misi agan dan agan wati......
sekedar mau share aja nih....
mudah mudahan bisa bermanfaat
Terima kasih juga untuk agan yang sudah menyumbangkan
ditunggu lainnya ya gan
Spoiler for cendol:
Agan masih inget gag sama film Arie Hanggara ?????
Spoiler for poster film:
Itu tuh film yang terinspirasi dari kisah nyata tentang kehidupan seorang anak kecil yang disiksa sampai mati di tangan bapaknya
Spoiler for pesan yang terlupakan:
[center]ini nih gan ceritanya :
Arie Hanggara tutup usia pada 8
November 1984, usianya belum genap 8 tahun saat itu. Bocah kecil itu tewas dianiaya ayah kandungnya sendiri. Dikompori sang ibu tiri. Dengan dalih mendisiplinkan anak atau mungkin melampiaskan kekesalan karena frustasi jadi pengangguran, Machtino kerap menghajar Arie. Pipi kecil itu ia tampar berkali-kali sekuat tenaga, memukulinya dengan gagang sapu, mengikat kaki dan tangan si anak kedua, disuruh berdiri jongkok sampai ratusan kali. Arie pun kerap ‘disetrap’, termasuk di kamar mandi bertegel dingin.
“Hadap tembok!” teriakan ini sempat
didengar tetangga pada malam itu. Dini harinya, bocah yang kepayahan itu tak lagi bisa bertahan. Ia ditemukan ambruk dengan tubuh kaku. Machtino dan Santi menyesal berat, tapi waktu tak bisa diputar ulang kembali. Kematian Arie Hanggara bikin gempar kala itu. Orang-orang tak habis pikir, mengapa bisa orangtua menyiksa anaknya sendiri hingga mati. Kok tega?
Rekonstruksi pembunuhan harus
diulang beberapa kali karena massa
selalu berjejal, tak hanya menonton,
tapi gemas ingin menghakimi Machtino dan Santi.
Seluruh media massa mengangkat kisah Arie. Salah satunya, Majalah Tempo yang memuat judul panjang di halaman mukanya: “Arie namanya. Ia mati dihukum ayahnya. Mungkin anak kita tidak. Tapi benarkah kita tidak kejam?”
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nugroho Notosusanto juga sempat
berniat membuatkan patung Arie sebagai peringatan agar kasus serupa tak terulang di masa mendatang. Tapi batal.
Nestapa Arie Hanggara dibangkitkan
kembali dalam sebuah film, dengan
judul sama dengan namanya. Film besutan Frank Rorimpandey itu ditonton ratusan ribu orang – yang `membanjiri’ bioskop dengan air mata.
gimana gan? nah sayangnya sekarang masih saja orang tua yang tega menyiksa anaknya sendiri...
tolong untuk agan dan aganwati yang sudah berkeluarga "sayangi anak anak agan dan didik mereka dengan cara yang baik"
jangan sampai kisah Arie Hanggara terulang lagi gan
UPDATE»»»»ane tambahin ni gan yang pengen download filmnya (via IDWS)
Film ini menceritakan tentang kisah nyata setelah warga Jakarta dihebohkan kasus meninggalnya seorang bocah 8 tahun bernama Arie Hanggara akibat penyiksaan orang tuanya. Media massa meliput penuh gempita kabar ini.
Film ini berkisah tentang seorang penganggur kelas berat bernama Tino Ridwan (Deddy Mizwar). Sifatnya yang pemalas, tukang janji kelas kakap, dan pembuat anak yang kuat menyebabkan saudara dari pihak istrinya menggunjinginya sebagai pejantan yang hanya kuat membuat anak.
Karena tak punya kerjaan dan disertai dengan harga diri yang tinggi, sementara Jakarta meminta terlalu banyak, bersiteganglah si Tino dengan istrinya. Sang istri kembali ke Depok dan Tino menitipkan anak-anaknya ke rumah neneknya untuk kemudian diambil lagi sewaktu dia sudah hidup bersama dengan pacarnya, Santi
(Joice Erna) secara kumpul kebo.
Di rumah kontrakan kecil ini hiduplah
ima orang manusia. Tino dan Santi serta tiga anak Tino dari istri
pertamanya: Anggi (tertua), Arie,
dan Andi (si kecil).
Tino sadar betul dengan profesinya
sebagai penganggur. Dia pun
sehabis mengantar istri ke kantor,
dia melamar kerja di sana dan di
sini. Tapi tidak dapat-dapat juga.
Teman-teman dihubungi, tapi
semuanya menolak. Padahal di
rumah rokoknya terus mengebul dan
omongannya juga besar.
Santi sudah mulai cerewet, kerja
tidak didapatkan juga, anak-anak di
rumah kian membandel saja. Oleh
karena ini semua Tino selalu
menetapkan aturan yang keras
kepada anaknya. Apa saja harus
diatur. Tapi Arie Hanggara, si anak
kedua ini, selalu membandel dengan
aturan ini. Wajah Yan Cherry
Budiono yang memerankan Arie ini
memang wajah memelas. Sosoknya
pendiam. Tapi diamnya Arie adalah
diam yang meresahkan Tino.
Tino sebetulnya sayang dengan anak
ini. Santi demikian juga adanya.
Namun Santi mulai cerewet dan
menyindir-nyindir Tino atas
kenakalan anak-anaknya. Lama-lama
dia mulai jengkel, terutama kepada
Arie. Mula-mula kalau semuanya
berkumpul di meja makan malam
hari, Tino sudah memperingati dan
memaklumkan aturan supaya jangan
nakal dan jangan nakal.
Akan tetapi Arie Hanggara tetap
membandel dengan aturan itu.
Awalnya dipukuli, Arie masih
mengaduh, tapi lama-lama anak ini
menjadi adiktif dan seperti meminta
untuk dihukum. Lantaran takut
melanggar, Arie sering berbohong.
Di sekolah, Arie jadi pendiam,
asosial, dan jadi senang mengincar
dompet teman-temannya. Maka jadi
bulan-bulananlah dia.
Karena merasa sakit perilaku Arie
sudah tak bisa diobati di sekolah SD
Negeri, Tino pun berencana
membawa si Arie ke pesanntren di
Jawa Timur.
Tapi sayang sebelum dia dibawa ke
pesantren, dia harus melakukan
kesalahan lagi. Tapi kali ini
kesalahan kakaknya. Tapi Arie
mengaku bahwa dialah yang
melakukannya. Bahkan dia minta
digantung saja atau tangan diikat
saja supaya tak nakal lagi.
Sementara Arie diikat, dua
saudaranya yang lain memberinya
makan diam-diam.
Tugas Arie di hari kedua sebelum
kematian adalah membersihkan
kamar mandi. Tapi Arie malas-
malasan. Arie dipanggil. Arie maju
ke hadapannya. Bergeraklah tangan
si Tino penganggur ini ke pantat.
Dihukumlah anak ini berdiri jongkok.
Kakak dan adiknya melihat Arie yang
terhuyung-huyung ngantuk sambil
memeluk lutut di lantai menjalani
hukuman yang mestinya tak boleh
ditanggungnya. Ia tak boleh makan,
adik dan kakaknyalah yang diam-
diam memberinya biskuit. Tatkala
mereka menawarkan diri memberi
Arie minum, Arie menolak. Dan
malapetaka itu pun terjadi.
Santi pada malam malapetaka dan
besoknya Arie dan Tino akan
berangkat ke Jatim itu masih manis
menasehati Arie untuk minta maaf
saja dengan Tino, ayahnya. Tapi
Arie tak melakukannya, malah
dibilangnya pada ibu tirinya itu, dia
lebih baik dihukum terus saja. Maka
menyambarlah tangan Santi yang
mendorong Arie ke dinding. Tino
berdiri dan menggampar pantat kecil
anak malang ini sementara Santi
duduk sambil menjahit di ruang
makan. Mata Arie yang lebam
kebiruan memandang sendu
bapaknya. Tak tahan memandang
mata anak itu, diambilnya tongkat
sapu. Diganyangnya pantat itu
dengan pukulan bertalu-talu.
Menjeritlah Santi melihat ulah Tino.
Anak ini tidak mau lagi menangis.
Menatap bapaknya dengan sangat
tajam, tapi raut wajah dingin yang
mengerikan. Lalu dengan kesal dan
kalap satu tamparan keras
menghantam pipi kiri Arie dan
terjungkallah ia ke lantai. Lalu Tino
memberinya air minum. Arie tetap di
dekat tembok menjalani hukuman.
Mereka sempat pelukan dan suara
Tino sudah mengendur. Mungkin
capek menghadapi sikap Arie yang
dingin, patuh, tapi kepatuhan yang
melawan. Dan Arie minta minum
lagi. Tapi Tino mengancam, setelah
dia diberi minum, tidak boleh lagi
minum tanpa seizinnya. Arie pun
dengan datar berjanji untuk tak
minum lagi.
Mungkin karena jiwa anak ini sudah
mau bunuh diri di tangan ayahnya
sendiri, dia melanggar lagi sabda si
penganggur ini. Dia mengambil air
minum, tapi gesekan gelasnya
didengar oleh Tino. Tino bangun
dan lupa bahwa mereka besok mau
ke pesantren. Dia kalap. Arie, anak
malang ini, harus menjadi santapan
kemarahan jam dua dini hari itu.
Tak ada teriakan. Tak ada rintihan.
Tak ada apapun keluar dari mulut
anak yang sudah mencium bau
kematian sejak 6 November ini yang
bahkan satu jam sebelum
kematiannya dia sudah berpesan
kepada dua saudaranya bahwa ia
akan pergi dengan sangat jauh. Arie
terjatuh di lantai. Paniknya Tino dan
Santi subuh itu melihat anak itu dan
membawanya ke RS dalam kondisi
yang sebetulnya sudah tak bernyawa.
Ada raut sesal berkecamuk di hati
Tino. Matanya bersimbah air mata
melihat Arie terbujur kaku di atas
ranjang roda berkain putih yang
ditarik perawat putih-putih menuju
dunia putihnya. Tapi apa boleh buat.
Arie sudah tiada. Arie, si anak
malang yang sudah mencium bau
kematiannya itu meninggal di dinding
penghukumannya.
Kemudian kedua orang tua Arie
dipenjara tanpa diberikan grasi oleh
presiden karena sudah menyiksa
anak mereka sendiri & akhirnya
mereka dijatuhi hukuman mati. Kakak
& adik Arie menyesal seumur hidup
karena Arie Hanggara sudah
meninggal dunia, kemudian mereka
diusir dari perkampungan tempat
mereka tinggal.
Lalu koran-koran ibukota terbit sore
pun menulis dengan besar di
halaman depan kematian tragis
bocah malang Arie Hanggara. Arie
adalah korban dari perceraian orang
tuanya.
Dan berikut adalah komemg dari agan dan aganwati yang sudah menonton film ini
Spoiler for komeng:
Quote:
Original Posted By 999888999►Itu bapak ma emak tirinya dah bebas blm ya?
gara2 kisah ini, emak tiri jadi stereotype kejam.
ane ma tetangga ane nangis pas nonton film ini di TVRI. (anak kecil dulu blm lazim nonton bioskop, kecuali film dari sekolah seputaran PKI hehehe)
Quote:
Original Posted By flawly►pesan buat yg mau buat anak, halal ato gak halal urusan ente, kalo belum siap ribet, capek, hobi ente gak bs dijalani jgn punya anak gan... gak gampang piara anak, bukan hewan ini... lepasin semua ego ente kalo mau punya anak, contoh, udah brenti maen ps ato ngrawat burung, kalo anak ente nangis, jgn semua dilempar ke org perempuan gan... y gak tau lagi kalo ente kimpoi mang buat cari babu! gak ada anak kecil gak nakal han, justru kalo diem aja khawatirlah... karena dunia mereka penuh imaji...
Ini pesen jg buat ane pribadi gan, ane baru nikah, blm diberi tanggung jawab itu gan... tapi ane sebel punya sodara yg lebih pentingin hoby drpd anak n istri... btw anr jg hobi gan, ane gamer n penggemar gunpla... tp ane tau diri...
Quote:
Original Posted By slemanboy►wah film jadul banget.
Filmnya dibuat waktu ane belum lahir tu gan.
tp dari info diatas ane setuju satu hal gan:
STOP KEKERASAN TERHADAP ANAK!!!
Quote:
Original Posted By mynameisdisa►Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nugroho Notosusanto juga sempat
berniat membuatkan patung Arie sebagai peringatan agar kasus serupa tak terulang di masa mendatang. Tapi batal.
Ane setuju bgt nih gan sama niat Nugroho Notosusanto, biar semua orang bisa berfikir dan bisa jadi peringatan agar tidak melakukan kekerasan terhadap anak. semoga ada orang² atau agan² yg benar² bisa me_realisasi kan pembuatan patung dan monumen Arie Hanggara tersebut, karna akhir² ini ane liat di berita makin banyak aja pelaku kekerasan tehadap anak.
mungkin hukumannya masih ringan kali ya, jadi blom jera dan masih sering terjadi kekerasan seperti itu.
Quote:
Original Posted By felt2►Nice Share gan...
Ane jadi langsung ingat anak ane gan, ane jadi takut...
Terima kasih gan, Agan sudah mengingatkan para orang tua sekaskuser Raya...
Quote:
Original Posted By harysajacukup►ane tau di ceritain tmn ane yg dah senior umur nya di atas ane gan
emang tragis di ceritain sm temen ane nih ajj baru full nonton dpt dari agan ts
thx gan
agan ts termasuk umurnya dia atas ane nih klo gini
nice tread gan
Quote:
Original Posted By arimanson►masih banyak Arie Hanggara yg lain sampai sekarang gan. Jangan kan umur 8 thn, "Arie Hanggara" yg baru lahir pun sudah sering gak bernafas lagi. Oya, ane sering dipanggil Arie Hanggara ama teman2 Esde gara2 nama awal ane pas penulisannya, Arie. Maklum penulisan gaya lama.