Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

muhammadshuolehAvatar border
TS
muhammadshuoleh
Menimbang Rekam Jejak Kepemimpinan Cak Ali
Salam kenal agan2 semua. Perkenalkan saya ini holigan Ali Masykur Musa. saya banget ngikutin rekam jejak Cak Ali, sapaan akrab beliaunya. Sedikit pengen nimbrung kasih kenal siapa sebenarnya Cak Ali ini. mohon ijin agan2 buat kenalin beliaunya.

Cak Ali yang baru-baru ini dinobatkan menjadi salah satu Pemimpin Pluralis dan Tokoh Perubahan 2013 oleh Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) besutan Boni Hargens selayaknya mendapat tempat sebagai salah satu calon pemimpin bangsa ke depan. Penghargaan tersebut tidaklah berlebihan bila kita melihat rekam jejak kepemimpinan Cak Ali (panggilan akrab Ali Masykur Musa), salah satu sosok politisi muda potensial di Tanah Air. Bagaimana tidak, Cak Ali kenyang pengalaman, mulai organisasi kepemudaan hingga berbagai lembaga negara. Perhatiannya pada masalah sosial kemasyarakatan hingga masalah lingkungan hidup tidak pernah surut. Perjuangannya sedari remaja membela kepentingan rakyat berangkat dari kegelisahan melihat anomali yang real terjadi pada bangsa ini. Berikut time line rekam jejak jiwa kepemimpinan Cak Ali:

1962 : Ali Masykur Musa lahir di Tulungagung, Jawa Timur, pada Rabu Legi, 12 September 1962, dari pasangan KH Musa Asy’ari dan Ibu Muthmainnah. Orangtuanya tidak pernah mengizinkan Ali Masykur Musa masuk dunia modern sebelum nyantri di pondok pesantren terlebih dahulu. Ali kecil dikenal sebagai anak cerdas. Di Madrasah Diniyah langsung masuk kelas 4, masuk SD di kelas 5.

1975 : Semasa kecil, Ali Masykur nyantri di Pondok Pesantren Panggung Tarbiyatul Ulum, Tulungagung, Jawa Timur, dari 1975 hingga 1978.

1978 : Selama di pesantren itu ia berhasil menyelesaikan pendidikan PGAN 4.

1978 : Lalu setelah dari Pondok Pesantren Panggung Tarbiyatul Ulum, Tulungagung, Ali Masykur meneruskan ke Pondok Pesantren Al-Fatah, Mangunsari di kota yang sama dari 1978 hingga 1981.

1981 : di Pesantren Al-Fatah, Ali Masykur Musa menamatkan pendidikan tingkat atas, MAN Tulungagung.

1983 : Pengalaman organisasinya ditempa sejak menjalani kaderisasi di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pada saat jadi mahasiswa FISIP Universitas Jember, Jawa Timur. Tak lama kemudian Ali menjadi Ketua Umum PMII Rayon FISIP Universitas Jember pada periode 1983-1984.

1985 : Kemudian karir berorganisasinya menanjak dengan terpilihnya jadi Ketua Umum PMII Cabang Jember periode 1985-1986.

1986 : Kecerdasan yang dimilikinya mengantarkan dia hingga terpilih menjadi mahasiswa teladan ketika lulus S1 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Jurusan Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Jember pada tahun 1986, hingga ditawari langsung mengajar di almamaternya.

1987 : Di almamaternya itu ia bekerja sebagai pegawai negeri sipil menjadi dosen selama 12 tahun (1987-1999).

1987 : Di sela-sela tugasnya menjadi dosen, ia menyempatkan Study Internship tentang ”Study Kawasan”, di PAU Universitas Gajah Mada (UGM).

1988 : Lalu tahun berikutnya, Ali juga menyempatkan menempuh Study Internship Metode Hubungan Internasional dan Ekonomi Politik Internasional di PAU Universitas Indonesia (UI).

1988 : Dua tahun setelah purna bhakti menjadi ketua umum PMII Cab. Jember, ia pindah ke Jakarta demi mengemban amanat sebagai Ketua LPSDM (Lembaga Pengembangan Sumberdaya Manusia) PB PMII periode 1988-1991.

1998 : Ali muda rupanya belum puas belajar sebelum cita-cita menjadi doktor yang diidamkannya sejak usia sekolah dasar tercapai. Ia pun melanjutkan studi S2 Ilmu Politik di UI dan selesai 1998 dengan tesis “Pemikiran Politik Nahdlatul Ulama tentang Paham Kebangsaan Indonesia”.

1991 : Dalam Kongres PMII ke-10 yang digelar pada 27 Oktober 1991 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ali terpilih menggantikan M. Iqbal Assegaf, menjadi Ketua Umum PB PMII (Masa Bhakti 1991-1994), mengungguli sahabatnya Endin AJ. Soefihara.

1991 : Ada beberapa warisan penting pada periode kepemimpinan Ali Masykur Musa di PB PMII. Diantaranya adalah, “Deklarasi Interdependensi PMII–NU” yang terkenal itu dan telah diputuskan dalam Kongres X, ditegaskan kembali melalui Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) PB PMII pada 24 Desember 1991 di Cimacan, Jawa Barat.
Selain itu, ada sebuah peninggalan yang masih dirawat oleh para sahabat PMII hingga kini, yaitu sebuah konsep; zikir, pikir, dan amal sholeh. Cak Ali adalah penemu konsep tersebut sekaligus terus mengembangkan dan mempopulerkannya hingga sekarang menjadi motto PMII. Konsep tersebut mempunyai arti, yaitu; pertama, bagaimana kita sebagai orang pergerakan mampu mendekatkan diri pada Tuhan. Kedua, bagaimana agar kita juga mempunyai konsep berpikir kritis dan rasional. Yang terakhir bagaimana agar kita sebagai orang pergerakan yang memiliki pikiran kritis tersebut bisa berbuat baik atau melakukan amal soleh, baik kepada Allah sebagai Tuhan yang menciptakan alas semesta, maupun kepada umat manusia sebagai mahluk individu sekaligus mahluk sosial.

1995 : Begitu periode kepengurusan di PB PMII selesai, Ali Masykur Musa memulai karir politiknya sebagai Ketua GM KOSGORO (1995-1998)

1997 : lalu Ali juga menjabat sebagai Ketua DPP KNPI tahun 1997-1999.

1998 : Gus Dur dan para ulama NU mendirikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Ali Masykur Musa dipasrahi menduduki jabatan Ketua Departemen Pemuda dan Mahasiswa DPP PKB (1998-2002).

1999 : Pada Pemilu 1999 yang digelar pertama kalinya setelah Orde Baru tumbang, secara mengejutkan PKB memperoleh 12,61% suara pemilih atau setara 51 kursi di parlemen. Jebolan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Negeri Jember ini berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI periode 1999-2004. selama duduk di kursi parlemen, Ia menjadi anggota Komisi IX DPR-RI (1999-2002), anggota BKSAP DPR-RI (1999-2003).

2000 : Keteguhan Ali dalam memegang prinsip demokrasi bukanlah hal yang baru, diuji saat menjabat Sekretaris PAH I BP MPR-RI tentang Perubahan UUD 1945 (2000-2003). Risalah Perubahan UUD Negara RI tahun 1945 adalah sumbangan berharga Ali kepada demokrasi Indonesia saat diberi tugas sebagai sekretaris Panitia Ad Hoc I (PAH I) Badan Pekerja MPR RI (2000 - 2003) yang bertugas menggodok amandemen konstitusi. Risalah tersebut merupakan dokumen sejarah yang sangat berguna dan senantiasa dicari orang yang ingin mengetahui proses dan hasil-hasil amandemen UUD tahun 1945. Tanpa dokumen sejarah tersebut kiranya tidak mungkin dapat disusun “Naskah Komprehensif Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

2002 : Tak lama kemudian setelah menjabat Ketua Departemen Pemuda dan Mahasiswa DPP PKB ia pun menduduki jabatan Ketua DPP PKB (2002-2005).
: Selama setahun, ia juga menjabat Ketua Fraksi PKB DPR RI dari tahun 2002-2003.

2002 : periode 2002-2003, Ali menjadi Anggota Komisi VI DPR-RI, dan menjadi anggota Working Committee Parlemen OKI dari 2002 hingga 2005.

2003 : Ali juga terkenal ahli dalam hal Pemilu. Dalam penyusunan UU Pemilu 2003 lalu misalnya, gagasan penarikan suara sisa di daerah pemilihan ke provinsi adalah ide Ali Masykur. Maka saat pembahasan RUU Pemilu, Ali Masykur dijuluki profesor pemilu, baik oleh kolega maupun insan media.

2003 : selama setahun dia juga menjabat Wakil Ketua Komisi IX (Bidang Perencanaan Pembangunan dan BUMN) DPR-RI (2003-2004).

2004 : Meskipun suara PKB merosot menjadi 10% atau setara 52 kursi pada pemilu 2004, Ali kembali terpilih untuk kedua kalinya menduduki kursi parlemen selama periode 2004-2009.

2004 : Pada tahun 2004 hingga 2006 ia pun langsung menjabat Ketua Fraksi PKB DPR RI. Ia juga menjabat Wakil Ketua Komisi XI (Bidang Perbankan dan LKBB) DPR-RI (2004-2006).

2005 : Kemudian dia menjadi Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI (2005-2009).

2005 : Belakangan ketika terjadi konflik di tubuh PKB, Ali dipercaya menduduki jabatan Wakil Ketua Umum DPP PKB periode 2005-2010 versi PKB Muktamar Parung.

2006 : selama masa bhakti menjadi anggota DPR RI berikutnya, Ali jadi anggota Komisi XI DPR-RI dari 2006 hingga 2009.

2007 : karakter dan kepribadiannya yang lebih mencerminkan seorang akademisi dan aktivis, serta berkat kerja keras dan semangat menuntut ilmu, pada 3 Oktober 2007 Ali berhasil menyabet gelar doktor di bidang Manajemen Pendidikan dengan konsentrasi studi Kebijakan dan Politik Anggaran di Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta. Ia lulus menjadi doktor ke-812 UNJ setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul: “Perubahan UUD 1945 tentang Pendidikan dan Implikasinya terhadap Politik Anggaran Pendidikan Nasional: Sebuah Analisis Kebijakan”.

2009 : Bagi Ali Masykur yang haus ilmu, belajar adalah proses tiada akhir. Untuk memperluas cakrawala pengetahuan yang bakal menunjang segala aktivitasnya, ia pun memperdalam ilmu hukum dengan konsentrasi Hukum Bisnis di UGM. Ia lulus pada tahun 2009 dengan tesis “Konflik kewenangan Pengawasan Perbankan antara BI dan LPS dalam Penanganan Bank Gagal”.

2009 : lalu karirnya dari dunia politik mulai bergeser ke sebagai pejabat publik dengan menjadi anggota IV BPK RI sejak tahun 2009 hingga sekarang.

2010 : Belum puas dengan wawasan ilmu hukum yang dienyam sebelumnya, rupanya ia menekuni studi S1 Fakultas Hukum di Universitas Sahid, Jakarta, pun akhirnya lulus tahun 2010.

2012 : Dalam kapasitasnya sebagai pejabat publik yang terbangun dari dunia aktivis dan akademisi, Ali Masykur Musa terpilih sebagai Ketua Umum ISNU dalam Kongres Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) masa bakti 2012-2017. Ia terpilih secara aklamasi dalam Kongres I yang digelar di Unisda Lamongan, 18 Februari 2012.

2013 : Baru-baru ini, berdasarkan meeting World Group of Environmental Auditing (WGEA), Forum Internasional Audit Lingkungan, di Argentina bulan November 2011 lalu, Ali Masykur terpilih untuk menjabat Ketua Audit Lingkungan Hidup se-Dunia periode tahun 2013-2016.

2013 : Ali Masykur Musa diundang untuk ikut serta dalam Konvensi Capres Partai Demokrat oleh Komite Konvensi. Dari 11 peserta Konvensi Capres Demokrat, 1 orang Ali Masykur Musa menjadi peserta yang benar-benar diundang oleh Komite bukan dengan diendorse oleh majelis maupun elit partai.

2013 : melalui survey yag dilakukan LPI (Lembaga Pemilih Indonesia) Ali Masykur memperoleh penghargaan Tokoh Pluralis akibat ketekunannya mengikuti jejak Gus Dur, sang guru politiknya dalam membela kaum minoritas, memperjuangkan pluralisme, dan tak menjadikan agama sebagai bahan komoditas politik.

2014 : pada 19 Januari 2014 kemarin Ali Masykur Musa bersama tokoh politik lain mendapat gelar Tokoh Perubahan versi LPI, di Jakarta.

lebih akrabnya agan dan aganwati bisa berkunjung ke:
http://alimasykurmusa.com/
Diubah oleh muhammadshuoleh 01-02-2014 02:26
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.6K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan