- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Domestik
Krakatau, Pulau Sebesi dan Umang-Umang, Lampung. (What a Beautiful Indonesia!)


TS
vreemdelin
Krakatau, Pulau Sebesi dan Umang-Umang, Lampung. (What a Beautiful Indonesia!)
Halo gan.. Bagaimana kabarnya? Masih doyan travelling di Indonesia kan? akhirnya ane berkesempatan menyebrang ke barat pulau Jawa, setelah beberapa trip sebelumnya selalu ke timur hehe.. Berikut catatan perjalanan ke Krakatau, Sebesi dan Umang-Umang Lampung.
Untuk budget. kemarin ane ikut opentrip gan. sekitar 400an abis, tadinya 350 aja, tapi karena orangnya ga sampe 20an jadi harus nombok" dikit hehe.. kalo ke sebesi dan umang-umang ga mahal ko, ngeteng juga bisa. kalo ke krakatau kayanya harus rombongan biar murah, sendiri juga bisa tapi pasti membengkak
Quote:
Setelah sekian lama tidak melakukan perjalanan akhirnya di akhir tahun 2013 saya berkesempatan untuk melakukan perjalanan yang tidak terlalu jauh dari ibukota Jakarta. Ajakan kawan beberapa hari sebelum tahun baru cukup menarik. Perjalanan direncanakan menyebrang selat sunda untuk menuju Lampung. Tujuan utama Gunung Krakatau dan kepulauan di sekitar Sebesi, Lampung Selatan. Saya langsung mengiyakan tanpa basa-basi dan berpikir panjang.
Perjalanan kali ini bersifat open trip. Hampir semua yang mengikuti perjalanan tidak saling mengenal, mungkin hanya mengenal satu atau dua orang saja, jumlah keseluruhan mencapai 17 orang. Lumayan untuk menambah teman baru. Saya berangkat dari Tangerang pukul 20.00 WIB bersama kawan menuju pelabuhan Merak, Banten. Sesampainya disana kurang lebih sekitar pukul 23.00 WIB, setelah menunggu semua anggota open trip berkumpul kami berangkat dari Merak pukul 01.00 dini hari. Perjalanan kurang lebih 3 jam untuk sampai di Pelabuhan Bakauheni Lampung.
Tepat sebelum adzan Subuh kami tiba di pelabuhan Bakauheni, setelah melakukan sholat dan persiapan ulang kami menuju angkot yang sudah dicarter untuk menuju dermaga Canti, Kalianda. Dermaga Canti merupakan dermaga yang digunakan penduduk sekitar untuk menyebrang ke Pulau Sebesi dan sekitarnya ataupun yang akan langsung menuju gunung Krakatau dari Lampung. Perjalanan menuju dermaga canti dari pelabuhan Bakauheni tidak terlalu jauh, hanya sekitar 30-45 menit saja.

Tiba di dermaga Canti kami mengisi perut terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanan menuju gunung Krakatau. Sekitar pukul 09.30 WIB kami berangkat menuju gunung Krakatau. Ternyata ombak dan angin cukup besar pada saat itu, cukup untuk mengocok perut dan membuat pusing kami. 2 jam perjalanan akhirnya tibalah kami di Gunung Krakatau.





Untuk tracking menuju punggung Krakatau tidak terlalu lama, sekitar 30-45 menit. Pada saat itu angin cukup kencang dan disertai rintikan hujan. Tidak banyak view yang terlihat untuk mengambil foto di sekitar Krakatau, karena hampir semua bagian punggung Krakatau tertutup oleh awan. Satu jam kurang lebih kami berada di Krakatau akhirnya melanjutkan perjalanan kembali menuju Pulau Sebesi. Rencana awal kami akan snorkling terlebih dahulu di Laguan Cabe, kemudian mengunjungi pulau-pulau yang berada disekitar Pulau Sebesi, seperti Umang-Umang, Sebuku Besar dan Sebuku kecil. Karena hujan kami tidak ingin mengambil resiko akhirnya diputuskan untuk langsung menuju Pulau Sibesi tempat kami menginap.
Perjalanan dari Krakatau menuju Sebesi cukup berat dilalui, ombak mengombang-ambing kapal kami, hampir keseluruhan dari kami muntah karena tidak tahan ombak yang cukup besar disertai angin kencang, 2 jam lebih perjalanan akhirnya tiba di Pulau Sebesi.


Tiba di Pulau Sebesi kurang lebih pukul 16.00, kami langsung menuju homestay untuk beristirahat. Sebagai tambahan, di Pulau Sebesi terdapat beberapa homestay milik Pemda Lampung Selatan, kurang lebih sekitar 7-10 homestay. Pada saat kami disana semua homestay sudah penuh di booking untuk malam tahun baru, akhirnya kami menginap di rumah warga. Tenang saja, ketika berkunjung ke Pulau Sebesi, jika homestay penuh oleh tamu akan diusahakan dicarikan penginapan berupa rumah warga oleh leadernya. Leader ini sebutan untuk warga Pulau Sebesi yang merencanakan perjalanan tamu, dari penyewaan kapal, tempat yang ingin dikunjungi, sampai homestay dan makan selama di Pulau Sebesi.
Tidak banyak kegiatan yang kami lakukan pada malam hari. Setelah perjalanan panjang di laut kami semua lelah dan malam pun dilalui dengan beristirahat. Di pulau Sebesi pada malam hari listrik menyala pukul 18.00-24.00 , setelah itu akan mati sampai esok, dan kembali menyala pukul 18.00. Sinyal di Pulau ini pun cukup sulit, sinyal hanya berada dibibir pantai atau sekitar dermaga, ketika sudah memasuki Pulau Sebesi sinyal akan menghilang. Infrastruktur di Pulau ini belum terlalu baik untuk wisata, mungkin 2-5 tahun lagi pulau ini akan berkembang cukup pesat. Dilihat dari potensi wisata yang terdapat di Pulau Sebesi ataupun disekitaran pulau.
Pagi hari terbangun, ternyata hujan kembali turun. Rencana untuk melihat sunrise pun batal. Setelah matahari mulai tampak, kami putuskan untuk berjalan mengelilingi Sebesi. Ternyata pulau ini cukup luas dan cukup subur. Komoditas utama pisang dan coklat, jadi terjawab mengapa oleh-oleh dari Lampung pisang coklat. Setelah berjalan menyusuri jalanan Pulau Sebesi akhirnya tiba di Pantai, airnya cukup jernih tampak biru. Tidak jauh daru bibir pantai terlihat Pulau Umang-Umang di seberang.

Setelah menyusuri pulau dan bertemu pantai, kami akhirnya memutuskan untuk bersnorkling di Pulau Umang-Umang. Menyebrang menuju Pulau Umang-Umang hanya memakan waktu kurang lebih 5 menit. Karena memang jaraknya yang sangat dekat.
Pulau Umang-Umang ternyata cukup cantik dan indah. Pulau kecil ini tidak berpenghuni, namun diperbolehkan untuk membuka tenda disana. Pasir putih dan spot snorkling terdapat di pulau ini. Saya merasakan seperti berada di Gili Nanggu, Lombok.






Bagaimana? Cukup cantik dan indah bukan? Pulau kecil ini memang memberikan keindahan yang cukup memuaskan batin. Perjalanan panjang melelahkan menuju Pulau Sibesi pun terbayarkan. Sayang kami tidak sempat untuk menyebrang ke pulau Sebuku Besar dan Sebuku Kecil. Tapi saya rasa tak kalah indah dengan Pulau Sibesi dan Umang-Umang. Ternyata Lampung cukup indah. Indonesia cukup luas, lalu kamu masih aja diam di rumah? Much travelling to be Productive! Angkat ranselmu dan jelajahi Indonesia !
)
Perjalanan kali ini bersifat open trip. Hampir semua yang mengikuti perjalanan tidak saling mengenal, mungkin hanya mengenal satu atau dua orang saja, jumlah keseluruhan mencapai 17 orang. Lumayan untuk menambah teman baru. Saya berangkat dari Tangerang pukul 20.00 WIB bersama kawan menuju pelabuhan Merak, Banten. Sesampainya disana kurang lebih sekitar pukul 23.00 WIB, setelah menunggu semua anggota open trip berkumpul kami berangkat dari Merak pukul 01.00 dini hari. Perjalanan kurang lebih 3 jam untuk sampai di Pelabuhan Bakauheni Lampung.
Tepat sebelum adzan Subuh kami tiba di pelabuhan Bakauheni, setelah melakukan sholat dan persiapan ulang kami menuju angkot yang sudah dicarter untuk menuju dermaga Canti, Kalianda. Dermaga Canti merupakan dermaga yang digunakan penduduk sekitar untuk menyebrang ke Pulau Sebesi dan sekitarnya ataupun yang akan langsung menuju gunung Krakatau dari Lampung. Perjalanan menuju dermaga canti dari pelabuhan Bakauheni tidak terlalu jauh, hanya sekitar 30-45 menit saja.
Spoiler for dermaga canti:


Tiba di dermaga Canti kami mengisi perut terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanan menuju gunung Krakatau. Sekitar pukul 09.30 WIB kami berangkat menuju gunung Krakatau. Ternyata ombak dan angin cukup besar pada saat itu, cukup untuk mengocok perut dan membuat pusing kami. 2 jam perjalanan akhirnya tibalah kami di Gunung Krakatau.
Spoiler for krakatau:






Untuk tracking menuju punggung Krakatau tidak terlalu lama, sekitar 30-45 menit. Pada saat itu angin cukup kencang dan disertai rintikan hujan. Tidak banyak view yang terlihat untuk mengambil foto di sekitar Krakatau, karena hampir semua bagian punggung Krakatau tertutup oleh awan. Satu jam kurang lebih kami berada di Krakatau akhirnya melanjutkan perjalanan kembali menuju Pulau Sebesi. Rencana awal kami akan snorkling terlebih dahulu di Laguan Cabe, kemudian mengunjungi pulau-pulau yang berada disekitar Pulau Sebesi, seperti Umang-Umang, Sebuku Besar dan Sebuku kecil. Karena hujan kami tidak ingin mengambil resiko akhirnya diputuskan untuk langsung menuju Pulau Sibesi tempat kami menginap.
Perjalanan dari Krakatau menuju Sebesi cukup berat dilalui, ombak mengombang-ambing kapal kami, hampir keseluruhan dari kami muntah karena tidak tahan ombak yang cukup besar disertai angin kencang, 2 jam lebih perjalanan akhirnya tiba di Pulau Sebesi.
Spoiler for Pulau Sebesi:



Tiba di Pulau Sebesi kurang lebih pukul 16.00, kami langsung menuju homestay untuk beristirahat. Sebagai tambahan, di Pulau Sebesi terdapat beberapa homestay milik Pemda Lampung Selatan, kurang lebih sekitar 7-10 homestay. Pada saat kami disana semua homestay sudah penuh di booking untuk malam tahun baru, akhirnya kami menginap di rumah warga. Tenang saja, ketika berkunjung ke Pulau Sebesi, jika homestay penuh oleh tamu akan diusahakan dicarikan penginapan berupa rumah warga oleh leadernya. Leader ini sebutan untuk warga Pulau Sebesi yang merencanakan perjalanan tamu, dari penyewaan kapal, tempat yang ingin dikunjungi, sampai homestay dan makan selama di Pulau Sebesi.
Tidak banyak kegiatan yang kami lakukan pada malam hari. Setelah perjalanan panjang di laut kami semua lelah dan malam pun dilalui dengan beristirahat. Di pulau Sebesi pada malam hari listrik menyala pukul 18.00-24.00 , setelah itu akan mati sampai esok, dan kembali menyala pukul 18.00. Sinyal di Pulau ini pun cukup sulit, sinyal hanya berada dibibir pantai atau sekitar dermaga, ketika sudah memasuki Pulau Sebesi sinyal akan menghilang. Infrastruktur di Pulau ini belum terlalu baik untuk wisata, mungkin 2-5 tahun lagi pulau ini akan berkembang cukup pesat. Dilihat dari potensi wisata yang terdapat di Pulau Sebesi ataupun disekitaran pulau.
Pagi hari terbangun, ternyata hujan kembali turun. Rencana untuk melihat sunrise pun batal. Setelah matahari mulai tampak, kami putuskan untuk berjalan mengelilingi Sebesi. Ternyata pulau ini cukup luas dan cukup subur. Komoditas utama pisang dan coklat, jadi terjawab mengapa oleh-oleh dari Lampung pisang coklat. Setelah berjalan menyusuri jalanan Pulau Sebesi akhirnya tiba di Pantai, airnya cukup jernih tampak biru. Tidak jauh daru bibir pantai terlihat Pulau Umang-Umang di seberang.
Spoiler for sebesi:


Setelah menyusuri pulau dan bertemu pantai, kami akhirnya memutuskan untuk bersnorkling di Pulau Umang-Umang. Menyebrang menuju Pulau Umang-Umang hanya memakan waktu kurang lebih 5 menit. Karena memang jaraknya yang sangat dekat.
Pulau Umang-Umang ternyata cukup cantik dan indah. Pulau kecil ini tidak berpenghuni, namun diperbolehkan untuk membuka tenda disana. Pasir putih dan spot snorkling terdapat di pulau ini. Saya merasakan seperti berada di Gili Nanggu, Lombok.
Spoiler for Pulau Umang-Umang:







Bagaimana? Cukup cantik dan indah bukan? Pulau kecil ini memang memberikan keindahan yang cukup memuaskan batin. Perjalanan panjang melelahkan menuju Pulau Sibesi pun terbayarkan. Sayang kami tidak sempat untuk menyebrang ke pulau Sebuku Besar dan Sebuku Kecil. Tapi saya rasa tak kalah indah dengan Pulau Sibesi dan Umang-Umang. Ternyata Lampung cukup indah. Indonesia cukup luas, lalu kamu masih aja diam di rumah? Much travelling to be Productive! Angkat ranselmu dan jelajahi Indonesia !

Untuk budget. kemarin ane ikut opentrip gan. sekitar 400an abis, tadinya 350 aja, tapi karena orangnya ga sampe 20an jadi harus nombok" dikit hehe.. kalo ke sebesi dan umang-umang ga mahal ko, ngeteng juga bisa. kalo ke krakatau kayanya harus rombongan biar murah, sendiri juga bisa tapi pasti membengkak

0
10.9K
Kutip
34
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan