- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ronny Pasla Kiper Legendaris Indonesia


TS
doxis
Ronny Pasla Kiper Legendaris Indonesia
Quote:
Bismilahirahmanirahim
Spoiler for Sebelumnya:
Budayakan Komendan Rate 5 Stars Ane Collector Bata
Quote:
Quote:

Sebenarnya, Ronny lebih awal meminati olahraga tennis sampai sempat meraih juara pada Kejuaraan Tenis Nasional Tingkat Junior di Malang, 1967. Namun ayahnya, Felix Pasla menyarankannya ke sepakbola. Jadilah dia andalan di klub Dinamo, Medan, Bintang Utara, Medan dan PSMS Medan. Kemudian hijrah ke Persija Jakarta dan Indonesia Muda, Jakarta. Selama berkiprah di PSMS, Ronny dan rakan-rekannya meraih prestasi sebagai Juara Piala Suratin (1967) dan Juara Nasional (1967).
Kiprahnya sebagai penjaga gawang andalan Tim Nasional Indonesia (PSSI) juga meraih prestasi sebagai Juara Piala Agakhan di Bangladesh (1967), Juara Merdeka Games (1967), Peringkat III Saigon Cup (1970) dan Juara Pesta Sukan Singapura (1972).
Atas prestasinya yang gemilang sebagai kipper PSMS, Ronny berdarah Manado yang dijuluki Macan Tutul bertinggi badan 183 cm itu mendapat penghargaan sebagai Warga Utama Kota Medan (1967). Kiprahnya di sepakbola dan Timnas PSSI sebagai kiper andalan sejak 1966 hingga pensiun 1985 dalam usia 38 tahun dianugerahi Piagam dan Medali Emas dari PSSI (1968), Atlet Terbaik Nasional (1972), Penjaga Gawang Terbaik Nasional (1974).
Selama karir sebagai kiper tentu banyak pengalaman Ronny yang amat berkesan. Salah satu di antaranya, tatkala Timnas Brazil yang diperkuat pesepak bola legendaris Pele, tur ke Asia termasuk Indonesia pada 1972. Dalam laga Timnas Indonesia dan Brazil itu Ronny berhasil menahan eksekusi penalti Pele, kendati Indonesia akhirnya kalah 1-2.
Setelah pensiun dari dunia sepak bola pada usia 40 tahun di Indonesia Muda (IM), Jakarta, Ronny lebih banyak menggumuli olahraga tennis lapangan sebagai pelatih. Bahkan dia memiliki sekolah tenis lapangan bernama Velodrom Tennis School di Jakarta.
Quote:
Quote:
Ronny Paslah, Sang Penakluk Tendangan Pele
Quote:
Tim nasional Indonesia dulu punya seorang kiper hebat, tak tanggung-tanggung, kiper ini pernah menepis tendangan penalti pemain legenda Brazil Pele. Ronny Paslah namanya, kini ia sudah berusia 65 tahun dan tentu saja saat ini ia menjadi panutan bagi kiper-kiper Indonesia.
Lahir di Medan, Ronny Paslah sesungguhnya saat remaja ia malah lebih menekuni olahraga tenis, bahkan ia pernah menjadi juara dalam Kejuaraan Tenis Nasional Tingkat Junior di Malang pada tahun 1967. Pada gelaran PON VI 1965 di Jakarta, nama Ronny Paslah pun masih terdaftar sebagai atlet tenis yang mewakili provinsi Sumateta Utara, namun gelaran PON itu dibatalkan karena ada pemberontakan G 30 S PKI.
Awal mula Ronny Paslah mulai menggeluti sepakbola adalah karena ia mengikuti saran ayahnya Felix Paslah. Ia pun mulai berlatih dengan tim daerahnya saat itu yakni Dinamo Medan. Karena memiliki bakat luar biasa, tak sampai satu tahun berlatih dengan Dinamo Medan, Ronny Paslah langsung menjadi kiper utama dari Dinamo Medan.
Tak main-main, Ronny yang dijuluki Si Macan Tutul ini langsung membawa Dinamo Medan menjuarai Piala Suratin, sebuah kompetisi sepakbola yang cukup bergengsi kala itu.
Karena penampilan gemilangnya tersebut, Ronny Paslah langsung dipanggil untuk membela tim nasional Indonesia. Usianya sendiri saat itu baru 20 tahun dan tak lama langsung menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Indonesia.
Kisah Ronny Paslah yang menepis tendangan penalti legenda Brazil Pele yakni saat tim nasional Brazil pada tahun 1972 tengah menjalani tur di benua Asia, Indonesia menjadi salah satu negara yang disinggahi Selecao.
Dalam pertandingan persahabatan antara Indonesia melawan Brazil yang digelar di stadion Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), tim nasional Brazil mendapat hadiah penalti, Pele yang dipercaya menjadi eksekutor gagal membobol gawang Indonesia yang dikawal oleh Ronny Paslah. Tendangannya ditepis oleh Ronny Paslah yang dalam laga itu memang bermain gemilang.
Walaupun pada pertandingan itu Indonesia kalah 1-2 dari Brazil, namun aksi Ronny Paslah ketika menepis tendangan Pele menjadi kesan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Bahkan kalah tipis dari tim sekelas Brazil juga merupakan kebanggaan.
Setelah aksi menepis tendangan penalti Pele itu, nama Ronny Paslah pun harum di Asia dan di mata dunia internasional. Ia juga disebut-sebut memiliki kemampuan dan kelenturan badan setara kiper legendaris Uni Soviet, Lev Yashin.
Dengan tinggi badan 183 cm, Ronny ketika masih aktif bermain sangat unggul dalam antisipasi bola-bola atas. Tidak heran, posisi pemain inti di Timnas tak tergantikan sejak 1966 hingga pensiun dari Timnas pada usia 38 tahun.
Ronny pensiun total pada usia 40 tahun. Klub terakhir yang dibelanya adalah Indonesia Muda. Setelah pensiun Ronny lebih banyak menggumuli olahraga tennis lapangan sebagai pelatih. Bahkan dia memiliki sekolah tenis lapangan bernama Velodrom Tennis School di Jakarta.
Namun belakangan, minat Ronny pada dunia sepakbola kembali menyeruak. bersama dua rekannya, Andjas Asmara dan Ipong Silalahi, Ronny Pasla mulai menggarap pembentukan tim sepak bola impian melalui reality show pencarian bakat sepak bola bertajuk My Team pada tahun 2007 silam
.Lahir di Medan, Ronny Paslah sesungguhnya saat remaja ia malah lebih menekuni olahraga tenis, bahkan ia pernah menjadi juara dalam Kejuaraan Tenis Nasional Tingkat Junior di Malang pada tahun 1967. Pada gelaran PON VI 1965 di Jakarta, nama Ronny Paslah pun masih terdaftar sebagai atlet tenis yang mewakili provinsi Sumateta Utara, namun gelaran PON itu dibatalkan karena ada pemberontakan G 30 S PKI.
Awal mula Ronny Paslah mulai menggeluti sepakbola adalah karena ia mengikuti saran ayahnya Felix Paslah. Ia pun mulai berlatih dengan tim daerahnya saat itu yakni Dinamo Medan. Karena memiliki bakat luar biasa, tak sampai satu tahun berlatih dengan Dinamo Medan, Ronny Paslah langsung menjadi kiper utama dari Dinamo Medan.
Tak main-main, Ronny yang dijuluki Si Macan Tutul ini langsung membawa Dinamo Medan menjuarai Piala Suratin, sebuah kompetisi sepakbola yang cukup bergengsi kala itu.
Karena penampilan gemilangnya tersebut, Ronny Paslah langsung dipanggil untuk membela tim nasional Indonesia. Usianya sendiri saat itu baru 20 tahun dan tak lama langsung menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Indonesia.
Kisah Ronny Paslah yang menepis tendangan penalti legenda Brazil Pele yakni saat tim nasional Brazil pada tahun 1972 tengah menjalani tur di benua Asia, Indonesia menjadi salah satu negara yang disinggahi Selecao.
Dalam pertandingan persahabatan antara Indonesia melawan Brazil yang digelar di stadion Senayan (sekarang Gelora Bung Karno), tim nasional Brazil mendapat hadiah penalti, Pele yang dipercaya menjadi eksekutor gagal membobol gawang Indonesia yang dikawal oleh Ronny Paslah. Tendangannya ditepis oleh Ronny Paslah yang dalam laga itu memang bermain gemilang.
Walaupun pada pertandingan itu Indonesia kalah 1-2 dari Brazil, namun aksi Ronny Paslah ketika menepis tendangan Pele menjadi kesan tersendiri bagi rakyat Indonesia. Bahkan kalah tipis dari tim sekelas Brazil juga merupakan kebanggaan.
Setelah aksi menepis tendangan penalti Pele itu, nama Ronny Paslah pun harum di Asia dan di mata dunia internasional. Ia juga disebut-sebut memiliki kemampuan dan kelenturan badan setara kiper legendaris Uni Soviet, Lev Yashin.
Dengan tinggi badan 183 cm, Ronny ketika masih aktif bermain sangat unggul dalam antisipasi bola-bola atas. Tidak heran, posisi pemain inti di Timnas tak tergantikan sejak 1966 hingga pensiun dari Timnas pada usia 38 tahun.
Ronny pensiun total pada usia 40 tahun. Klub terakhir yang dibelanya adalah Indonesia Muda. Setelah pensiun Ronny lebih banyak menggumuli olahraga tennis lapangan sebagai pelatih. Bahkan dia memiliki sekolah tenis lapangan bernama Velodrom Tennis School di Jakarta.
Namun belakangan, minat Ronny pada dunia sepakbola kembali menyeruak. bersama dua rekannya, Andjas Asmara dan Ipong Silalahi, Ronny Pasla mulai menggarap pembentukan tim sepak bola impian melalui reality show pencarian bakat sepak bola bertajuk My Team pada tahun 2007 silam
Quote:
Quote:
Quote:
>> Profil
Nama lengkap : Ronny Pasla
Julukan : Macan Tutul
Tempat / tanggal lahir : Medan, 15 April 1947
Orang tua : Felix pasla (Ayah) / Magdalena Sorongan (Ibu)
Status : Menikah
Istri : Enny K. Pasla
Anak :
* Fransiska Pasla
* Fransisce Pasla
* Renaldo Pasla
* Jonny Raymond Pasla
* Diaz Pasla
* Sisfani Pasla
Posisi : Penjaga Gawang
Tinggi / Berat : 183 cm / 65 kg
Hobi : Tenis lapangan
Makanan favorit : Masakan Padang
Julukan : Macan Tutul
Tempat / tanggal lahir : Medan, 15 April 1947
Orang tua : Felix pasla (Ayah) / Magdalena Sorongan (Ibu)
Status : Menikah
Istri : Enny K. Pasla
Anak :
* Fransiska Pasla
* Fransisce Pasla
* Renaldo Pasla
* Jonny Raymond Pasla
* Diaz Pasla
* Sisfani Pasla
Posisi : Penjaga Gawang
Tinggi / Berat : 183 cm / 65 kg
Hobi : Tenis lapangan
Makanan favorit : Masakan Padang
Quote:
Quote:
>> Karir
* Dinamo, Medan
* Bintang Utara, Medan
* PSMS Medan
* Persija Jakarta
* Indonesia Muda, Jakarta
Timnas : Indonesia
* Bintang Utara, Medan
* PSMS Medan
* Persija Jakarta
* Indonesia Muda, Jakarta
Timnas : Indonesia
Quote:
Quote:
>> Prestasi individu
* Juara Kejuaraan Tenis Nasional Tingkat Junior di Malang, 1967
* Warga Utama Kota Medan, 1967
* Piagam dan Medal Emas dari PSSI, 1968
* Atlet Terbaik Nasional, 1972
* Penjaga Gawang Terbaik Nasional, 1974
* Warga Utama Kota Medan, 1967
* Piagam dan Medal Emas dari PSSI, 1968
* Atlet Terbaik Nasional, 1972
* Penjaga Gawang Terbaik Nasional, 1974
Quote:
Quote:
>> Prestasi di Tim Nasional Indonesia
Timnas Indonesia, Juara Piala Agakhan di Bangladesh, 1967
Timnas Indonesia, Juara Merdeka Games, 1967
Timnas Indonesia, Peringkat III Saigon Cup, 1970
Timnas Indonesia, Juara Pesta Sukan Singapura, 1972
Timnas Indonesia, Juara Merdeka Games, 1967
Timnas Indonesia, Peringkat III Saigon Cup, 1970
Timnas Indonesia, Juara Pesta Sukan Singapura, 1972
Thread ini berbeda dari Thread ini
Diubah oleh doxis 20-04-2014 20:46
0
3.9K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan