyawan Asing).
2. Menanam Investasi > USD 8,5 Miliar untuk membangun infrastruktur perusahaan dan sosial di Papua, dengan rencana investasi-investasi yang signifikan di masa dating.
PTFI telah membeli > USD 11,26 Miliar barang dan jasa domestik sejak 1992.
3. Dalam kurun waktu empat tahun terakhir, PTFI telah memberikan kontribusi lebih dari USD 37,46 Miliar dan dijadwalkan untuk berkontribusi lebih banyak lagi terhadap pemerintah Indonesia hingga lebih dari USD 6,5 Miliar dalam waktu empat tahun mendatang dalam bentuk pajak, dividen, dan pembayaran royalti.
4. Keuntungan finansial langsung ke pemerintah Indonesia dalam kurun waktu empat tahun terakhir adalah 59%, sisanya ke perusahaan induk (FCX) 41%. Hal ini melebihi jumlah yang dibayarkan PTFI apabila beroperasi di negara-negara lain.
Kajian LPEM-UI pada dampak multiplier effect dari operasi PTFI di Papua dan Indonesia di 2011: 0,8% untuk PDB Indonesia, 45% untuk PDRB Provinsi Papua, dan 95% untuk PDRB Mimika.
4. Membayar Pajak 1,7% dari anggaran nasional Indonesia.
5. Membiayai >50% dari semua kontribusi program pengembangan masyarakat melalui sektor tambang di Indonesia.
6. Membentuk 0,8% dari semua pendapatan rumah tangga di Indonesia.
7. Membentuk 44% dari pemasukan rumah tangga di provinsi Papua.

nah sekarang kita bahas masalah DaMPAK NEGATIF dan KONTROVERSINYA:

1. Selama penambangan sejak awal berdiri PTFI sudah banyak kerusakan lingkungan yang nyata terjadi di daerah Papua. Sungai yang tercemar logam berat sampai kerusakan permanen pada hutan di sekitar pertambangan yang turut merusak kekayaan hayati di Indonesia. Dampak secara tak langsung juga merugikan masyarakat yang hidup bergantung pada sungai di Papua.
2. Sebanyak kurang lebih 300.000 Ton/Hari Limbah dihasilkan dan dibuang dari proses pertambangan oleh PTFI tersebut ke hutan dan sungai sehingga menyebabkan matinya hewan dan tumbuhan serta meracuni penduduk yang bergantung pada lingkungan di Papua. Kerusakan lingkungan hidup tidak begitu di perhatikan oleh PTFI tersebut karena tidak menguntungkan pada perusahaan.
3. Masyarakat lokal hanya dijadikan buruh dengan upah yang tidak sesuai dengan keuntungan yang didapat oleh PTFI per tahun. Ratusan ribu ton bijih Emas, Perak, dan tembaga dihasilkan dan di bawa ke Amerika yang diambil dari Negara Indonesia tanpa ada dampak Positif bagi masyarakat setempat. Tidak ada perbaikan kualitas pendidikan, pekerjaan, maupun penghasilan yang didapat masyarakat Papua dari keberadaan PTFI di Indonesia. Dengan hasil tambang jutaan Ton, hanya sedikit pembangunan infrastruktur bagi masyarakat setempat.
4. Kehidupan masyarakat setempat juga terancam dengan keberadaan PTFI asal Amerika tersebut, karena masyarakat yang bukan pekerja PTFI bisa di usir, bahkan di tembak jika mendekati area pertambangan tanpa izin. walaupun masyarakat Papua hanya mencari hasil hutan di Sekitar PTFI.
5. Negara Indonesia dirugikan dengan adanya PTFI. Sebanyak jutaan Ton Bijih Emas, Perak, dan Tembaga ditambang dari Papua, negara Hanya mendapatkan paling banyak 10% dari keuntungan yang didapat oleh PTFI. Karena PTFI melakukan pemurnian di negara asalnya yaitu Amerika serikat.
6. PTFI tidak mengindahkan keselamatan pekerjanya yaitu masyarakat Papua sendiri. hal ini terbukti saat terjadi runtuhnya tambang pada akhir 2012 lalu, tidak ada penanganan serius dari PTFI bagi para korban (dan keluarga). Bahkan kunjungan menteri dan instansi terkait untuk melakukan penyelidikan kasus, dihambat oleh Pimpinan PT. Freeport Indonesia, sehingga penyelidikan lebih lanjut tidak bisa dilakukan.
7. PTFI berusaha menyuap aparat dengan menambah uang lelah (gratifikasi) untuk penjagaan pabrik penambangan dari masyarakat setempat.
8. Perpanjangan Kontrak Kerja PT. Freeport Indonesia Hanya akan merugikan masyarakat, bangsa, dan Negara selama puluhan tahun yang akan datang.
9. Perpanjangan kontrak PTFI merupakan bentuk ketidakpedulian pemerintah pada masyarakat Indonesia bagian timur selama puluhan tahun yang akan datang.

Memang keberadaan Freeport sangat kontroversi di Indonesia, disatu sisi, mereka merintis pembangunan di wilayah Timika dan Papua pada umumnya, dan menyumbang bagi pembangunan wilayah tersebut, serta menyumbang devisa yg tidak sedikit bagi negara. Negatifnya adalah yang namanya pertambangan dimanapun juga akan merusak alam habis-habisan dan mencemari air dan tanah, Freeport tidak sensitif dengan Tanah adat dan membatasi penduduk lokal untuk masuk ke wilayah mereka, dan Freeport menggunakan strategi gratifikasi untuk memperlancar urusannya dgn pejabat (mendukunng korupsi)

freeport, bagaimanapun juga telah menyumbang bagi bangsa ini, terutama disaat Bangsa kita butuh investasi asing untuk mulai membangun Indonesia, dan disaat pemerintah pusat tidak perduli dgn pembangunan wilayah papua. Namun sebagai negara yg mampu untuk mandiri seperti sekarang ini, pemerintah Indonesia seharusnya mengkaji lebih dalam lagi mengenai keberadaan Freeport di Indonesia, berani untuk tidak memperpanjang kontrak dan menasionalisasikan pertambangan tersebut, namun apakah pemerintah berani? dalam artian berani menolak iming-iming yg ditawarkan? inilah yg harus kita jawab.

sumber:
Soehoed, A.R (2002), Sejarah Pengembangan Pertambangan PT Freeport Indonesia, Jakarta
Mealey, George (1996), Grasberg, Mining the richest and most remote deposit of copper and gold in the world, in the mountains of Irian Jaya, Indonesia, Indonesia: Freeport McMoRan Copper & Gold Inc., ISBN 0965289001
Wilson, Forbes (1981), The Conquest of Copper Mountain, A Vivid, Personal Account of the Discovery and Development of Spectacular Outcrop of Ore in the Remote Peaks of Irian Jaya, Indonesia, New York: McClelland and Stewart Ltd., ISBN 0689111533
"300 Ribu Ton Limbah Freeport Ancam Kelestarian Hutan". okezone.com.

(Indonesia) Situs resmi: PT Freeport Indonesia
0
3K
10
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan