- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Survive From Infected Office ( Pecinta cerita survive, zombie, petualangan masuk )


TS
venus031
Survive From Infected Office ( Pecinta cerita survive, zombie, petualangan masuk )






Quote:
Terima kasih Yang uda dateng ke thread ane 

Quote:
Kasih komentar yang baik dan benar tentang cerita ane 

Quote:
Update kalo ada banyak yang tertarik tentang cerita ini 

Survive From Infected Office
Part 1 : Opening
Quote:
Senin, 25 Oktober 2014
Senin pagi, waktu telah menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Seperti biasa aku menuju ke kamar mandi lekas mandi dan bersiap untuk berangkat kerja. Aku bekerja di salah satu perusahaan ternama di Surabaya. Nama perusahaan ku bernama Teraco Company. Perusahaan dari Belanda yang mendalami tentang hal biologis dan kimia. Aku disana sebagai pegawai biasa yang mengurusi hal administrasi. Setelah aku sampai di kantor ku, aku melihat banyak petugas kesehatan, anggota dinas kesehatan, dan anggota polisi bersenjatakan lengkap mondar-mandir di kantor ku. Ketika itu aku tak menghiraukan mereka semua. Tetapi semua berubah ketika ada seseorang yang berteriak. Aku pun terkejut mendengar teriakan itu
Setelah teriakan itu, kantor ku menjadi gaduh sekali. Banyak suara tembakan, geraman, dan teriakan merajalela dikantor ku. Teriakan itu berasal dari lantai Basement kantorku. Dan tempat ku bekerja berada di lantai satu. Dengan jelas sekali suara itu bersahut-paut. Tiba-tiba ada seorang petugas membuka pintu tempat ku bekerja dengan 3 teman ku yang lain.
Kami semua pun tertegun mendengar kata orang itu. Dan kami ber empat langsung lari dari tempat kerja kami, menuju pintu keluar kantor. Ketika sampai di pintu, pintu keluar kantor di blokir oleh petugas polisi bersenjatakan lengkap dari luar. Kami pun tidak diperbolehkan keluar dari kantor.
Tanpa pikir panjang, para petugas polisi itu mulai menutup rapat kantor ku. Ketika teman-teman ku sibuk meminta petugas untuk membukakan pintu, aku melihat seseorang polisi bersenjatakan lengkap di dalam kantor. Ketika aku mau meminta tolong kepada polisi itu, aku merasakan keganjalan pada polisi itu. Jalanya tertatih, muka pucat, di leher dan tanganya terdapat bekas gigitan dan cakaran. Polisi itu melihat ku dan rekan ku yang lain. Tiba-tiba polisi itu berlari kepada ku, mencekik ku, dan ingin menggigit ku.
Teman ku yang lain pun berusaha melepaskan. Tanpa pikir panjang, Damar melayangkan bogem mentah menuju kepala polisi itu. Polisi itu pun tersungkur ke lantai. Kami ber empat pun syok dan kaget melihat polisi itu
Kami berempat pun lari meninggalkan polisi itu. Ketika berlari, aku menyempatkan menengok ke belakang. Aku melihat polisi itu pun berdiri dan berlari mengejar kita. Dan kami ber teriak dan ketakutan.
To Be continued
Senin pagi, waktu telah menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Seperti biasa aku menuju ke kamar mandi lekas mandi dan bersiap untuk berangkat kerja. Aku bekerja di salah satu perusahaan ternama di Surabaya. Nama perusahaan ku bernama Teraco Company. Perusahaan dari Belanda yang mendalami tentang hal biologis dan kimia. Aku disana sebagai pegawai biasa yang mengurusi hal administrasi. Setelah aku sampai di kantor ku, aku melihat banyak petugas kesehatan, anggota dinas kesehatan, dan anggota polisi bersenjatakan lengkap mondar-mandir di kantor ku. Ketika itu aku tak menghiraukan mereka semua. Tetapi semua berubah ketika ada seseorang yang berteriak. Aku pun terkejut mendengar teriakan itu
Quote:
“Hah, siapa tuh yang teriak ?” gumamku
“Tau tuh, bikin kaget aja” Sahut temanku, namanya Rizki
“Tau tuh, bikin kaget aja” Sahut temanku, namanya Rizki
Setelah teriakan itu, kantor ku menjadi gaduh sekali. Banyak suara tembakan, geraman, dan teriakan merajalela dikantor ku. Teriakan itu berasal dari lantai Basement kantorku. Dan tempat ku bekerja berada di lantai satu. Dengan jelas sekali suara itu bersahut-paut. Tiba-tiba ada seorang petugas membuka pintu tempat ku bekerja dengan 3 teman ku yang lain.
Quote:
“KALIAN SEMUA KELUAR DARI SINI !!!” kata petugas itu dan berlalu pergi.
Kami semua pun tertegun mendengar kata orang itu. Dan kami ber empat langsung lari dari tempat kerja kami, menuju pintu keluar kantor. Ketika sampai di pintu, pintu keluar kantor di blokir oleh petugas polisi bersenjatakan lengkap dari luar. Kami pun tidak diperbolehkan keluar dari kantor.
Quote:
“Pak, tolong kami biarkan kami keluar” pintaku.
“Iya pak, biarkan kami keluar” Sahut teman-teman ku yang lain.
“Maaf mas, kalian tidak diperloleh keluar dari kantor ini. Itu perintah” Jawab salah satu petugas.
“Janc*k, pak ini keadaan genting. Ada apa ini pak, keluarin kami” sahut Damar, teman kerja ku juga.
“maaf mas” jawab petugas itu lagi.
“Jang*ik, Bang*at, An*ing. Bukain pintu” Umpatku.
“Iya pak, biarkan kami keluar” Sahut teman-teman ku yang lain.
“Maaf mas, kalian tidak diperloleh keluar dari kantor ini. Itu perintah” Jawab salah satu petugas.
“Janc*k, pak ini keadaan genting. Ada apa ini pak, keluarin kami” sahut Damar, teman kerja ku juga.
“maaf mas” jawab petugas itu lagi.
“Jang*ik, Bang*at, An*ing. Bukain pintu” Umpatku.
Tanpa pikir panjang, para petugas polisi itu mulai menutup rapat kantor ku. Ketika teman-teman ku sibuk meminta petugas untuk membukakan pintu, aku melihat seseorang polisi bersenjatakan lengkap di dalam kantor. Ketika aku mau meminta tolong kepada polisi itu, aku merasakan keganjalan pada polisi itu. Jalanya tertatih, muka pucat, di leher dan tanganya terdapat bekas gigitan dan cakaran. Polisi itu melihat ku dan rekan ku yang lain. Tiba-tiba polisi itu berlari kepada ku, mencekik ku, dan ingin menggigit ku.
Quote:
“Eh, Jang*rik. Tolongin gue” Teriak ku.
Teman ku yang lain pun berusaha melepaskan. Tanpa pikir panjang, Damar melayangkan bogem mentah menuju kepala polisi itu. Polisi itu pun tersungkur ke lantai. Kami ber empat pun syok dan kaget melihat polisi itu
Quote:
“Eh, kok polisinya gitu ?” Tanya Danang. temanku yang lain.
“Ah, persetan dengan itu. Ayo kita mencari tempat sembunyi dulu, percuma di sini terus” Kataku.
“Ah, persetan dengan itu. Ayo kita mencari tempat sembunyi dulu, percuma di sini terus” Kataku.
Kami berempat pun lari meninggalkan polisi itu. Ketika berlari, aku menyempatkan menengok ke belakang. Aku melihat polisi itu pun berdiri dan berlari mengejar kita. Dan kami ber teriak dan ketakutan.
To Be continued
Terima Kasih telah Membaca cerita ane Part 2 On the way

Ini dia Part 2. Silahkan di baca

Jangan lupa kasih coment dan saran tentang cerita ini

Part 2 : Planning
Quote:
Lelah, capek, takut, dan panik. Itulah yang kami rasakan saat ini. Kami bertiga terus berlari menghindari polisi yang aneh itu. Ketika kami berlari, tiba-tiba Danang jatuh tersungkur.
Polisi itu datang menghampiri Danang yang jatuh. Polisi menggigit dan mencabik Danang. Tidak hanya Polisi itu saja, ternyata ada beberapa orang yang seperti polisi itu. Orang-orang itu pun juga ikut mencabik. Danang pun berteriak kesakitan. Aku berusaha kembali untuk menyelamat kan Danang, tetapi 2 rekan kerja ku yang lain menahanku.
Dengan sangat-sangat berat hati, aku pun menigggal kan Danang. Maafin aku Nang, Aku tidak bisa menyelamatkan kamu. Dan kini hanya aku, Damar, dan Rizky yang tersisa yang aku ketahui sekarang. Semoga saja kami bertiga menemukan orang yang selamat. Kantor ku begitu luas sekitar dua hektar. Terdiri dari 3 lantai, yaitu lantai Basement, lantai satu, dan lantai 2. Basement kantor ku terletak di bawah tanah. Aku belum sama sekali pergi ke lantai itu. Lantai itu digunakan untuk penelitian hal biologis dan kimia. Dan juga lantai itu dijaga ketat dengan petugas kantor ku. Di lantai satu, tempat ku bekerja terdapat 3 ruang administrasi, Kantin, ruang keamanan, ruang direktur, dan Ruang kesehatan. Di lantai tiga, hanya terdapat gudang yang besar. Sama seperti lantai basement, aku tidak pernah mengunjungi lantai itu. Aku juga tidak tahu apa yang di simpan di gudang itu. Mungkin aku akan segera mengetahui lantai basement dan lantai tiga, karena aku sudah tidak bisa kemana-mana lagi. Aku terjebak di kantor ku sendiri. mulai detik ini, aku dan 2 rekan kerja ku berusaha keluar dari kantor ini dan menyelamat kan orang-orang yang selamat dari kejadian aneh ini.
Kami pun masuk keruangan itu. Ruangan itu sangat familiar dengan ku, karena itu adalah ruangan kerja ku dan rekan kerjaku. Setelah masuk, kami memblokir pintu masuk ruangan dengan apapun yang ada di ruangan ku. Kursi, meja, dan lemari kami letakan di depan pintu ruangan kami. Kami beristirahat sejenak di lantai. Ketakukan, kepanikan, dan kelelahan merundung kami bertiga.
“
Aku hanya bisa terdiam saja, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku juga masih terbayang tentang Danang yang di cabik-cabik oleh Polisi dan orang-orang itu. Aku sudah tak habis pikir. Ada apa dengan perusahaan ini.
Dan petualangan kami keluar dari kantor pun dimulai.
Quote:
“TOLONG !!” Teriak Danang
“NANG” teriak ku.
“NANG” teriak ku.
Polisi itu datang menghampiri Danang yang jatuh. Polisi menggigit dan mencabik Danang. Tidak hanya Polisi itu saja, ternyata ada beberapa orang yang seperti polisi itu. Orang-orang itu pun juga ikut mencabik. Danang pun berteriak kesakitan. Aku berusaha kembali untuk menyelamat kan Danang, tetapi 2 rekan kerja ku yang lain menahanku.
Quote:
“ARRRGGGHHH” Teriak Danang kesakitan.
“LEPASIN AKU, KASIAN DANANG” teriakku.
“Uda ga ada gunanya , dia uda dimakan sama tuh orang” kata Damar mencegahku.
“Ta..tapi kan” sanggah ku.
“Uda, Bang*at. Lo mau dimakan kayak Danang. Uda ayo lari” Kata Rizky
“LEPASIN AKU, KASIAN DANANG” teriakku.
“Uda ga ada gunanya , dia uda dimakan sama tuh orang” kata Damar mencegahku.
“Ta..tapi kan” sanggah ku.
“Uda, Bang*at. Lo mau dimakan kayak Danang. Uda ayo lari” Kata Rizky
Dengan sangat-sangat berat hati, aku pun menigggal kan Danang. Maafin aku Nang, Aku tidak bisa menyelamatkan kamu. Dan kini hanya aku, Damar, dan Rizky yang tersisa yang aku ketahui sekarang. Semoga saja kami bertiga menemukan orang yang selamat. Kantor ku begitu luas sekitar dua hektar. Terdiri dari 3 lantai, yaitu lantai Basement, lantai satu, dan lantai 2. Basement kantor ku terletak di bawah tanah. Aku belum sama sekali pergi ke lantai itu. Lantai itu digunakan untuk penelitian hal biologis dan kimia. Dan juga lantai itu dijaga ketat dengan petugas kantor ku. Di lantai satu, tempat ku bekerja terdapat 3 ruang administrasi, Kantin, ruang keamanan, ruang direktur, dan Ruang kesehatan. Di lantai tiga, hanya terdapat gudang yang besar. Sama seperti lantai basement, aku tidak pernah mengunjungi lantai itu. Aku juga tidak tahu apa yang di simpan di gudang itu. Mungkin aku akan segera mengetahui lantai basement dan lantai tiga, karena aku sudah tidak bisa kemana-mana lagi. Aku terjebak di kantor ku sendiri. mulai detik ini, aku dan 2 rekan kerja ku berusaha keluar dari kantor ini dan menyelamat kan orang-orang yang selamat dari kejadian aneh ini.
Quote:
“Eh, ada ruangan aman nih” kata Damar.
“Ayo kita masuk” Sahutku.
“Ayo kita masuk” Sahutku.
Kami pun masuk keruangan itu. Ruangan itu sangat familiar dengan ku, karena itu adalah ruangan kerja ku dan rekan kerjaku. Setelah masuk, kami memblokir pintu masuk ruangan dengan apapun yang ada di ruangan ku. Kursi, meja, dan lemari kami letakan di depan pintu ruangan kami. Kami beristirahat sejenak di lantai. Ketakukan, kepanikan, dan kelelahan merundung kami bertiga.
“
Quote:
SIALAN, gimana nih. Kita terjebak” Kata Rizky dengan amarah
“Gue ga mau mati disini, ga mau, ga mau” Kata Damar ketakutan
“Gue ga mau mati disini, ga mau, ga mau” Kata Damar ketakutan
Aku hanya bisa terdiam saja, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku juga masih terbayang tentang Danang yang di cabik-cabik oleh Polisi dan orang-orang itu. Aku sudah tak habis pikir. Ada apa dengan perusahaan ini.
Quote:
“KITA AKAN MATI !” Teriak Damar.
“AN*ING, KAMU NGOMONG APA” Teriak Rizky dengan marah sambil memegang kerah baju Damar.
“Uda kalian berdua, buat apa kita bertengkar dalam keadaan seperti ini. Kita harus bersama kalau masih ingin hidup. Kita juga harus mencari jalan keluar dari kantor sialan ini” Kataku sambil memisahkan mereka berdua.
“Betul katamu, kita harus keluar dari sini dan bertahan hidup sampai menemukan jalan keluar” Kata Rizky.
“Nah betul itu, kita harus keluar dari sini” Sahut ku.
“AN*ING, KAMU NGOMONG APA” Teriak Rizky dengan marah sambil memegang kerah baju Damar.
“Uda kalian berdua, buat apa kita bertengkar dalam keadaan seperti ini. Kita harus bersama kalau masih ingin hidup. Kita juga harus mencari jalan keluar dari kantor sialan ini” Kataku sambil memisahkan mereka berdua.
“Betul katamu, kita harus keluar dari sini dan bertahan hidup sampai menemukan jalan keluar” Kata Rizky.
“Nah betul itu, kita harus keluar dari sini” Sahut ku.
Dan petualangan kami keluar dari kantor pun dimulai.
Terima kasih Telah membaca

