- Beranda
- Komunitas
- News
- Sains & Teknologi
Mengenal Kekuatan Gempa Berdasarkan Skala MMI


TS
kalvatara
Mengenal Kekuatan Gempa Berdasarkan Skala MMI
Quote:
Salam Kaskus 

Spoiler for HT??:
Lama nggak buka kaskus, eh sekali buka liat trit jd HT ke 3

Spoiler for Prolog:
Negara kita tercinta akhir-akhir ini sering dilanda bencana alam mulai dari gunung meletus, banjir, gempa, sampai cuaca ekstrim
Tetapi semua ujian dari Tuhan YME itu seharusnya malah menempa dan menguatkan kita. Kita harus bangkit dan tidak boleh mewek terus gan 
Walaupun Indonesia sering dilanda bencana belum ada panduan/pendidikan khusus yang wajib dilatihkan pemerintah, mungkin lewat sekolah-sekolah seperti di Jepang.

Nah TS pribadi sebenarnya ingin menyusun sebuah panduan kecil lah, masih sebatas konsep. Dan bahan-bahannya semua didapat dari internet. Salah satu bahan yang sudah terkumpul adalah mengenal kekuatan gempa berdasarkan skala MMI.


Walaupun Indonesia sering dilanda bencana belum ada panduan/pendidikan khusus yang wajib dilatihkan pemerintah, mungkin lewat sekolah-sekolah seperti di Jepang.

Nah TS pribadi sebenarnya ingin menyusun sebuah panduan kecil lah, masih sebatas konsep. Dan bahan-bahannya semua didapat dari internet. Salah satu bahan yang sudah terkumpul adalah mengenal kekuatan gempa berdasarkan skala MMI.
Spoiler for Mengenal skala MMI:
Pada umumnya kita lebih familiar dengan skala Richter daripada skala MMI. Skala Richter ini menghitung kekuatan gempa berdasarkan logaritma amplitudo gelombang gempa. Dalam prakteknya, skala Richter diketahui menggunakan sebuah alat yang disebut Seismograf/Seismometer → cek : Wikipedia.org. Karena berbentuk logaritma maka tiap kenaikan satu skala berarti kekuatannya naik 10x lipat. Contoh gempa 7 SR lebih kuat 1000 kali dari gempa 4 SR.
Sedangkan skala MMI, (Modified Mercally Intensity) yang dicetuskan oleh Giuseppe Mercallipada tahun 1902. Skala ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa. Berbeda dengan Skala Richter, skala MMI ditentukan berdasar hasil pengamatan dari orang yang mengalami atau melihat gempa. Karena dihitung berdasar pengamatan, skala MMI ini tidak sama di setiap tempat. Lokasi yang dekat dengan episentrum (pusat gempa) harusnya memiliki skala MMI yang besar.
Oh iya kenapa disebut modified, karena skala MMI dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan suatu negara. Ini berhubungan dengan model/bahan bangunan yang umum di negara tersebut. Contohnya di Jepang kebanyakan rumah dari kayu sedangkan pedalaman Iran dari lumpur/bata tanpa semen, nah saat gempa efek yang terjadi akan berbeda.
Sedangkan skala MMI, (Modified Mercally Intensity) yang dicetuskan oleh Giuseppe Mercallipada tahun 1902. Skala ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa. Berbeda dengan Skala Richter, skala MMI ditentukan berdasar hasil pengamatan dari orang yang mengalami atau melihat gempa. Karena dihitung berdasar pengamatan, skala MMI ini tidak sama di setiap tempat. Lokasi yang dekat dengan episentrum (pusat gempa) harusnya memiliki skala MMI yang besar.
Oh iya kenapa disebut modified, karena skala MMI dapat dimodifikasi sesuai dengan keadaan suatu negara. Ini berhubungan dengan model/bahan bangunan yang umum di negara tersebut. Contohnya di Jepang kebanyakan rumah dari kayu sedangkan pedalaman Iran dari lumpur/bata tanpa semen, nah saat gempa efek yang terjadi akan berbeda.
Spoiler for Tingkatan Skala MMI:
Spoiler for MMI I:
1 MMI

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang

Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luarbiasa oleh beberapa orang
Spoiler for MMI II:
2 MMI

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Spoiler for MMI III:
3 MMI

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
Spoiler for MMI IV:
4 MMI

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.

Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Spoiler for MMI V:
5 MMI

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
Spoiler for MMI VI:
6 MMI

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.

Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
Spoiler for MMI VII:
7 MMI

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.

Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
Spoiler for MMI VIII:
8 MMI

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.

Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
Spoiler for MMI IX:
9 MMI

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.

Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
Spoiler for MMI X:
10 MMI

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.

Spoiler for MMI XI:
11 MMI

Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.


Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.


Spoiler for MMI XII:
12 MMI

Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.



Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.



Spoiler for Apakah skala Richter bisa dikonversi jadi MMI?:
Skala MMI nggak bisa dikonversi jadi skala Ritcher, begitu sebaliknya. Karena skala MMI berdasarkan pengamatan langsung dan kadang bersifat subyektif.
Banyak faktor yang mempengaruhi intensitas/tingkat kerusakan gempa (skala MMI)
Faktor-faktornya :
Banyak faktor yang mempengaruhi intensitas/tingkat kerusakan gempa (skala MMI)
Faktor-faktornya :
- Magnitudo gempa (skala Richter) → semakin tinggi nilai, kerusakan semakin besar (MMI tinggi)
- kedalaman gempa → semakin dangkal, kerusakan semakin besar (MMI tinggi)
- letak episentrum → semakin dekat dari pusat gempa, kerusakan semakin besar (MMI tinggi)
- komposisi tanah/batuan → semakin tanah labil, kerusakan semakin besar (MMI tinggi) → ini kasus Jakarta. Jika ada gempa di pantai selatan Jabar, intensitas gempa yang dirasakan warga Jakarta terkadang lebih besar dari pada warga Bandung. Karena tanah Jakarta jenisnya kurang stabil (tanah muda, endapan lumpur) CMIIW
- sosiobudaya : konstruksi bangunan → semakin lemah/tidak fleksibel dan umur tua, kerusakan semakin besar (MMI tinggi) → ini kasus Jogja, banyak bangunan ambruk (MMI tinggi) karena konstruksi bangunan yang tidak kuat dan usianya tua.
Spoiler for Contoh Kasus:
Ini contoh kekuatan MMI, data yang TS dapat dari BMKG
Tanggal 11/02/2014
Jam 13:46:19 WIB
Terjadi gempa 4.5 SR di kedalaman 30 Km
Pusat gempa berada di laut 80 km selatan Malang
Kekuatan yang dirasakan penduduk :
Berarti sebagian besar penduduk di Malang merasakan jendela kaca bergetar karena gempa sedangkan penduduk di Pandaan kemungkinan besar tidak menyadari adanya gampa.
Ada kasus juga skala Richternya sama tapi tingkat kekuatan berdasar MMI berbeda. Atau skala Richter lebih kecil tapi MMInya besar.
Contoh gempa Aceh dan Christchurch Selandia Baru berdasar MMI, tingkat kerusakannya sama yaitu skala 9. Tapi berdasar skala Richter, gempa di Christchurch hanya 6,3 SR sedangkan Aceh 9,0 SR
Tanggal 11/02/2014
Jam 13:46:19 WIB
Terjadi gempa 4.5 SR di kedalaman 30 Km
Pusat gempa berada di laut 80 km selatan Malang
Kekuatan yang dirasakan penduduk :
- III-IV MMI di Malang,
- II MMI di Karangkates,
- II MMI di Blitar,
- I-II MMI di Pandaan
Berarti sebagian besar penduduk di Malang merasakan jendela kaca bergetar karena gempa sedangkan penduduk di Pandaan kemungkinan besar tidak menyadari adanya gampa.
Spoiler for Contoh Gempa Jogja 2006:
Telah terjadi GEMPABUMI TEKTONIK
Pada hari : Sabtu, 27 Mei 2006
Waktu gempa : 05:54:00.0 WIB
Pusat gempa : 8 LS – 110.31 BT
Kedalaman : 11.8 Km
Kekuatan : 5.9 Skala Richter
Keterangan : Pusat gempa berada di laut 37.2 km selatan jogjakarta
Dirasakan disekitar:
Solo : IV – V MMI
Klaten : VI-VII MMI
Semarang : II – III MMI
Surabaya : II – III MMI
Karangkates : III – IV MMI
Jogjakarta : VI-VII MMI
*MMI= Modified Mercally Intensity
Pada hari : Sabtu, 27 Mei 2006
Waktu gempa : 05:54:00.0 WIB
Pusat gempa : 8 LS – 110.31 BT
Kedalaman : 11.8 Km
Kekuatan : 5.9 Skala Richter
Keterangan : Pusat gempa berada di laut 37.2 km selatan jogjakarta
Dirasakan disekitar:
Solo : IV – V MMI
Klaten : VI-VII MMI
Semarang : II – III MMI
Surabaya : II – III MMI
Karangkates : III – IV MMI
Jogjakarta : VI-VII MMI
*MMI= Modified Mercally Intensity
Ada kasus juga skala Richternya sama tapi tingkat kekuatan berdasar MMI berbeda. Atau skala Richter lebih kecil tapi MMInya besar.
Contoh gempa Aceh dan Christchurch Selandia Baru berdasar MMI, tingkat kerusakannya sama yaitu skala 9. Tapi berdasar skala Richter, gempa di Christchurch hanya 6,3 SR sedangkan Aceh 9,0 SR


Spoiler for Epilog:
Sekian dulu dari TS, semoga bermanfaat bagi agan semua. 
Semua gambar TS ambil dari situs BMKG

Semua gambar TS ambil dari situs BMKG
Spoiler for Bonus GIF lucu reaksi news anchor saat gempa:

Spoiler for Catatan Panjang dan Ruwet (tak usah dibaca):
Spoiler for Sejarah tambahan:
Quote:
Original Posted By LeeManggello►Skala Intensitas Mercalli (Mercalli Intensity Scale) berasal dari skala Rossi-Forel yang menggunakan 10 derajat skala sederhana, yang direvisi oleh ahli gunung api Italia, Giuseppe Mercalli pada tahun 1884 dan 1906.
Pada tahun 1902 skala Mercalli sepuluh derajat diperluas hingga dua belas derajat oleh fisikawan Italia Adolfo Cancani. Skala ini kemudian secara keseluruhan ditulis ulang oleh ahli geofisika Jerman August Heinrich Sieberg dan menjadi dikenal sebagai skala Mercalli-Cancani-Sieberg (MCS). Skala Mercalli-Cancani-Sieberg kemudian diubah dan diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh Harry O. Wood dan Frank Neumann pada tahun 1931 sebagai skala Mercalli-Wood-Neumann (MWN). Skala MWN ini kemudian dikembangkan oleh Charles Richter, penemu Skala Richter. Skala ini dikenal hari ini sebagai skala Mercalli yang dimodifikasi atau Modified Mercalli Intensity Scale, dan disingkat MM atau MMI.
Skala Rossi-Forel:
I. Getaran mikroseismik: Direkam oleh seismograf tunggal atau seismograf dari model yang sama , tapi tidak oleh beberapa seismograf dari berbagai jenis . Getaran dirasakan oleh seorang pengamat berpengalaman
II . Getaran yang sangat lemah: Direkam oleh beberapa seismograf dari berbagai jenis . Dirasakan oleh sejumlah kecil orang saat istirahat .
III . Getaran lemah: Dirasakan oleh beberapa orang pada saat istirahat. Arah dan durasi cukup kuat untuk dirasakan.
IV . Getaran ringan: Dirasakan oleh orang-orang yang sedang bergerak. Gangguan terhadap benda bergerak , pintu, jendela , langit-langit retak .
V. Getaran sedang: dirasakan oleh semua orang . Gangguan furniture , beberapa lonceng berbunyi.
VI . Getaran yang kuat: umumnya orang bangkit dari tidur. lonceng berbunyi. Lampu gantung bergoyang, jam terhenti, pohon-pohon dan semak-semak bergoyang. Beberapa orang terkejut meninggalkan tempat tinggal mereka.
VII . Getaran yang sangat kuat: Menggulingkan benda bergerak, jatuhnya plester, dering lonceng gereja . Kepanikan umum. Kerusakan bangunan sedang hingga berat.
VIII . Getaran merusak: Kejatuhan cerobong asap. Retak di dinding bangunan .
IX . Getaran menghancurkan: sebagian atau seluruh bangunan hancur.
X. getaran intensitas yang sangat tinggi: Bencana besar, reruntuhan , gangguan pada lapisan, celah di tanah , batu jatuh dari gunung .
Pada tahun 1902 skala Mercalli sepuluh derajat diperluas hingga dua belas derajat oleh fisikawan Italia Adolfo Cancani. Skala ini kemudian secara keseluruhan ditulis ulang oleh ahli geofisika Jerman August Heinrich Sieberg dan menjadi dikenal sebagai skala Mercalli-Cancani-Sieberg (MCS). Skala Mercalli-Cancani-Sieberg kemudian diubah dan diterbitkan dalam bahasa Inggris oleh Harry O. Wood dan Frank Neumann pada tahun 1931 sebagai skala Mercalli-Wood-Neumann (MWN). Skala MWN ini kemudian dikembangkan oleh Charles Richter, penemu Skala Richter. Skala ini dikenal hari ini sebagai skala Mercalli yang dimodifikasi atau Modified Mercalli Intensity Scale, dan disingkat MM atau MMI.
Skala Rossi-Forel:
I. Getaran mikroseismik: Direkam oleh seismograf tunggal atau seismograf dari model yang sama , tapi tidak oleh beberapa seismograf dari berbagai jenis . Getaran dirasakan oleh seorang pengamat berpengalaman
II . Getaran yang sangat lemah: Direkam oleh beberapa seismograf dari berbagai jenis . Dirasakan oleh sejumlah kecil orang saat istirahat .
III . Getaran lemah: Dirasakan oleh beberapa orang pada saat istirahat. Arah dan durasi cukup kuat untuk dirasakan.
IV . Getaran ringan: Dirasakan oleh orang-orang yang sedang bergerak. Gangguan terhadap benda bergerak , pintu, jendela , langit-langit retak .
V. Getaran sedang: dirasakan oleh semua orang . Gangguan furniture , beberapa lonceng berbunyi.
VI . Getaran yang kuat: umumnya orang bangkit dari tidur. lonceng berbunyi. Lampu gantung bergoyang, jam terhenti, pohon-pohon dan semak-semak bergoyang. Beberapa orang terkejut meninggalkan tempat tinggal mereka.
VII . Getaran yang sangat kuat: Menggulingkan benda bergerak, jatuhnya plester, dering lonceng gereja . Kepanikan umum. Kerusakan bangunan sedang hingga berat.
VIII . Getaran merusak: Kejatuhan cerobong asap. Retak di dinding bangunan .
IX . Getaran menghancurkan: sebagian atau seluruh bangunan hancur.
X. getaran intensitas yang sangat tinggi: Bencana besar, reruntuhan , gangguan pada lapisan, celah di tanah , batu jatuh dari gunung .
Spoiler for (HELP) Alat2 pendeteksi gempa?:
Quote:
Original Posted By mahdiozw►
koreksi seismograf semua perangkat pendeteksi gempa kalo seismometer itu sensor pendeteksi gempa
koreksi seismograf semua perangkat pendeteksi gempa kalo seismometer itu sensor pendeteksi gempa
Quote:
Original Posted By mahdiozw►
koreksi seismograf itu perangkat pendeteksi/pencatat gempa kalo seismometer itu sensor pendeteksi gempa
nah kalo sinyal untuk menganalisa gempa namanya seismogram
alat pengukur intensitas gempa namanya intensitymeter gan
kebetulan ini tentang kerjaan ane
koreksi seismograf itu perangkat pendeteksi/pencatat gempa kalo seismometer itu sensor pendeteksi gempa
nah kalo sinyal untuk menganalisa gempa namanya seismogram
alat pengukur intensitas gempa namanya intensitymeter gan
kebetulan ini tentang kerjaan ane

klo yg TS dapat dari wikipedia, namanya seismograph = seismometer + seismoscope?

[url= http://en.m.wikipedia.org/wiki/Seismometer]Seismograph?[/url] CMIIW
Seismograph is another Greek term from seismós and γράφω, gráphō, to draw. It is often used to mean seismometer, though it is more applicable to the older instruments in which the measuring and recording of ground motion were combined than to modern systems, in which these functions are separated.
Klo ada koreksi lagi ntar TS cantumin. Malah ada yg blg seismograph itu "merk".
Quote:
Original Posted By aswad01►Seismograf itu bukannya nama merek ya gan?
Kalau kata saudara ane yg sering cek kondisi dan tukang pasang alat pendeteksi gempa sih seismograf itu nama merek alat pencatat gempa...
Masih ada alat pencatat gempa dengan merek2 lainnya dan bahkan lebih bagus daripada seismograf (sudah dipakai di beberapa wilayah Indo walaupun masih banyak seismograf)
sama seperti air mineral yg sering disebut aqua , proyektor=infokus, jetpam=sanyo ,dll
Kalau kata saudara ane yg sering cek kondisi dan tukang pasang alat pendeteksi gempa sih seismograf itu nama merek alat pencatat gempa...
Masih ada alat pencatat gempa dengan merek2 lainnya dan bahkan lebih bagus daripada seismograf (sudah dipakai di beberapa wilayah Indo walaupun masih banyak seismograf)
sama seperti air mineral yg sering disebut aqua , proyektor=infokus, jetpam=sanyo ,dll

Spoiler for skala lain selain MMI & SR:
Quote:
Original Posted By tarunaitem►nambahin gan,
kalo MMI itu sendiri merupakan skala kekuatan suatu gempa dari kerusakan yang di hasilkan disuatu wilayah. jadi, nilai MMI itu secara manual diasumsikan oleh petugas BMKG setempat yang melakukan survei ke daerah terdampak.nah kebanyakan kan daerah yang rusak merupakan daerah yang berpenghuni.jadi bisa aja,disuatu daerah yang merasakan guncangan yang cukup kuat, tapi MMI nya kecil, karena ya gak ada orang yang tinggal disitu, jadi gak ketahuan kerusakannya
.bisa juga menggunakan peralatan yang namanya "Intensity Meter". Kemudian, hasil dari survei itu nantinya bakal dibuat namanya 'PETA ISOSEISMAL",jadi peta yang menggambarkan skala MMI yan dirasakan disekitar wilayah yang berada dekat dengan epicenter gempa bumi nya.
Oiya, FYI, untuk Skala Kerusakan Gempabumi sendiri itu secara Internasional gak cuma MMI doang lohh . JMA (Japan Meteorological Agency-BMKG Jepang) punya skala sendiri untuk mengukur kerusakan. ane lupa tapi namanya apa
. Beberapa negara maju pun punya skala sendiri, kayak Jerman, Perancis, Skandinavia ,CMIIW
Pejwan Jika berkenan, itung2 bagi ilmu
kalo MMI itu sendiri merupakan skala kekuatan suatu gempa dari kerusakan yang di hasilkan disuatu wilayah. jadi, nilai MMI itu secara manual diasumsikan oleh petugas BMKG setempat yang melakukan survei ke daerah terdampak.nah kebanyakan kan daerah yang rusak merupakan daerah yang berpenghuni.jadi bisa aja,disuatu daerah yang merasakan guncangan yang cukup kuat, tapi MMI nya kecil, karena ya gak ada orang yang tinggal disitu, jadi gak ketahuan kerusakannya

Oiya, FYI, untuk Skala Kerusakan Gempabumi sendiri itu secara Internasional gak cuma MMI doang lohh . JMA (Japan Meteorological Agency-BMKG Jepang) punya skala sendiri untuk mengukur kerusakan. ane lupa tapi namanya apa

Pejwan Jika berkenan, itung2 bagi ilmu

makasih gan.
bener gan, seperti di awal tret dan dipost2 pekiwan sudah ane sebutin tiap negara punya sendiri2 disesuaikan sama keadaan masing2, namanya aja modified scale. Pencetusnya eyang Mercalli dan diikuti negara2 lain CMIIW

Ane share aja MMI yg di BMKG Indonesia. Gambarnya lucu2.

Quote:
Original Posted By panda280288►Sekedar ingin sharing saja mengenai kekuatan gempa.
Berdasarkan pengetahuan ketika kuliah dahulu, sebenarnya istilah BMKG menggunakan "Skala Richter" sebagai nilai magnitudo dari gempa-gempa yang terjadi di Indonesia agaknya kurang tepat. Kenapa? Dikarenakan skala Richter itu awalnya dibuat dengan sample gempa-gempa yang terjadi di California.
Agak kurang relevant sebenarnya jika kita memakai skala tersebut di Indonesia, yang notabene-nya berbeda struktur bawah permukaan buminya dengan California, berbeda sumber-sumber gempanya, kedalaman hypocenter-nya, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi besarnya magnitudo dari suatu gempa. Selain itu, skala Richter memiliki kelemahan akurasi pada gempa-gempa yang memiliki magnitude yang besar (lebih dari 8).
Oleh karena itu, banyak dari negara-negara di dunia sudah menggunakan skala lain yaitu Moment Magnitude Scale (Mw) yang tetap dapat mengukur besaran magnitudo suatu gempa secara akurat pada besaran magnitudo berapapun.
Berdasarkan pengetahuan ketika kuliah dahulu, sebenarnya istilah BMKG menggunakan "Skala Richter" sebagai nilai magnitudo dari gempa-gempa yang terjadi di Indonesia agaknya kurang tepat. Kenapa? Dikarenakan skala Richter itu awalnya dibuat dengan sample gempa-gempa yang terjadi di California.
Agak kurang relevant sebenarnya jika kita memakai skala tersebut di Indonesia, yang notabene-nya berbeda struktur bawah permukaan buminya dengan California, berbeda sumber-sumber gempanya, kedalaman hypocenter-nya, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi besarnya magnitudo dari suatu gempa. Selain itu, skala Richter memiliki kelemahan akurasi pada gempa-gempa yang memiliki magnitude yang besar (lebih dari 8).
Oleh karena itu, banyak dari negara-negara di dunia sudah menggunakan skala lain yaitu Moment Magnitude Scale (Mw) yang tetap dapat mengukur besaran magnitudo suatu gempa secara akurat pada besaran magnitudo berapapun.
Diubah oleh kalvatara 15-04-2014 10:04
0
32.4K
Kutip
386
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan