Saat “merebut” PKB dari keluarga Gusdur, Muhaimin Iskandar bermuka biasa-biasa saja dan tak merasa bersalah. Saat kelurga Gus Dur memprotes penggunaan foto Gud Dur untuk kegiatan PKB, Cak Imin kalem-kalem saja. Dia toh jalan terus.

Masyarakat terperangah ketika partai yang dinahkodainya dilirik oleh pengusaha Rusdi Kirana yang juga merupakan pemilik Lion Air. Rusdi menjadi pengurus PKB sekaligus donator utama partai itu. Juga ketika dia berhasil menggunakan Rhoma Iraman Jusuf Kalla dan Mahfud MD untuk menjaring suara dari tingkat akar rumput sampai intelektual. Ahmad Dhanipun bergabung di partai ini dan menyumbang energinya.

Ketika di Quick Count mencapai 9 persen, masyarakat kembali terperangah. Kok bisa ? Pintarkah Cak Imin atau berbakatkah dia jadi politikus ?

Bisa jadi dia memang pintar. “Tapi tepatnya, dia licik, kata pengamat politik LIPI Ikrar Nusa Bakti. Sumber lain memujinya karena dia berhasil “membohongi” tiga tokoh sekaligus : JK, Mahfud MD dan Rhoma Irama.

Muhaimin berhasil membangkitkan dukungan dari akar rumput dengan menaikkan isu raja dangdut Rhoma Irama sebagai salah satu bakal capres. Rhoma memang berhasil menggambil pangsa pasar uneducated people.

“ Rhoma hanya dikasih uang sebesar 3 Milyar bersama sonetanya untuk keliling Indonesia,” kata sebuah sumber. Biaya sebanyak itu tak banyak, mengingat kru Soneta banyak dan sebaran kampanye mereka sangat luas. Rhoma bertugas mengawal suara PKB di luar Jawa.

PKB, lanjutnya, juga “licik” menaruh nama mantan wapres Jusuf Kalla atau JK dan mantan ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD. Tujuannya, untuk mengambil suara dari kalangan menengah-atas. Untuk Mahfud jugamengawal konstituen yang berada di Jawa Timur khususnya tapal kuda dan Madura.

Hasilnya ? PKB melesat jauh dibanding perolehan tahun 2009. Sekadar diketahui, pada Pemilu tahun 2004 PKB meraih 10,57persen. Pada Pemilu 2009 PKB meraih 4,94 persen dan tahun ini mendapat 9,57 persen.

Pintar sekaligus licik memang.

Sumber : http://politik.kompasiana.com/2014/0...r--646836.html