- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tersesat Di Gunung Lawu [Misteri]


TS
dynamo182
Tersesat Di Gunung Lawu [Misteri]
![Tersesat Di Gunung Lawu [Misteri]](https://dl.kaskus.id/4.bp.blogspot.com/_RN4MiMrWPNY/TN6gv9K5hfI/AAAAAAAAAO0/O9GRExC7B5w/s1600/20091228Gunung+lawu+axesite.files.wordpress.com.jpg)
Ini cerita pengalaman saya gan waktu ikut pendakian di Gunung Lawu yang terletak di kota Karang Anyar, Jawa Tengah. Cerita ini sebenarnya sudah lama sekali terjadi, sekitaan tahun 2003, tepatnya malam tahun baru 2003.

Waktu itu saya bersama kelompok pendaki gunung jaman SMA yang bernama RAMLATAPALA. Kami beranggotakan 8 orang dan ditambah 2 orang dari adik kelas yang ingin bergabung karen tidak diijinkan bergabung dengan kelompok pendaki gunung KOMPAS. Waktu itu tepat tanggal 30 Desember pukul 16.00 WIB kami tiba di wisata Cemoro Sewu yang kami jadikan spot untuk memulai pendakian. Kami memilih Cemoro sewu karena track yang ringan dibandingkan Cemoro Kandang. Maklum, kami masih sangat amatir waktu itu.
Spoiler for ceritanya:
Malam tanggal 31 Desember, kami menginap di Cemoro Sewu. Karena saat itu tiba-tiba beberapa senter yang kami bawa mengalami masalah dan parahnya 2 orang anggota dadakan tadi malah kagak bawa alat penerangan. 
Niat untuk naik ke puncak lebih awalpun akhirnya pupus. Harapan kami jika tanggal 31 Desember pagi kami sudah ada di puncak, maka besar kemungkinan kami bisa dapat tempat untuk mendirikan tenda, karena biasanya malam tahun baru udah penuh banget yang sudah membuat tenda di puncak.Tapi karena ada masalah tersebut, kamipun mengurungkan niat kami. Dan besok paginya pukul 08.00 kami bergegas untuk memulai pendakian.
Pendakian kami berlangsung lancar jaya gan, maklum pendakian siang hari lebih mudah dan enjoy. Kira kira pukul 14.00an kami berhasil sampai di puncak. Dan benar sekali, ternyata di puncak sudah dipenuhi oleh tenda tenda dari pendaki lain yang datang lebih awal. Setelah muter-muter mencari spot untuk mendirikan tenda, akhirnya kami menemukan sebuah spot yang boleh dikatakan kategory FATAL untuk didirikan sebuah tenda. Bagaimana tidak gan ?? lokasi dengan kemiringan sekitar 35° dan tepat ditengahnya adalah bekas jalur air mengalir.
Tapi apa boleh buat, pikir kami saat itu langit sangat cerah dan toh ini hanya sekedar buat istirahat siang ini.
Lelah mendaki gunung, paling mantap makan mi rebus trus nyruput kopi item dilanjutkan nyedot rokok kretek gan.
Dan itulah yang kami nikmati setelah selesai mendirikan tenda. Beberapa teman kami setelah itu langsung asyik berselfie ria di tugu puncak Gunung Lawu, beberapa lagi ada yang sedang rebahan di dalam tenda.
Sekitar pukul 16.00 an tiba-tiba saja yang kami takutkan datang gan.....
Kabut tebal menyelimuti dan petir pun ikut meramaikan suasana dingin sore itu. Dan tak lama, bagai disiram air dari langit hujan pun turun dengan sangat deras.
Kami berlarian ke arah tenda bergegas menyelamatkan barang yang tidak tahan dengan air. Dan seketika itu juga, air bah menerjang tenda kami tepat di tengah-tengah tenda. Tenda roboh gan,,,,,
beberapa barang kamipun ada yang ikut terseret air ke bawah. Langkah emergency pun segera kami jalankan. Setelah semua barang milik masing-masing anggota diamankan, giliran tenda yang roboh segera kami lipat di bawah derasnya hujan. Dan waktu itu tenda yang kami pake bukanlah tenda doom gan, tapi tenda konvesional yang biasa dipakai anak anak pramuka kemah
. Gila gag tuh beratnya kalau basah kuyub?? 
Selesai packing darurat, kami segera rapat dadakan. Kalau masih bertahan di puncak, mungkin malamnya kita tidak akan kuat bertahan karena tenda roboh dan beberapa stok makanan hilang ditelan air bah. Akhirnya kami sepakat untuk nekat turun dalam keadaan hujan deras. Kami berbagi tugas, yang sudah pernah naik Gunung Lawu bertugas sebagai Leader dan 2 teman nongkrong kami tadi ditugaskan untuk membawa tenda basah tadi
, dan saya saat itu dapat bagian sebagai sweaper.
Dalam keadaan hujan deras, gelap, kedinginan dan alat penerangan seadanya, kami bergegas turun karena takut nanti kemalaman. Di sinilah gan semua keanehan mulai terjadi. Beberapa kali saya mendengar dua orang pembawa tenda tadi mengeluh dan mengeluarkan kata-kata kurang pantas. Sebenernya saya juga kasian gan, tapi kata ketua saya itu sebagai hukuman buat mereka karena prepare yang tidak maksimal dan berakibat semua anggota kena dampaknya.
Hal aneh pertama kami adalah, malam itu malam tahun baru sementara di bukit sebelah kami dapat melihat deretan lampu senter yang bak berbaris dan berliku-liku dan terlihat jelas karena hujan sudah mulai reda. Tapi anehnya, tidak ada satupun yang berpapasan dengan kami saat itu. Dengan hati tenang kami coba berdalih kalau pendaki lain mungkin belum sampai di sini, karena kami masih belum bertemu pos 5. Lama kelamaan, kami merasa kuatir karena jalur yang kami lewati sepertinya bukan jalur Cemoro Sewu Sering kali kami melewati rute yang tergenang lumpur layaknya daerah yang belum terjamah. Saya kebetulan membawa senter dan beberapa kali saya senterkan ke arah kanan kiri, rasanya kami masuk hutan. Saya segera berteriak beberapa kali "leader,,,perhatikan jalur" dengan harapan leader bisa menemukan jalur sebenarnya. Kembali saya mendengar suara jengkel dari pembawa tenda di di depan saya, meskipun saya tidak bisa melihat mereka, tapi saya masih ingat betul logat dan suara mereka. Berkali-kali sang ketua berteriak meminta pembawa tenda jangan berbicara yang tidak sopan dan sabar dulu, bentar lagi pos 5. Pengalaman hororpun dimulai, saat saya merasa jarak saya agak jauh dari teman di depan saya, tiba-tiba saja saya disalip dari belakang oleh seorang pemuda kurus yang memakai celana jeans potongan atas dengkul, kaos oblong item dan tanpa senter.
Saya sempat menyapa "mass... rombongan darimana?". Tanpa jawaban dan menoleh, pemuda tadi terus saja berjalan tanpa menghiraukan saya. Pikir saya waktu itu "ahhh.. paling temennya ada dibelakang atau mungkin dia tertinggal". Terus mengikuti suara leader, saya menyusuri jalan setapak berbatu dan tepat samping saya adalah jurang yang kedalamannya tidak saya ketahui karena saat saya mengarakan senter ke samping bawah terlihat pemandangan yang gelap gulita. Tiba-tiba saya melewati sekelompok orang duduk di atas batu besar yang kurang jelas bentuknya, karena tanpa ada penerangan sama sekali. Hanya hitam saja, kalo tidak salah jumlahnya ada 4 orang. 2 diantaranya duduk.di atas batu di tepi jurang dengan potongan rambut gondrong. Sedang 2 lainnya berdiri bersender di batu. Sempat saya mengarahkan senter saya ke arah mereka tapi hanya ke arah batu yang mereka duduki, dan saya melihat penampakan botol bir dan botol air mineral yang isinya berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan di sekitar botol, berserakan kulit kacang. Sambil menyapa saya mencoba bertanya "maaf mas,,, ini jalur Cemoro Sewu bukan ?" namun mereka hanya mengangguk. Pikir saya mungkin mereka lagi tinggi
Dan keanehan terakhir adalah ketika kami berhenti pada sebuah batu besar yang menempel di tebing. Ketua kami bilang dengan sangat hati-hati bahwa ternyata kami sudah "dikerjain" sama ghaib disitu. Karena tanpa sepengetahuan kami ternyata ketua sudah memberikan sebuah coretan dari batu di batu besar tadi. Dan dia sudah ketiga kalinya melewati batu besar tadi. Akhirnya kami berdoa bersama dan peringatan keras ditujukan pada pembawa tenda yang selama perjalanan selalu mengeluh dan berbicara kotor.
Selesai berdoa dan "ritual" meminta maaf, kami lanjutkan perjalanan kembali. Betul saja, perkiraan satu jam perjalanan kami langsung bertemu dengan pos 5. Segera kami istirahat menenangkan diri dan mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi. Kisaran pukul 03:00an kami sampai di Cemoro Sewu, lega rasanya hati ini. Sampai di Cemoro Sewu kami belum ada yang bercerita soal kejanggalan kejanggalan yang terjadi selama turun gunung. Baru beberapa hari setelah kami sampai rumah kami baru saling menceritakan apa yang terjadi.
Pas kami ngumpul di warung mie ayam langganan kami, kebetulan salah satu temen saya nyeplos kalo di pas pendakian kemarin mendengar ada yang manggil manggil namanya..... cewek lagi
akhirnya kamipun saling cerita apa yang kami rasakan di sana,,,ngeri gan,,,,, ada yang melihat wanita sedang berjalan di depannya, pas mau manggil temen dibelakangnya ehh udah ilang ceweknya. Beda lagi temen saya yang jadi leader, dia merasa kalau jalannya itu sama persis dengan jalan yang dilewati tadi pagi. Beberapa kali dikasih tau kalau jalannya kok berlumpur gini, ehhh dia enak jawabnya "udahhh... namanya juga di gunung, kalo enak ya tidur di kasur yang empuk di dalam kamar yang hangat". Seru lagi sang ketua, dia sebenernya sudah curiga sejak awal. Sama seperti asumsi saya... malam tahun baru kok jalurnya sepi banget.... Berkali-kali ketua yang posisinya saat itu di tengah rombongan mendengar suara suara aneh dari arah samping..... ada suara wanita minta tolong
padahal sampingya jurang lho.... Trus katanya lagi ada suara ramai yang layaknya sebuah pasar gitu.... asumsi kami setelah mendengar cerita senior sih itu yang namanya pasar setan gunung lawu. Tapi entahlah, kami juga tidak ingin terlalu ruwet mengusut itu. Yang jelas kami mencoba menarik kesimpulan bahwa "BERHATI-HATILAH SAAT BERADA DI SEBUAH GUNUNG. JAGA PIKIRAN DAN PERKATAAN. APAPUN ITU, DI SANA JUGA ADA SEBUAH KEHIDUPAN LAIN YANG TIDAK SUKA DENGAN HAL-HAL BURUK YANG KITA LAKUKAN."

Niat untuk naik ke puncak lebih awalpun akhirnya pupus. Harapan kami jika tanggal 31 Desember pagi kami sudah ada di puncak, maka besar kemungkinan kami bisa dapat tempat untuk mendirikan tenda, karena biasanya malam tahun baru udah penuh banget yang sudah membuat tenda di puncak.Tapi karena ada masalah tersebut, kamipun mengurungkan niat kami. Dan besok paginya pukul 08.00 kami bergegas untuk memulai pendakian.
Pendakian kami berlangsung lancar jaya gan, maklum pendakian siang hari lebih mudah dan enjoy. Kira kira pukul 14.00an kami berhasil sampai di puncak. Dan benar sekali, ternyata di puncak sudah dipenuhi oleh tenda tenda dari pendaki lain yang datang lebih awal. Setelah muter-muter mencari spot untuk mendirikan tenda, akhirnya kami menemukan sebuah spot yang boleh dikatakan kategory FATAL untuk didirikan sebuah tenda. Bagaimana tidak gan ?? lokasi dengan kemiringan sekitar 35° dan tepat ditengahnya adalah bekas jalur air mengalir.

Tapi apa boleh buat, pikir kami saat itu langit sangat cerah dan toh ini hanya sekedar buat istirahat siang ini.
Lelah mendaki gunung, paling mantap makan mi rebus trus nyruput kopi item dilanjutkan nyedot rokok kretek gan.

Dan itulah yang kami nikmati setelah selesai mendirikan tenda. Beberapa teman kami setelah itu langsung asyik berselfie ria di tugu puncak Gunung Lawu, beberapa lagi ada yang sedang rebahan di dalam tenda.
Sekitar pukul 16.00 an tiba-tiba saja yang kami takutkan datang gan.....
Kabut tebal menyelimuti dan petir pun ikut meramaikan suasana dingin sore itu. Dan tak lama, bagai disiram air dari langit hujan pun turun dengan sangat deras.

Kami berlarian ke arah tenda bergegas menyelamatkan barang yang tidak tahan dengan air. Dan seketika itu juga, air bah menerjang tenda kami tepat di tengah-tengah tenda. Tenda roboh gan,,,,,



Selesai packing darurat, kami segera rapat dadakan. Kalau masih bertahan di puncak, mungkin malamnya kita tidak akan kuat bertahan karena tenda roboh dan beberapa stok makanan hilang ditelan air bah. Akhirnya kami sepakat untuk nekat turun dalam keadaan hujan deras. Kami berbagi tugas, yang sudah pernah naik Gunung Lawu bertugas sebagai Leader dan 2 teman nongkrong kami tadi ditugaskan untuk membawa tenda basah tadi

Dalam keadaan hujan deras, gelap, kedinginan dan alat penerangan seadanya, kami bergegas turun karena takut nanti kemalaman. Di sinilah gan semua keanehan mulai terjadi. Beberapa kali saya mendengar dua orang pembawa tenda tadi mengeluh dan mengeluarkan kata-kata kurang pantas. Sebenernya saya juga kasian gan, tapi kata ketua saya itu sebagai hukuman buat mereka karena prepare yang tidak maksimal dan berakibat semua anggota kena dampaknya.
Hal aneh pertama kami adalah, malam itu malam tahun baru sementara di bukit sebelah kami dapat melihat deretan lampu senter yang bak berbaris dan berliku-liku dan terlihat jelas karena hujan sudah mulai reda. Tapi anehnya, tidak ada satupun yang berpapasan dengan kami saat itu. Dengan hati tenang kami coba berdalih kalau pendaki lain mungkin belum sampai di sini, karena kami masih belum bertemu pos 5. Lama kelamaan, kami merasa kuatir karena jalur yang kami lewati sepertinya bukan jalur Cemoro Sewu Sering kali kami melewati rute yang tergenang lumpur layaknya daerah yang belum terjamah. Saya kebetulan membawa senter dan beberapa kali saya senterkan ke arah kanan kiri, rasanya kami masuk hutan. Saya segera berteriak beberapa kali "leader,,,perhatikan jalur" dengan harapan leader bisa menemukan jalur sebenarnya. Kembali saya mendengar suara jengkel dari pembawa tenda di di depan saya, meskipun saya tidak bisa melihat mereka, tapi saya masih ingat betul logat dan suara mereka. Berkali-kali sang ketua berteriak meminta pembawa tenda jangan berbicara yang tidak sopan dan sabar dulu, bentar lagi pos 5. Pengalaman hororpun dimulai, saat saya merasa jarak saya agak jauh dari teman di depan saya, tiba-tiba saja saya disalip dari belakang oleh seorang pemuda kurus yang memakai celana jeans potongan atas dengkul, kaos oblong item dan tanpa senter.

Saya sempat menyapa "mass... rombongan darimana?". Tanpa jawaban dan menoleh, pemuda tadi terus saja berjalan tanpa menghiraukan saya. Pikir saya waktu itu "ahhh.. paling temennya ada dibelakang atau mungkin dia tertinggal". Terus mengikuti suara leader, saya menyusuri jalan setapak berbatu dan tepat samping saya adalah jurang yang kedalamannya tidak saya ketahui karena saat saya mengarakan senter ke samping bawah terlihat pemandangan yang gelap gulita. Tiba-tiba saya melewati sekelompok orang duduk di atas batu besar yang kurang jelas bentuknya, karena tanpa ada penerangan sama sekali. Hanya hitam saja, kalo tidak salah jumlahnya ada 4 orang. 2 diantaranya duduk.di atas batu di tepi jurang dengan potongan rambut gondrong. Sedang 2 lainnya berdiri bersender di batu. Sempat saya mengarahkan senter saya ke arah mereka tapi hanya ke arah batu yang mereka duduki, dan saya melihat penampakan botol bir dan botol air mineral yang isinya berwarna kekuning-kuningan. Sedangkan di sekitar botol, berserakan kulit kacang. Sambil menyapa saya mencoba bertanya "maaf mas,,, ini jalur Cemoro Sewu bukan ?" namun mereka hanya mengangguk. Pikir saya mungkin mereka lagi tinggi

Dan keanehan terakhir adalah ketika kami berhenti pada sebuah batu besar yang menempel di tebing. Ketua kami bilang dengan sangat hati-hati bahwa ternyata kami sudah "dikerjain" sama ghaib disitu. Karena tanpa sepengetahuan kami ternyata ketua sudah memberikan sebuah coretan dari batu di batu besar tadi. Dan dia sudah ketiga kalinya melewati batu besar tadi. Akhirnya kami berdoa bersama dan peringatan keras ditujukan pada pembawa tenda yang selama perjalanan selalu mengeluh dan berbicara kotor.
Selesai berdoa dan "ritual" meminta maaf, kami lanjutkan perjalanan kembali. Betul saja, perkiraan satu jam perjalanan kami langsung bertemu dengan pos 5. Segera kami istirahat menenangkan diri dan mengisi perut yang sudah keroncongan dari tadi. Kisaran pukul 03:00an kami sampai di Cemoro Sewu, lega rasanya hati ini. Sampai di Cemoro Sewu kami belum ada yang bercerita soal kejanggalan kejanggalan yang terjadi selama turun gunung. Baru beberapa hari setelah kami sampai rumah kami baru saling menceritakan apa yang terjadi.
Pas kami ngumpul di warung mie ayam langganan kami, kebetulan salah satu temen saya nyeplos kalo di pas pendakian kemarin mendengar ada yang manggil manggil namanya..... cewek lagi

akhirnya kamipun saling cerita apa yang kami rasakan di sana,,,ngeri gan,,,,, ada yang melihat wanita sedang berjalan di depannya, pas mau manggil temen dibelakangnya ehh udah ilang ceweknya. Beda lagi temen saya yang jadi leader, dia merasa kalau jalannya itu sama persis dengan jalan yang dilewati tadi pagi. Beberapa kali dikasih tau kalau jalannya kok berlumpur gini, ehhh dia enak jawabnya "udahhh... namanya juga di gunung, kalo enak ya tidur di kasur yang empuk di dalam kamar yang hangat". Seru lagi sang ketua, dia sebenernya sudah curiga sejak awal. Sama seperti asumsi saya... malam tahun baru kok jalurnya sepi banget.... Berkali-kali ketua yang posisinya saat itu di tengah rombongan mendengar suara suara aneh dari arah samping..... ada suara wanita minta tolong

Mungkin itu saja gan cerita saya, moga aja sih bisa bermanfaat buat kita semua. Atau semisal agan agan pengen share pengalaman serupa di sini... boleh aja gan

Sekian dulu dari saya, jangan lupa syarat syarat nya ya gan



Diubah oleh dynamo182 03-05-2014 18:33






deroxinos dan 3 lainnya memberi reputasi
4
48.8K
Kutip
372
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan