- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Opini Publik [Sebuah Kajian Sebelum Pertarungan PILPRES 2014]


TS
FfAaUuZzAaNn
Opini Publik [Sebuah Kajian Sebelum Pertarungan PILPRES 2014]
ASSALAMUALAIKUM
SELAMAT PAGI/SIANG/SORE/MALAM, SALAM SEJAHTERA
Spoiler for PERTAMAXXX:
Quote:
KASKUSER YANG BERBUDAYA ADALAH KASKUSER YANG KOMENG, NGERATE, ATAU NYENDOL, TIDAK TERIMA BATA



Spoiler for PEJWAN:
Quote:
Sebelum jauh ngebahas topik kita pada malam hari ini, saya sekedar mengingatkan bahwa Thread ini dibuat untuk menyambut PILPRES 2014.
Mari kita mulai...
Apa itu Opini Publik???
Nih pengertian Opini Publik berdasarkan pendapat para Mastahh...
1. Prof. W. Doob, dalam bukunya Public Opinion and Propaganda; Pendapat umum ini menunjukkan sikap orang-orang menjadi anggota dari satu golongan sosial terhadap suatu soal.
2. Prof. Karterhood, dalam bukunya Dictionary of Educations; Pendapat rata-rata atau persesuaian pendapat antara orang-orang dari suatu golongan sosial tentang masalah-masalah atau hal-hal kemasyarakatan.
3. William Albig, dalam bukunya Modern Public Opinion; Pendapat publik adalah ekspresi segenap anggota suatu kelompok yang berkepentingan atas suatu masalah.
4. Leonard W Doob, dalam bukunya Public Opinion (1948); Opini publik menyangkut sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Beliau juga menyebutkan bahwa yang membentuk opini publik itu adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompoknya karena itu sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula.
5. Ferdinand Tonnies; Beliau mengatakan ada tiga tahap opini publik dalam perkembangannya yaitu die luftartige, die flussige dan die feste. Opini publik luftartig adalah opini publik laksana uap di mana tahap perkembangannya masih terombang-ambing mencari bentuk yang nyata. Opini publik flussig mempunyai sifat-sifat seperti air, opini publik ini sudah mempunyai bentuk yang nyata akan tetapi masih dapat dialirkan menurut saluran yang kita kehendaki, sedangkan opini publik festig adalah opini publik yang sudah kuat, tidak mudah berubah.
6. Adinegoro; Beliau menyebutkan bahwa opini publik adalah ratu dunia. Hal itu benar karena opini publik dapat mendorong dukungan (social support). Beliau mendefinisikan opini publik dalam poin-poin sebagai berikut: (a) tidak ada organisasinya, (b) tidak ada pemimpinnya, (c) pendukung opini publik tidak saling mengenal atau anonym, (d) tidak mengenal pembagian kerja, (e) tidak dapat bergerak dengan cepat, dan (f) dapat meledak / pecah dengan dipancing suatu peristiwa. Lalu kenapa opini publik diperhatikan terutama dalam pemerintahan: (1) opini publik itu tidak bertanggung jawab kepada masyarakat, (2) opnini publik meskipun berdasarkan suatu diskusi sosial akan tetapi tidak berdasar pada pemikiran yang cukup masak, dan (3) biasanya opini publik dalam melakukan tindakan secara spontan sehingga kurang berpikir jauh ke depan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan di bawah ini:
Mari kita mulai...
Apa itu Opini Publik???
Nih pengertian Opini Publik berdasarkan pendapat para Mastahh...
1. Prof. W. Doob, dalam bukunya Public Opinion and Propaganda; Pendapat umum ini menunjukkan sikap orang-orang menjadi anggota dari satu golongan sosial terhadap suatu soal.
2. Prof. Karterhood, dalam bukunya Dictionary of Educations; Pendapat rata-rata atau persesuaian pendapat antara orang-orang dari suatu golongan sosial tentang masalah-masalah atau hal-hal kemasyarakatan.
3. William Albig, dalam bukunya Modern Public Opinion; Pendapat publik adalah ekspresi segenap anggota suatu kelompok yang berkepentingan atas suatu masalah.
4. Leonard W Doob, dalam bukunya Public Opinion (1948); Opini publik menyangkut sikap orang-orang mengenai sesuatu soal, di mana mereka merupakan anggota dari sebuah masyarakat yang sama. Beliau juga menyebutkan bahwa yang membentuk opini publik itu adalah sikap pribadi seseorang ataupun sikap kelompoknya karena itu sikapnya ditentukan oleh pengalamannya, yaitu pengalaman dari dan dalam kelompoknya itu pula.
5. Ferdinand Tonnies; Beliau mengatakan ada tiga tahap opini publik dalam perkembangannya yaitu die luftartige, die flussige dan die feste. Opini publik luftartig adalah opini publik laksana uap di mana tahap perkembangannya masih terombang-ambing mencari bentuk yang nyata. Opini publik flussig mempunyai sifat-sifat seperti air, opini publik ini sudah mempunyai bentuk yang nyata akan tetapi masih dapat dialirkan menurut saluran yang kita kehendaki, sedangkan opini publik festig adalah opini publik yang sudah kuat, tidak mudah berubah.
6. Adinegoro; Beliau menyebutkan bahwa opini publik adalah ratu dunia. Hal itu benar karena opini publik dapat mendorong dukungan (social support). Beliau mendefinisikan opini publik dalam poin-poin sebagai berikut: (a) tidak ada organisasinya, (b) tidak ada pemimpinnya, (c) pendukung opini publik tidak saling mengenal atau anonym, (d) tidak mengenal pembagian kerja, (e) tidak dapat bergerak dengan cepat, dan (f) dapat meledak / pecah dengan dipancing suatu peristiwa. Lalu kenapa opini publik diperhatikan terutama dalam pemerintahan: (1) opini publik itu tidak bertanggung jawab kepada masyarakat, (2) opnini publik meskipun berdasarkan suatu diskusi sosial akan tetapi tidak berdasar pada pemikiran yang cukup masak, dan (3) biasanya opini publik dalam melakukan tindakan secara spontan sehingga kurang berpikir jauh ke depan.
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan di bawah ini:
- Pendapat umum/publik adalah pendapat rata-rata kelompok tertentu tentang sesuatu hal yang penting
- Pendapat umum/publik adalah suatu campuran yang terdiri dari berbagai macam pikiran, kepercayaan, paham, anggapan, hasrat dan keinginan
- Karena pendapat umum/publik ini adalah campuran dari berbagai pendapat dan pikiran, itu pun sering berubah-ubah, maka pendapat umum tersebut pada dasarnya bersifat amorph (tak berbentuk) atau tidak merupakan suatu yang baku, tapi sering berubah-ubah.
Spoiler for NEXT:
Quote:
MENGAPA INI PENTING UNTUK DIBAHAS???
Alasan kenapa topik ini sangat penting untuk kita bahas karena menjelang PILPRES opini masyarakat akan sangat menentukan seorang capres terpilih atau tidak. Dalam pembentukan opini publik berkaitan dengan PILPRES 2014 ada 3 faktor yang harus diperhatikan,
1. Subyek (CAPRES)
2. Media
3. Obyek (Masyarakat umum)
Alasan kenapa topik ini sangat penting untuk kita bahas karena menjelang PILPRES opini masyarakat akan sangat menentukan seorang capres terpilih atau tidak. Dalam pembentukan opini publik berkaitan dengan PILPRES 2014 ada 3 faktor yang harus diperhatikan,
1. Subyek (CAPRES)
2. Media
3. Obyek (Masyarakat umum)
Spoiler for FAKTOR 1:
Quote:
SUBYEK A.K.A CALON PRESIDEN 2014
Sebelum terjadi Pileg ada sekitar 9 calon Presiden untuk di adu
1. Prabowo (Gerindra)
2. PAN (Hatta Rajasa)
3. Surya Paloh (Nasdem)
4. Wiranto-HT (Hanura)
5. Partai Demokrat (Belum Ditentukan Namun Konvensi Pemilihan Sudah Dimulai Sejak akhir Agustus 2013)
6. PKB (Rhoma Irama, Jusuf Kala, Mahfud MD)
7. PKS (Anis Matta, Hidayat Nur Wahid, Ahmad Heryawan)
8. PPP (Surya Dharma Ali)
9. PDIP (Baru resmi mencalonkan Joko Widodo pada Maret 2014)
Ingat urutan diatas berdasarkan usia/ urutan waktu pencapresan dari partai bersangkutan CMIIW.

