Original Posted By julkernaut►pada negara maju, hal itu terpengaruh juga karena kebosanan mereka dalam menghadapi rutinitas, ditunjang pula dengan kelengkapan fasilitas kesehatan yg memadai di daerah tersebut, saat kelengkapan dan kualitas fasilitas kesehatan meningkat, kemungkinan tertolongnya seseorang saat menghadapi musibah kecelakaan atau musibah yg lain juga meningkat, saat kondisi terebut terjadi, ada pergeseran toleransi seseorang dalam menghadapi kematian, saat itu mencapai kondisi yg cukup tinggi, maka melakukan sesuatu dalam tingkatan tertentu yg mendekati kematian akan menjadi suatu hal yg biasa, secara kasar, dalam benak mereka, opsi saat menghadapi musibah bisa dikatakan "berobat lalu sembuh" lebih besar daripada "tidak tertolong lalu mati"...

bandingkan dengan negara berkembang dalam hal penanganan kecelakaan, pada saat kecelakaan yg bahkan tampak sepele saja banyak yg meninggal karena kesalahan penanganan atau faktor lain, hal ini turut membentuk psikologis seseorang saat mengetahui kejadian tersebut, maka dalam benak warga di negara berkembang akan terbentuk pemikiran bahwa "terkena musibah yg tidak terlalu berat saja banyak yg meninggal", belum lagi biaya pengobatan yg jika dibandingkan dengan tingkat pendapatan masyarakat terpaut cukup jauh (dalam hal ini bukan masalah nominal, melainkan nilai fungsi yg menjadi tolak ukurnya, saat seseorang bisa berobat dengan nilai yg sama murahnya dengan harga beli nasi bungkus, maka kondisi pengobatan murah itu sudah tercapai, jika tidak pengobatan masih bernilai mahal bagi mayoritas masyarakat), maka dengan mahalnya kesehatan / nyawa seseorang, mereka akan berhati2 dalam mendekati sesuatu yg mengandung resiko...

tapi dalam hal ini bukan berarti masyarakat dalam negara berkembang akan selalu takut menghadapi kematian, karena pada saat mencapai kondisi ekstreem, maka reaksi mereka bisa saja bertolak belakang, pada kondisi mereka biasa melihat kematian, maka bukan tidak mungkin mereka akan menganggap kematian sebagai sesuatu yg biasa, nyawa menjadi sangat murah, sehingga bisa saja tercapai kondisi dimana seseorang tidak lagi sayang terhadap nyawa mereka karena ada faktor lain yg bagi mereka menjadi lebih penting daripada nyawa mereka sendiri...