- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Bahayanya Biodegradasi Minyak Solar


TS
yonathan1989
Bahayanya Biodegradasi Minyak Solar

Berbahaya ! mungkin itu lah kata yang paling tepat untuk menggambarkan jika kita melihat pencemaran lingkungan. Lingkungan yang paling sering mengalami pencemaran antara lain laut, danau, tanah, udara dan sungai. Data statistik menunjukkan bahwan lingkungan yang mengalami pencemaran berbanding lurus dengan peningkatan populasi dan industri. Salah satu industri yang diduga menjadi penyebab pencemaran adalah industri pengilangan minyak (minyak solar). Minyak solar memiliki sifat toksik, karsinogen dan sulit menguap sehingga dapat mengganggu keseimbangan kehidupan suatu habitat bila terpapar oleh minyak solar. Disisi lain minyak solar mengandung Hidrokarbon (CH) yang mudah terurai oleh mikroorganisme (bakteri). Kondisi demikian bisa dimanfaatkan bagi para ilmuan untuk menggunakan agen bakteri sebagai alternatif penanganan masalah pencemaran lingkungan oleh minyak solar. Semoga penelitian terkait hal ini terus dikembangkan dan dapat dimanfaatkan untuk menangani sungai “kali malang” di Jakarta yang semakin menguning, harusnya padi menguning, he..he..he..
Ekosistem Mangrove
Ekosistem magrove merupakan salah satu dareah aliran sungai yang banyak ditumbuhi oleh tanaman magrove. Ekosistem mangrove memiliki peranan penting, antara lain: (1) pelindung alami daratan dari pasang surut dan gelombang laut, (2) sebagai sumber plasma nutfah, (3) sebagai sumber bioenergi dan (4) sebagai area berlindung, mencari makan dan memijah beragam hewan laut. Salah satu ekosistem mangrove yang memiliki fungsi tersebut adalah Mangrove Tritih Kulon, Cilacap. Mangrove Tritih Kulon, Cilacap meruapakan area mangrove yang di aliri oleh sungai donan, Cilacap. Kondisi tersebut memberikan dampak positif maupun negatif bagi ekosistem Mangrove Tritih Kulon, Cilacap. Dampak positif yang diberikan adalah nutrisis yang dibawa oleh aliran sungai dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman mangrove, sedangkan dampak negatifnya adalah sebagai pembawa kontaminan salah satunya berupa minyak solar.
Minyak Solar
Minyak solar tergolong dalam satu kumpulan besar bahan kimia yang dikenal sebagai hidrokarbon yang merupakan bahan organik yang mengandung atom karbon (C) dan hidrogen (H). Minyak solar dihasilkan dari proses destilasi minyak mentah pada suhu titik didih 300-400oC. Minyak solar mengandung 38% n-alkana, 38% alkana rantai cabang dan sikloalkana, 3% isoprenoid, 20% senyawa aromatik dan 1 senyawa polar. Pemakaian minyak solar yang beragam bagi aktivitas manusia dapat menjadi salah satu ancaman pencemaran terhadap lingkungan salah satunya ekosistem mangrove.
Pencemaran Mangrove
Kontaminan minyak solar dapat mencemari ekosistem mangrove berasal dari kegiatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Senyawa pencemar tersebut dapat berasal dari darat kemudian mengalir melalui sungai menuju laut. Pencemar yang berasal dari laut misalnya polutan dari bahan bakar kapal yang kandas karena kecelakaan. Diantara ragam polutan tersebut adalah hidrokarbon berupa minyak solar. Hutan mangrove di pesisir atau perairan pasang-surut merupakan salah satu situs yang terkena dampak hempasan balik oleh ombak laut menuju pantai dan akumulasi limbah dari darat seperti minyak solar. Penyebaran minyak secara horizontal menambah luasan lahan yang tercemar sedangkan pergerakan secara vertikal menyebabkan terkontaminasinya air tanah.
Bakteri sebagai Agen Biodegradasi
Biodegradasi merupakan salah satu cara yang paling aman digunakan untuk menangani masalah pencemaran lingkungan salah satunya kontaminan berupa minyak solar. Sifat alamiah bakteri yang memiliki kemampuan mendegradasi menjadikannya sangat potensial digunakan sebagai agen biodegradasi. Bakteri pendegradasi minyak solar memanfaatkan karbon yang terkandung dalam minyak solar sebagai salah satu sumber nutrisi dan energi untuk melakukan metabolisme dan perkembangbiakannya. Beberapa jenis bakteri yang merupakan pendegradasi hidrokarbon yang efektif di lingkungan alami telah diisolasi antara lain Enterobacter aerogenes, Proteus vulgaris, Serratia marcescens, Staphylococcus aureus, Acinetobacter calcoaceticus, Aeromonas hydrophila, Burkholderia cepacia, Alcaligenes paradoxus, Bacillus licheniformis, Flavobacterium lutescens, Micrococcus luteus, Pseudomonas fluorescens, and Vibrio paraheamolyticus. Hasil penelitian Andareas (2013), diperoleh 2 isolat bakteri potensial dalam mendegradasi minyak solar dari Ekosistem Mangrove Tritih Kulon yaitu Aeromonas hydrophila dan Burkholderia cepacia. Hasil pengujian isolat bakteri dalam mendegradasi minyak solar dengan konsentrasi 2% selama inkubasi 14 hari diperoleh hasil Burkholderia cepacia memiliki kemampuan terbaik dalam mendegradasi minyak solar dengan kadar minyak solar sisa sebesar 26%, Aromonas hydrophila 41%, Campuran 38% dan Kontrol 79%.

Kadar minyak solar sisa hasil degradasi selama inkubasi 14 hari
(Sumber: Dokumentasi Andareas)
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penggunaan campuran bakteri memiliki kemampuan lebih rendah dibandingkan dengan kultur tunggal (B. cepacia) dalam menguraikan minyak solar. Hal tersebut menunjukkan bahwa kedua kultur tidak bersifat sinergistik dalam mengurai solar. Bukti tersebut dapat sebagai indikasi bahwa A. hydrophila dan B. cepacia kemungkinan bersifat antagonis atau berkompetisi dalam menggunakan substrat atau sumber karbon yang ada di dalam minyak solar sehingga efesiensi isolat bakteri dalam mendegradasi minyak solar tersebut tidak tercapai.
source by Mantapps
0
2.6K
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan