- Beranda
- Komunitas
- Pilih Capres & Caleg
Jokowi Capres "Gagal" yang Diusung PDIP Pada Pemilu 2014 (Benarkah?)
TS
Norb99
Jokowi Capres "Gagal" yang Diusung PDIP Pada Pemilu 2014 (Benarkah?)

JAKARTA (kompasislam.com)– Seperti yang bisa diduga, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri telah memilih dan meneken jalan kehancuran bagi PDIP dengan mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo atau Jokowi sebagai Calon Presiden (Capres) 2014.
Pada Pemilu Legislatif (Pileg) 9 April 2014, rakyat memberikan pelajaran telak kepada Lembaga Survei, pengamat dan tokoh-tokoh politik seperti Luhut Pandjaitan yang selama ini mendorong PDIP segera mencapreskan Jokowi untuk suara 30%-35%. PDIP memang jadi pemenang Pemilu 2014, tapi 19% bukan 35%.
Sesaat setelah Quick Count (penghitungan cepat) dimulai dan posisi PDIP segera ketahuan, diberitakan bahwa Jokowi duduk termenung-menung di teras. Saat ditanya wartawan, yang pertama keluar dari mulutnya adalah menyalahkan Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP, Caleg PDIP dan Puan Maharani selaku Ketua Bappilu.
Semuanya menurut Mantan Walikota Solo itu salah atas perolehan suara PDIP pada Pemilu 2014, kecuali dirinya. Strategi marketing internal yang tak baik. Caleg-caleg kurang bekerja di akar rumput. Jatah beriklannya yang cuma 3 hari. Itulah keluhan Jokowi ketika suara PDIP tak sesuai harapan.
…Rakyat memberikan pelajaran telak kepada Lembaga Survei, pengamat dan tokoh-tokoh politik yang selama ini mendorong PDIP segera mencapreskan Jokowi untuk suara 30%-35%…
Seolah-olah dengan tambahan beriklan 3 hari, seminggu atau 2 minggu, akan menaikkan 19% menjadi 35%. Sementara Nasdem yang sudah beriklan 2 tahun saja hanya 7%. Jokowi sendiri acapkali melakukan hal yang tidak efektif saat berkampanye. Misalnya, kampanye ke Solo, ibarat kampanye di rumah sendiri, buat apa…?
Atau saat ditunggu masyarakat Trenggalek Jawa Timur sampai 8 jam, begitu remote control dipencet Megawati, langsung balik Jakarta mengecewakan pendukungnya. Atau berkampanye ke Papua, selain perjalanannya menghabiskan waktu, jumlah pemilihnya-pun tak seberapa.
Yang menarik, ketika Jakarta Post koran berbahasa Inggris milik Jusuf Wanandi CSIS, yang bersama Cyrus adalah promotor ‘Jokowi Effect’, pada 2 hari yang lalu memuat kisah ‘Infighting Could Ruin Jokowi’s Bid’.
Alkisah, Puan yang sangat kesal karena tidak terjadinya Jokowi Effect, sementara Jokowi diluaran sibuk menyalahkan Bappilu yang dipimpinnya dan PDIP, langsung mengusir Jokowi dari rumah Megawati di Teuku Umar, Rabu (9/4/2014) malam seusai pencoblosan Pileg 2014.
…Puan yang sangat kesal karena tidak terjadinya Jokowi Effect langsung mengusir Jokowi dari rumah Megawati di Teuku Umar, Rabu (9/4/2014) malam seusai pencoblosan Pileg 2014…
Pertengkaran pun pecah antara Puan dan Prananda yang membela Jokowi, sehingga Mega menangis. Tidak terlalu terkejut mendengar Mega menangis, karena saat konpers Quick Count-pun sudah tampak berkali-kali menyusut hidung.
Kutipan : “Puan then told Jokowi to leave. She was very disappointed, as she had expected Jokowi’s popularity to help the PDI-P win at least 30 percent of the vote, paving the way for her to become the party’s vice presidential candidate later on,” the source said, adding that Megawati had broken down in tears during the debate.
“Megawati cried, not because she was sad to see Jokowi ousted from her home by her own daughter, but because she was witnessing a growing gap between Puan and her second son, Prananda Prabowo, who backs Jokowi.”
Artikel tersebut diikuti artikel lain pada hari berikutnya ‘Jokowi Shrugs Off Infighting’, yang isinya adalah kurang lebih sama.
…Pertengkaran pun pecah antara Puan dan Prananda yang membela Jokowi, sehingga Mega menangis…
Sejak artikel tersebut terbit, PDIP dan Jokowi mati-matian membantah terjadinya pertengkaran tersebut. Yang lucunya, tampaknya tak ada koordinasi yang baik dalam menjawab. Menurut Eriko Sotarduga, Puan ada di Kebagusan. Sementara Jokowi mengatakan bahwa dirinya tak bertemu Puan Maharani sama sekali sampai hari ini, karena setelah mencoblos, Puan berangkat ke Hong Kong.
Bau kebohongan amat tajam dalam pernyataan Jokowi ini. Karena jelas-jelas Puan mendampingi Megawati saat konpers setelah Quick Count, petang tanggal 9 April 2014. Pada pertemuan evaluasi itu, Puan disebut orang-orang PDIP tidak ada di situ, tapi suaminya Happy Hapsoro hadir.
Puan juga ditunjuk bersama Tjahjo Kumolo untuk memimpin negosiasi koalisi. Apakah mungkin, Puan yang merupakan kepala Bappilu, pemimpin negosiasi koalisi, akan meninggalkan partai saat yang demikian genting, pergi sendirian entah untuk urusan apa ke Hong Kong…?. Bersambung…
SUMBER
Buat para pendukung jokowi atau siapapun yg mungkin ada berita lain kalo ini tidak benar atau ingin ada sesi pengelesan uppss maksudnya pembelaan. silahkan gan

klo yg males buka linknya, baca aja dibawah gan lanjutannya ane kopasin semua

ane cuman pingin sharing berita aja gan. gak ditambah2in dan gak dikurang2in

jangan males-males baca yaa.. seru lhoo

anasabila memberi reputasi
1
4.1K
20
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan