Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

DonkpretzAvatar border
TS
Donkpretz
[Pertama di Dunia] Obat Demam Berdarah Herbal Ditemukan Oleh Unair
#SEMOGABERMAMFAAT.


Ketua ITD Unair Prof Dr dr Nasronudin SpPD KPTI FINASIM menunjukan kapsul Malaleuca Alternifolia Concentrate (MAC), obat herbal pertama di dunia untuk DB, Senin (21/4/2014).



TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA –Harapan baru tentang pengobatan penyakit demam berdarah(DB) muncul dari Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair). Kampus di kawasan Mulyerejo ini, ditemukan inovasi baru berupa obat herbal penyakit DB berhasil dibuat untuk kali pertama di dunia.

Ketua ITD Unair Prof Dr dr Nasronudin SpPD KPTI FINASIM mengatakan obat herbal DB ini bernama Malaleuca Alternifolia Concentrate (MAC).

Nasronudin menerangkan nama obat herbal ini diambil dari nama tumbuhan malaleuca alternifolia yang berasal dari Australia.

Tanaman ini, lanjutnya, biasa dijadikan obat tradisional suku Aborigin Australia di wilayah New South Wales untuk mengobati batuk dan demam.

“Tanaman ini merupakan tanaman asli Australia yang biasa disebut narrow-leaved tea-tree (pohon teh berdaun kincup). Konsentrat dari daunnya ini yang kami olah untuk menjadi obat DB,” kata Nasronudin saat ditemui Surya online di kantornya, Senin (21/4/2014).

Nasronudin menuturkan obat herbal berbentuk kapsul sudah ini melalui uji klinis tahap tiga dan sudah masuk pengujian terakhir di Badan Pengawasan Obat dan MAkanan (BPOM) Pusat untuk nantinya segera diproduksi massal.
“Januari silam telah kami ajukan ke BPOM. Kami optimistis, tahun ini sudah mulai produksi,” ujarnya. (Irwan Syairwan)

segera patentkan om.. emoticon-Kiss (S)

Obat Herbal Temuan Unair Mampu Bunuh 96 Persen Virus DB


TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA –Obat penyakit demam berdarah(DB) buatan Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) mampu membunuh 96 persen virus DB (dengue virus).

Ketua ITD Unair Prof Dr dr Nasronudin SpPD KPTI FINASIM mengatakan, membunuh virus inilah yang membedakan obat Malaleuca Alternifolia Concentrate (MAC) dengan pengobatan DB pada umumnya.

Nasronudin menerangkan selama ini pengobatan DB hanya difokuskan untuk memperkuat imunitas penderita dari virus dengue.

Selama ini, lanjutnya, cara pengobatan DB dilakukan untuk meningkatkan jumlah trombosit darah, meningkatkan kekebalan tubuh, dan membunuh nyamuk penyebar (aedes aegypti dan aedes albovictus).

“Belum ada upaya riset untuk membunuh virusnya sendiri, Uji lab berkali-kali terhadap hewan (uji klinis 1) dan manusia (uji klinis 2 dan 3) menunjukan ada penurunan jumlah virus sangat signifikan setelah diberikan MAC ini,” kata Nasronudin saat ditemui di kantornya, Senin (21/4/2014).

Nasronudin mengungkapkan kandungan minyak terpinen yang ada pada daun tumbuhan malaleuca alternifolia asal Australia ini mempu merusak batang tubuh virus dengue.

“Kalau di negara aslinya sendiri, tanaman ini hanya dijadikan obat herbal untuk batuk dan deman. Kami bekerjasama dengan Litbang Kemenkes mengembangkan zat terpinen ini untuk DB karena memiliki sifat antiviral (melawan virus),” paparnya.
(Irwan Syairwan)

Unair Akan Produksi Obat DBD Herbal


Surabaya- Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya segera memproduksi obat herbal untuk anti-demam berdarah dengue (DBD), karena penelitian secara klinis sudah memasuki fase III.

"Obat herbal untuk demam berdarah menggunakan tanaman Melaleuca Alternifolia yang tumbuh di Australia, karena riset yang didukung Kemenkes itu memang melibatkan peneliti Indonesia-Australia," kata Ketua ITD Unair Prof Nasronuddin di Surabaya, Minggu.

Didampingi peneliti senior dari Center for Botanical Medicine, Griffith University Australia, Max Reynolds, dan Kepala Pusat Teknologi Demiologi Klinik Kementerian Kesehatan, Siswanto, ia menjelaskan penelitian bersama itu dilakukan sejak 2006.

"Tapi, obat herbal itu merupakan produk kita, namun bahan bakunya akan diimpor dari Australia. Itu bukan berarti akan menggeser kemandirian kita, karena prosesnya akan ada transfer teknologi,"katanya di sela-sela simposium tentang DBD itu.

Menurut Nasronudin, metode penelitian dan uji klinis fase III yang menggunakan random double-blind dengan kontrol placebo itu didukung oleh lima rumah sakit dan 15 puskesmas di Jawa Timur dengan target 530 pasien partisipan yang menderita infeksi dengue.

Dengue (DENV) adalah flavi virus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dengan empat serotype antigen yang berbeda, yakni DEN-1 hingga DEN-4. Semua serotype dengue menginfeksi manusia dan belum ada pengobatan atau vaksin yang tersedia untuk infeksi dengue.

Senada dengan itu, peneliti senior Giffith University, Max Reynolds, menilai temuan obat demam berdarah terbaru oleh Indonesia itu bisa bermanfaat bagi dunia, karena itu Indonesia harus memasarkan untuk dunia.

"Australia sudah memakai tanaman Melaleuca Alternifolia untuk bahan baku obat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tapi bukan obat demam berdarah, baru kali ini untuk dengue dan Indonesia berhasil mengembangkannya," ujar Max.

Dalam kesempatan itu, Siswanto mengingatkan temuan Unair itu hendaknya dimintakan persetujuan ke BPOM sebelum dilempar ke pasaran dan dikonsumsi penderita.

"Saya yakin temuan ini segera mendapatapprovaldari BPOM karena merujuk bahan baku tanaman Melaleuca Alternifolia yang sudah mendapat paten di Australia, kendati untuk bahan baku obat lain," katanya.

Untuk fase I, penelitian ini melibatkan Universitas Gadjah Mada dan fase II melibatkan Universitas Indonesia.

"Riset ini digagas oleh Kementerian Kesehatan dan sepenuhnya didanai pemerintah. Untuk fase III menghabiskan dana Rp 4 miliar," katanya.
Penulis: /YS
Sumber:antara




Quote:


Diubah oleh Donkpretz 24-04-2014 10:38
0
6K
42
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan