Adnan Buyung bingung sampai kapan nasib Anas digantung

MERDEKA.COM. Adnan Buyun Nasution menilai proses penyidikan terhadap kasus Anas Urbaningrum di KPK tidak ada kemajuan. Adnan yang menjadi tim pengacara Anas itu mengatakan KPK terlalu dini menangkap dan menahan Anas dalam kasusnya itu.

"Saya sesalkan KPK kok terlalu dini, terlalu pagi menangkap menahan Anas. Padahal belum ada apa-apa. Sekarang sudah berapa bulan, sudah 4 bulan. Kasusnya saja sudah hampir 2 tahun, tidak maju-maju. Ini saya harus pertanyakan. Sampai kapan Anas digantung perkaranya," ungkap Adnan di KPK, Jakarta, Senin (21/4).

Hingga kini, kata Adnan, KPK masih menjerat Anas dengan bukti kepemilikan Toyota Harrier-nya yang diduga ada unsur gratifikasi. Adnan mengatakan justru yang muncul adalah pertarungan politik akibat adanya kasus ini.

"Saya lihat begitu. Perkara hukumnya masih stagnan, yang terjadi di koran itu statement lawan statement, jadi ini akibat dari perkara, pada dasarnya perkara politik, motivasinya politik, nggak ada apa-apanya. Kalau hukum kan baru satu doang yang ketemu, soal mobil Toyota Harrier. Itupun ga ada apa-apanya."

Menurut Adnan, jika KPK memang menemukan indikasi uang Proyek Hambalang ke Kongres Demokrat, maka ketua umum dan ketua pembinanya juga harus diperiksa. Inilah yang menyebabkan kasus penyidikan Anas tidak ada kemajuan berarti.

"Proyek Hambalang ga ada kemajuan, Proyek Hambalang itu uangnya ke mana, ke kongres mungkin. Itu juga ga diperiksa juga. Kalau ke kongres, ketua umumnya harus bertanggung jawab, ketua dewan pembinanya juga harus bertanggung jawab, cari uangnya dari mana, bukan Anas sendiri, kalau itu jadi persoalan," ujarnya.

"Saya berharap KPK tidak tersendat-tersendat, jadi orang jadi terkatung-terkatung perkaranya di sini aja. Kayak disandera," ujarnya lagi.

Anas ditetapkan tersangka dalam dugaan penerimaan gratifikasi terkait proyek di Hambalang dan proyek lainnya. Anas diduga menerima gratifikasi dari proyek lain selain Hambalang. Namun, hingga kini KPK belum mengumumkan resmi apa proyek-proyek lainnya itu.