- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Bandara Buleleng Terancam Tak Miliki Akses Tol


TS
petrusandrobin
Bandara Buleleng Terancam Tak Miliki Akses Tol

Mulustrasi
Quote:
Pemerintah Provinsi Bali dan Pemkab Buleleng diharapkan cepat menentukan titik lokasi pembangunan bandara baru di Buleleng. Jika tidak segera ditentukan, bandara baru di Bali utara terancam tak memiliki akses jalan tol.
Menurut ahli infrastruktur berat, AA Putu Ngurah Wirawan, selain pembangunan bandara baru di Buleleng, yang juga harus dipikirkan adalah sarana infrastruktur jalan yang akan menjadi fasilitas penunjang bandara baru di Bali utara.
"Dari info Dirjen Bina Marga Kementerian PU sedang menyusun rencana strategis lima tahunan. Rencana ini menyerap semua usulan dari seluruh Indonesia, termasuk rencana anggaran untuk pembangunan bandara di Buleleng, Bali," kata Ngurah Wirawan, di Denpasar, Minggu (6/4/2014).
Dia yang biasa ikut merancang bandara di dalam dan beberapa infrastruktur di luar negeri menegaskan, jika Pemprov Bali dan Pemkab Buleleng tidak segera menentukan titik lokasi pembangunan bandara, maka pihak Dirjen Bina Marga akan kesulitan menyusun rumah anggaran untuk pembangunan akses jalan menuju Bandara Buleleng.
"Akses jalan tol selatan ke utara Bali, sampai sekarang alternatif koridor yang akan dibuat pihak Binamarga belum definitif. Semakin lama ditunda, bisa akan menghilangkan perencanaan DED dari pusat, akan tertunda juga (pembangunan akses jalan). Akan semakin sulit lagi di tahun 2015, karena pemerintahannya baru dan DPR juga baru," jelasnya.
"Jadi dipastikan dulu lokasinya, pastikan di mana letaknya supaya bisa dibuatkan pos anggaran untuk DED, FS dan sebagainya. Jadi bisa segera dibuatkan perencanaan,"imbuhnya.
Bagi Ngurah Wirawan, jika lokasi bandara baru di Bumi Panji Sakti itu bisa diputuskan tahun ini, maka Dirjen Binamarga pada tahun depan sudah bisa memutuskan anggaran untuk pengukuran tanah, dan proyek pembangunan akses jalan menuju Bandara Buleleng bisa berkelanjutan.
"Kalau lokasi bandara baru Buleleng bisa ditetapkan segera, tahun 2015 sudah bisa langsung disiapkan aksesbilitas jalannya. Kalau tertunda terus akan semakin repot karena ini terkait penyiapan rumah anggaran," tegasnya.
Ngurah Wirawan khawatir, jika terlalu lama ditetapkan, kemungkinan yang bisa terjadi adalah Bandara Buleleng bisa cepat dibangun, namun tidak mempunyai akses jalan yang memadai.
"Kasusnya bisa seperti Bandara Kualanamu di Medan, bandaranya jadi, tapi jalannya tidak ada. Infrastruktur itu tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa terpisah. Bandara tanpa tol akan jadi terisolir. Tol tanpa bandara juga tidak akan punya lalu lintas atau sepi dan tidak layak," tandasnya.
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2089412/bandara-buleleng-terancam-tak-miliki-akses-tol[/url]
Padahal di artikel berita Antara edisi 9 Maret 2014, diberitakan bahwa Bandara baru Buleleng akan dilengkapi jalan tol.
Spoiler for Monggo dibelah:
Direktur PT Marga Jaya Anak Agung Ngurah Putu Wirawan mengatakan Bandar Udara Internasional di Buleleng (BIB) yang akan dibangun dilengkapi jaringan jalan tol.
"Pembangunan bandara udara baru di Buleleng dilengkapi jalan tol dan juga akan menghubungkan antara kawasan Bali bagian utara dan selatan," kata Ngurah Wirawan di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan hal tersebut disampaikan Kabid Jalan Tol dan Jalan Bebas Hambatan, Kementerian Pekerjaan Umum RI, Ir Riel J. Mantik, dalam seminar "Pembangunan Infrastruktur Strategis" yang digelar di Puri Agung Singaraja, Sabtu (8/3) kemarin.
Dikatakan seminar dihadiri oleh Kasubdit Tatanan Kebandara Udaraan dan Lingkungan Kementerian Perhubungan, Ir Nafthan Syahroni, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, Dr Dedi Taufik.
"Untuk menunjang rencana pembangunan Bandara Buleleng, Kementerian Pekerjaan Umum sudah menyiapkan rencana sistem jaringan jalan nasional dan jalan tol yang menghubungkan Bali bagian selatan dan utara, dari Denpasar ke Singaraja," kata Ngurah Wirawan yang juga ahli infrastruktur berat itu.
Sementara Riel Mantik mengatakan pihaknya sudah melakukan beberapa kajian. Jaringan jalan nasional ini, mulai dari kawasan Jalan Gatot Subroto, Mengwi, Ubud, Bedugul, Kintamani, Tamblang, hingga tembus ke Singaraja.
"Ada beberapa kajian, yang arah ke Buleleng, ditarik garis mulai dari Mengwi, Seririt hingga turun di Singaraja. Tapi kita akui geometriknya yang cukup susah. Solusinya bisa dibuat terowongan di daerah perbukitan. Jaringan jalan Denpasar -Singaraja ini nantinya sepanjang kurang lebih 80 kilometer, bisa ditempuh dalam waktu kurang dari satu jam. Tapi ini semua masih kita kaji," katanya.
Jaringan jalan Denpasar-Singaraja untuk menunjang pembangunan bandara baru di Buleleng ini, kata Mantik, harus didukung ketersediaan lahan. Karena tanpa dukungan lahan, semuanya akan sulit terwujud.
"Kendala utama adalah lahan. Jalan tol dari selatan ke utara ini bisa terwujud jika ada pengertian pemilik lahan bahwa ini untuk kepentingan masyarakat luas, sehingga tol bisa terwujud dengan cepat. Jangan sampai terhalang pembebasan lahan," katanya.
sumber:Antara
Diubah oleh petrusandrobin 14-04-2014 00:51
0
2.4K
Kutip
6
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan