Setelah Berang Atas Penamaan Kapal Perang Indonesia..Ternyata Negara Tetangga Melancarkan Serangan Balasan. Niy Bentuk Serangan Balasannya.
Quote:
Jakarta - Media sosial sempat ramai membahas jam tangan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Awalnya karena pemberitaan media Singapura yang mengulas beberapa jam tangan yang dipakai Moeldoko. Di media Singapura itu dirinci mulai dari merek jam tangan yang dipakai sampai harga jam itu.
Detikcom sempat melihat media Singapura mothership.sg yang dijadikan bahan rujukan pembahasan di twitter, Selasa (22/4/2014). Di media itu disebut beberapa jam tangan sejumlah jam tangan Moeldoko IWC Pilot’s Watch Chronograph Top Gun Miramar yang seharga USD$ 12,700.
Kemudian, Audemars Piguet Royal Oak Offshore Jarno Trulli Chronograph seharga USD$38,300, dan juga Audemars Piguet Millenary seharga USD$ 43.000. Media Singapura itu melihat jam tangan Moeldoko berdasarkan foto-foto pertemuan sang jenderal dengan sejumlah pejabat.
Dari foto pertemuan itu kemudian ditelusuri soal jam tangan yang digunakan, dan dapatlah harga itu. Hingga kemudian, soal harga jam tangan itu menjadi bahan pergunjingan di media sosial. Banyak yang kagum, takjub, dan juga bertanya soal koleksi jam tangan yang dipakai Moeldoko.
Nah, ternyata soal isu jam tangan yang diberitakan media Singapura dan dibahas di media sosial, sudah diketahui Jenderal Moeldoko. Melalui Kapuspen TNI Mayjen TNI M Fuad Basya, disampaikan bahwa Moeldoko sudah membaca berita itu. Apa kata Moeldoko?
"Wah, saya dan panglima sudah lihat beritanya. Itu memang benar jam tangannya bermerek, tapi jam China semua," jelas Fuad saat dikonfirmasi detikcom dengan tawa lepas.
Jadi jam yang dipakai itu tidak berharga mahal seperti yang diulas media Singapura tersebut. Moeldoko pun santai saja menanggapai pemberitaan tersebut.
"Sudah, sudah melihat dan Panglima bilang ke saya, sudah biarkan saja, tak usah ditanggapin. Beliau hanya tertawa saja melihat pemberitaan itu. Kapan-kapan lah kita bisa lihatin (jam tangan) yang belum pasti itu, makanya saya tertawa juga melihat artikelnya," tutup Fuad.
sumber:
sumber
Alasan Mereka Geram
Quote:
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan penamaan KRI Usman Harun telah sesuai dengan tatanan, prosedur, dan penilaian yang berlaku di Indonesia.
"Pemerintah Indonesia memiliki tatanan, aturan, prosedur dan kriteria penilaian sendiri untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan. Dan itu tidak boleh ada intervensi dari negara lain," katanya melalui pesan elektronik kepada , Kamis.
Hal ini dikatakannya terkait pemberitaan keprihatinan Singapura atas penamaan KRI Usman Harun yang dinilai akan melukai hati rakyat negara tetangga tersebut.
Ia mengungkapkan, penamaan itu tersebut telah?dinilai sesuai dengan bobot pengabdian dan pengorbanan mereka-mereka yang pantas untuk mendapatkan kehormatan dan gelar itu.
"Bahwa ada persepsi yang berbeda terhadap policy (kebijakan) pemerintah RI oleh negara lain (Singapura) tidak boleh menjadikan kita surut dan gamang untuk tetap melanjutkan policy (kebijakan) itu dan memberlakukannya," katanya.
Ia menambahkan, PM Lee Kuan Yew pada 1973 sudah menabur bunga ke makam Usman dan Harun di TMP Kalibata. "Jadi seharusnya sudah tidak ada permasalahan lagi terkait issue ini," katanya.
Menko Polhukam juga telah menjelaskan kepada Wakil PM Theo Chee Hean tentang posisi dan argumentasi tersebut. Pemerintah Indonesia dalam hal ini TNI AL punya otoritas dan pertimbangan yang matang untuk memberikan penghormatan kepad pahlawannya guna diabadikan di sejumlah kapal perang RI, seperti halnya nama-nama pahlawan yang lain.
Sebelumnya diberitakan pemerintah Singapura menyatakan keprihatinannya atas penamaan kapal baru milik TNI Angkatan Laut??dengan nama KRI Usman Harun. Protes tersebut dilatarbelakangi oleh peristiwa konfrontasi antara Malaysia dan Indonesia 1962-1966.
Akibat konfrontasi tersebut, pada 10 Maret 1965 dua anggota Korps Komando Indonesia yakni Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said melakukan pengeboman di MacDonald House, Orchard Road, Singapura, yang menewaskan tiga orang dan melukai 33 lainnya.
Gabungan dua nama Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said inilah yang saat ini dipakai sebagai nama kapal Angkatan Laut yang baru.
Yang ANEH adalah banyak netizen kita yang terbawa arus permainan opini publik negara singa tersebut. Mereka justru menghujat panglima tentara negara kita dengan bahasanya sendiri2. Padahal menurut Ane, yang dilakukan oleh media negara singa itu merupakan BALASAN atas kasus penamaan kapal perang kita beberapa waktu yang lalu. Mereka berharap kalo jam tangan diberitakan dan dibesar2kan netizen di Indonesia maka kepercayaan masayarakat akan luntur terhadap tentara kita. Mungkin bagi agan hal itu sepele..tapi bagi negara SINGA hal tersebut adalah hal yang sangat besar..karena berdampak cukup signifikan..
See keliatan banget kalo negara lain dapat dengan mudah memecah belah persatuan dan kesatuan kita hanya dengan melalui media massa dan media sosial. Apa gak Malu YA NETIZEN kita...BODOH
Makasih Gan..Sori Kalo da kata-kata dan kalimat yang gak nyambung