Part 3 : How to Survive ?
Quote:
Quote:
“Jadi apa yang kita lakuin sekarang” tanya Damar.
“Pertama kita nyari makanan dulu, sehabis itu kita ambil barang-barang yang berguna. Setelah itu kita kembali kesini lagi” Jawab ku.
“Oke, kita manfaatkan barang-barang yang ada disini untuk persenjataan” Sahut Rizki.
“Pertama kita nyari makanan dulu, sehabis itu kita ambil barang-barang yang berguna. Setelah itu kita kembali kesini lagi” Jawab ku.
“Oke, kita manfaatkan barang-barang yang ada disini untuk persenjataan” Sahut Rizki.
Kami bertiga pun mencari barang yang kami anggap bisa untuk melawan para makhluk sialan itu. Aku mendapatkan pulpen dan keyboard, Damar membawa Cutter, dan Rizki membawa sapu dan senter. Setelah kami menyingkirkan barang-barang yang ada di depan pintu, kami pun mulai membuka pintu dengan sangat perlahan. Suasana di lorong kantor kami sekarang begitu gelap gulita. Bau bangkai begitu menyengat di hidung kami. Rasa takut merundung kami, kaki gemetar, dan bulu kuduk pun berdiri.
Quote:
“Ki, nyalain senternya” kataku.
“Oke” Jawab Rizki
“Oke” Jawab Rizki
Ketika menyala kami langsung kaget seketika, ketika sorotan lampu senter mengarah ke mayat yang sudah tercabik-cabik. Kondisi mayat itu sudah tidak memiliki tangan kiri, bagian wajah sudah terkoyak terlihat juga otak nya, matanya seperti akan keluar, dan bagian tubuh yang lain yang telah rusak. Aku pun menahan mual yang tiba-tiba muncul. Sepertinya Rizki juga menahan mual. Damar pun muntah-muntah melihat mayat itu. Kami pun kembali ke ruangan kami sebelumnya dan menutup kembali pintu dengan barang-barang. Kami tergucang ketika melihat mayat yang begitu mengerikan itu.
Quote:
“Gue ga mau kayak itu” kata Damar dengan benar-benar ketakutan.
kami berdua pun diam saja. Tidak memikirkan kata-kata yang dikeluarkan oleh Damar.
Setelah beberapa jam rasa takut kami pun mulai sedikit menghilang
Quote:
“Gimana nih sekarang, gue ga mau kayak itu orang” kata Damar.
“Lo kira kita enggak gitu” sahut Rizki
“Uda lah kalian berdua, kita lanjutin rencana kita” Kataku.
“Lo uda miring apa otaknya. Liat tuh mayat, kondisinya bikin gue muntah” Kata Damar.
“Gini aja, lo mau mati tapi ada usaha, atau mau mati dengan pasrah. Ayo Riz, kita berangkat. Biarin Damar.” Jawab ku
“Sory, gue ga ikut” Kata Rizki.
“lah gimana sih lo, lo tadi mau. Sekarang gak, sialan loh, bajingan” Umpat ku.
“Lo kira kita enggak gitu” sahut Rizki
“Uda lah kalian berdua, kita lanjutin rencana kita” Kataku.
“Lo uda miring apa otaknya. Liat tuh mayat, kondisinya bikin gue muntah” Kata Damar.
“Gini aja, lo mau mati tapi ada usaha, atau mau mati dengan pasrah. Ayo Riz, kita berangkat. Biarin Damar.” Jawab ku
“Sory, gue ga ikut” Kata Rizki.
“lah gimana sih lo, lo tadi mau. Sekarang gak, sialan loh, bajingan” Umpat ku.
Kami pun diam seribu kata.
Quote:
“Ah, kalo gini gue aja yang keluar” Kataku
“jangan” Rizki menghentikan.
“Uda, lo disini aja jagain tuh temen lo, Mar gue minta cutter loh. Oh ya Riz, gue juga minta senter loh” Kataku
“jangan” Rizki menghentikan.
“Uda, lo disini aja jagain tuh temen lo, Mar gue minta cutter loh. Oh ya Riz, gue juga minta senter loh” Kataku
Damar dan Rizki memberi barang yang kusebutkan tadi.
Quote:
“Hati-hati loh, sory gue ga ikut” kata Rizki
“ga papa lah, itu hak loh” jawab ku dengan sedikit kecewa
“ga papa lah, itu hak loh” jawab ku dengan sedikit kecewa
Setelah kusingkir kan barang-barang yang menghalangi pintu, aku pun mulai keluar. Aku meyalakan senter dan sekarang tidak mengarahkan tepat ke mayat tadi kami lihat. Pintu ruangan pun telah ditutup. Terdengar barang-barang yang di timbun di balik pintu. Saat ini akan menjadi ajang pertaruhan antara hidup dan mati.
Terima kasih yang telah mengikuti Cerita ini


Part 4 On the way
Diubah oleh venus031 12-05-2014 21:09
0
4.8K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan