- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
WANITA YANG BERUNTUNG


TS
adhiebenk85
WANITA YANG BERUNTUNG
Halloo Agan-aganwati semua!!!
Ane Nyubi cuma mau berbagi cerita buat penghantar tidur
Mohon maaf kalo re
ost
Jikalau ada yang salah mohon kasih komeng.
Tapi sebelumnya budayakan komeng bermutu..
Langsung dimulai aja ya gan!
Maap juga kl belepotan dari hp soalnya
Ini cerita lama gan
Suasana pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukkan pukul 8:30 ketika seorang lelaki tua umur 80-an masuk meminta agar jahitan di ibu jarinya dilepas. Ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 9:00. Aku memahami gelagatnya lalu memintanya duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.
Aku perhatikan ia melihat jamnya lalu memutuskan untuk dilepas jahitannya. Karena saat itu aku sedang tidak sibuk dengan pasien-pasien lain, maka aku teliti luka di ibu jarinya. Ternyata lukanya telah sembuh dengan baik, lalu kukatakan kepada salah seorang dokter apa yang hendak kulakukan. Aku lalu menyiapkan peralatan dan barang-barang yang kuperlukan untuk melepas jahitan dan membalut lukanya.
Sambil merawat lukanya aku terlibat dalam pembicaraan dengannya. Aku bertanya apakah pagi ini ia punya janji dengan salah seorang dokter di sini karena ia tampak begitu terburu-buru. ia menjawab tidak, ia harus pergi kerumah perawatan (nusing home) untuk sarapan bersama istrinya. Ia berkata bahwa istrinya menderita Alzheimer dan belum lama dirawat di tempat itu.
Sambil mengobrol kuselesaikan balutan ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa hawatir bahwa hari ini ia agak terlambat. Ia menjawab bahwa istrinya sudah lima tahun tidak mengenalinya.
Aku merasa terkejut dan bertanya, "Apakah kau pergi ke sana setiap hari meski istrimu sudah tidak mengenalimu?"
Ia tersenyum, menepuk tanganku lalu berkata, "Benar ia tidak mengenaliku, tapi akukan mengenalinya!"
Aku harus menahan tangis haruku ketika ia pergi. Aku merenung, "Ini adalah jenis cinta yang kuharapkan dalam hidupku."
Sungguh istrinya adalah wanita yang beruntung. Seharusnya kita semua memiliki cinta semacam ini. Cinta sejati tidak bersifat jasmani, dan tidak pula hanya bersifat romantis. Cinta sejati adalah kesediaan untuk menerima apa adanya, dan kerelaan untuk menerima apa yang telah, apa yang akan dan apa yang tidak akan terjadi.
Sahabat yang baik seperti bintang di langit. Kau tidak dapat selalu melihatnya, namun kau tau bahwa mereka ada di luar sana.
*** 
Di kutip dari buku " Hikmah dari seberang "
Sekiaan gan semoga berkenan dan jangan di lempar bata ya

Ane Nyubi cuma mau berbagi cerita buat penghantar tidur

Mohon maaf kalo re

Jikalau ada yang salah mohon kasih komeng.
Tapi sebelumnya budayakan komeng bermutu..
Langsung dimulai aja ya gan!
Maap juga kl belepotan dari hp soalnya

Ini cerita lama gan

Suasana pagi itu sangat sibuk. Jam menunjukkan pukul 8:30 ketika seorang lelaki tua umur 80-an masuk meminta agar jahitan di ibu jarinya dilepas. Ia berkata bahwa ia sedang terburu-buru karena ada janji pukul 9:00. Aku memahami gelagatnya lalu memintanya duduk. Aku tahu pekerjaan ini akan memakan waktu lebih dari satu jam sebelum orang lain bisa menemuinya.
Aku perhatikan ia melihat jamnya lalu memutuskan untuk dilepas jahitannya. Karena saat itu aku sedang tidak sibuk dengan pasien-pasien lain, maka aku teliti luka di ibu jarinya. Ternyata lukanya telah sembuh dengan baik, lalu kukatakan kepada salah seorang dokter apa yang hendak kulakukan. Aku lalu menyiapkan peralatan dan barang-barang yang kuperlukan untuk melepas jahitan dan membalut lukanya.
Sambil merawat lukanya aku terlibat dalam pembicaraan dengannya. Aku bertanya apakah pagi ini ia punya janji dengan salah seorang dokter di sini karena ia tampak begitu terburu-buru. ia menjawab tidak, ia harus pergi kerumah perawatan (nusing home) untuk sarapan bersama istrinya. Ia berkata bahwa istrinya menderita Alzheimer dan belum lama dirawat di tempat itu.
Sambil mengobrol kuselesaikan balutan ibu jarinya. Aku bertanya apakah istrinya akan merasa hawatir bahwa hari ini ia agak terlambat. Ia menjawab bahwa istrinya sudah lima tahun tidak mengenalinya.
Aku merasa terkejut dan bertanya, "Apakah kau pergi ke sana setiap hari meski istrimu sudah tidak mengenalimu?"
Ia tersenyum, menepuk tanganku lalu berkata, "Benar ia tidak mengenaliku, tapi akukan mengenalinya!"
Aku harus menahan tangis haruku ketika ia pergi. Aku merenung, "Ini adalah jenis cinta yang kuharapkan dalam hidupku."
Sungguh istrinya adalah wanita yang beruntung. Seharusnya kita semua memiliki cinta semacam ini. Cinta sejati tidak bersifat jasmani, dan tidak pula hanya bersifat romantis. Cinta sejati adalah kesediaan untuk menerima apa adanya, dan kerelaan untuk menerima apa yang telah, apa yang akan dan apa yang tidak akan terjadi.
Sahabat yang baik seperti bintang di langit. Kau tidak dapat selalu melihatnya, namun kau tau bahwa mereka ada di luar sana.


Di kutip dari buku " Hikmah dari seberang "
Sekiaan gan semoga berkenan dan jangan di lempar bata ya


0
1.3K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan