JAKARTA, HALUAN — Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disarankan untuk mengevaluasi pengusungan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres). Pasalnya, sebuah fenomena politik ‘Jokowi Effect’ yang dibangun tim sukses Jokowi telah terbantahkan dengan hasil hitung cepat atau quick count dari berbagai lembaga survei.
“Jokowi tidak ngefek, sebab tim sukses Jokowi kurang mampu melakukan counter attack terhadap serangan negative campaign,” ujar pengamat politik dari Universitas Indonesia Agung Suprio, dilansir sindo, Jumat malam.
Selain itu, menurut dia, timses Jokowi tak mampu meluaskan wacana negative campaign, sehingga serangan dari kompetitor hanya mengarah ke PDIP dan Jokowi. “Timsesnya cenderung bertahan dengan bersandar pada sosok Jokowi yang dianggap suci. Padahal kesucian Jokowi itu juga sudah mulai diserang sehingga sandarannya mulai rapuh,” tuturnya.
Atas dasar itu, PDIP harus mengevaluasi dua hal penting. Yakni Timses Jokowi dan pencapresan Jokowi. “Jika PDIP optimis hasil pileg ini merupakan gambaran dari ‘PDI-P No, Jokowi Yes’, maka timses Jokowi harus dievaluasi. Karena mereka tidak mampu menciptakan Jokowi Effect dalam pileg,” ungkapnya.
Akan tetapi, jika kesucian Jokowi telah ternoda dan sulit lagi dikembalikan melalui positive campaign maupun counter attack, maka pencapresan Jokowi yang harus dievaluasi oleh PDIP. “Di sini Jokowi telah menjadi ‘kartu mati’ dan bukan ‘kartu AS’ buat PDIP,” pungkasnya.
Alami 3-T
Sementara itu Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Mohammad Sanusi, mempersoalkan Jokowi belum juga mengundurkan diri sebagai Gubernur DKI.
Sanusi menilai Jokowi mengalami ketakutan terhadap tiga hal yang disingkat menjadi istilah 3T. “Takut kalah dalam nyapres, takut kehilangan jabatan Gubernur, dan takut mandatnya dicabut Mega,” katanya di Balai Kota DKI Jakarta, dilansir merdekacom, Jumat.
Sanusi menambahkan, ketiga hal itu bisa saja terjadi, termasuk yang nomor tiga, yakni dicabutnya mandat pencapresan oleh Megawati. Apalagi, ujarnya, mandat Mega kepada Jokowi tidak ditandatangani di atas materai. “Yang ada materai saja, ada saksi dari kedua belah pihak bisa batal, bagaimana dengan mandat yang cuma tulisan tangan,” tutupnya.
Seperti diketahui, Jokowi sampai saat ini selalu mengelak ketika ditanya mengenai sikapnya untuk pencapresan. Ia mengatakan, belum memiliki keputusan apakah akan mundur atau hanya cuti. Sebab saat ini tim yang dipercayanya tengah melakukan kajian hukum tata negara.
Mendadak Dipanggil
Jumat malam tadi, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mendadak mendatangi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang menghadiri kediaman Presiden RI ke-5 itu. Tetapi Pramono telah meninggalkan rumah Megawati sore tadi.
Jokowi datang sekitar pukul 19.50 WIB Jumat (11/4) dengan menggunakan mobil Toyota Innova berwarna putih berplat nomor B1567 PRA. Jokowi dikawal dua mobil lainnya serta petugas bermotor dari Dinas Perhubungan. Jokowi sempat membuka jendela mobilnya sebelum memasuki kediaman Megawati. Namun, ia tidak berkomentar kepada awak media. Jokowi merupakan calon presiden yang diusung PDI Perjuangan. (h/snd/mdk/dn)
SUMBER