Akhirnya pasca Pileg pada 9 April kemarin maka konon katanya hanya ada 3 dan paling banyak 4 orang yang akan digadang2 jadi Capres. 4 Orang ini mewakili partai masing-masing. Dan juga kemungkinan partai-partai yang bergabung membentuk pasangan ke 4.
![Opini Publik [Sebuah Kajian Sebelum Pertarungan PILPRES 2014]](https://dl.kaskus.id/harianterbit.com/imagebank/gallery/large/20140412_120800_jokowi-prabowo-arb.jpg)
Ke 3 orang diatas (Kita kesampingkan dulu kemungkinan adanya Capres/Cawapres ke 4) akan mencari Cawapres masing-masing melalui KOALISI. Koalisi dari partai yang "mungkin" akan mengusung calon wakil presiden dipasangkan dengan ke3 orang diatas.
Calon Cawapres ini akan sangat mempengaruhi pilihan publik dan opini publik terhadap Capresnya. Cawapres sendiri kemungkinannya akan diambil dari nama-nama yang juga digadang-gadang menjadi calon presiden, nama mereka akhirnya "turun pangkat" setelah partainya tidak mencapai perolehan Kursi DPR sebanyak 20%. Mereka kemudian harus ikhlas menjadi cawapres mendampingi ARB, Jokowi, Prabowo Subianto.
UPDATE TERAKHIR (PERTANGGAL 13 APRIL 2014)
Dikabarkan berikut partai yang sudah bermanuver mencari koalisi atau sekedar mencari dukungan :
PPP ikut kampanye akbar Gerindra,
PDIP mendatangi Nasdem,
Pertemuan Megawati dan Jusuf Kalla
Kemudian beberapa berita lainnya diantaranya adalah kabar tentang koalisi Partai dan Petingginya antara lain :
GERINDRA-DEMOKERAT(Kemungkinan Besar Dahlan Iskan diusung) - PAN-PPP
PDIP-NASDEM-PKB
GOLKAR-HANURA
Berikut Analisisnya :
Gerindra memang memiliki kedekatan tersendiri dengan SBY (antara Prabowo dan SBY), sedangkan Hatta Rajasa selaku besan SBY tentu akan mendukung SBY dalam hal ini berkoalisi dengan Gerindra dan PPP sendiri sudah terlihat mengikuti beberapa kali kampanye Gerindra dan Istighosah bareng dengan partai Gerindra.
PDIP bersama Nasdem baru beberapa waktu belakangan terdengar kabarnya hal ini dilihat dari pemberitaan tentang pertemuan Mega dan Surya Paloh. Sementara dengan PKB salah satu capres PKB yakni Jusuf Kalla sudah digadang-gadang dipasangkan bersama capres PDIP Joko Widodo. Namun perlu kita ketahui meskipun Muhaimin Iskandar (Piminan PKB) sangat otoriter dan sangat kuat di tubuh PKB (sedikit Analisa saya, bahwa perlu diketahui posisi Muhaimin dulu sama seperti Anas Urbaningrum, mereka berdua sangat kuat dan di partainya, terbukti hubungan Muhaimin sempat memburuk dengan Alm Gusdur pasca Gusdur terlengser dari tampuk kepemimpinan PKB, Berbeda dengan Gusdur, SBY mampu mengendalikan demokerat dan berhasil mendepak Anas Urbaningrum) namun sekuat-kuatnya Muhaimin, Jusuf Kalla adalah orang yang gesit dalam berpolitik, Jusuf Kalla bukan tipikal orang yang mau diatur atau diperintah makanya Jusuf Kalla bergerak sendiri dan tidak diatasnamakan PKB (berbeda dengan dua lawannya yang lain Mahfud MD dan Rhoma Irama yang mengikuti alur dan aturan seleksi PKB).
Koalisi terakhir adalah ARB dimana Abu Rizal Bakrie meskipun partainya menang sebagai Runner UP pemilu/ pileg namun nama ARB kurang populer mengingat sikapnya yang otoriter dipartai (terbukti ARB tidak akur dengan petinggi Golkar lain seperti Akbar Tandjung dan Jusuf Kalla). Namun karena anggota kadernya yang sejak lahir sudah sebagai birokrat maka kekuatan partai ini bertahan ditahun 2014 ini. ARB tidak memiliki banyak kandidat koalisi mengingat dua lawan lainnya Prabowo Subianto dan Joko Widodo jauh lebih menarik untuk dilirik ketimbang ARB. Sisa partai hanya tinggal Hanura yang gagal mencalonkan WIN-HTnya dan PKS yang ngotot dengan mencalonkan capres atau menjadi oposisi (berdasarkan ucapan Fachri Hamzah dalam acara di Metro TV). Alasan ini menjadi hambatan bagi ARB mengingat ARB yang jelas menolak menjadi Cawapres bahkan setelah bertemu dengan PDIP.

Nah keseluruhan opsi diatas akan menjadi pembentuk opini masyarakat yang disalurkan melalui media penyalurnya. Media penyalur ini yang akan membentuk opini masyarakat tentang pilihan pemimpin Indonesia 5 tahun yang akan datang.Tingkat elektabilitas tiap Capres akan berbeda dengan pasangan yang berbeda pula. Berikut Beberapa Kemungkinan Pasangan CAPRES dan CAWAPRES yang akan diajukan 2014.
1. PRABOWO - JOKO WIDODO
2. PRABOWO - SURYA DHARMA ALI
2. JOKO WIDODO - SURYA PALOH
3. JOKO WIDODO - MEGAWATI SOEKARNO PUTRI
4. PRABOWO - DAHLAN ISKAN (JIKA MENANG KONVENSI)
5. PRABOWO - HATTA RAJASA
6. JOKO WIDODO - JUSUF KALLA
7. ARB - WIRANTO

Semua calon diatas calon yang sudah digadang-gadang dan tersebar luas di masyarakat maupun di dunia maya.
Tentunya tidak akan sama tingkat perolehan suaranya jika calon yang satu dipasangkan dengan calon yang lainnya. Misal tingkat suara Prabowo - Joko Widodo tidak akan sama dengan tingkat suara Prabowo - Surya Dharma Ali, atau Joko Widodo - Surya Paloh tidak akan sama dengan suara Joko Widodo - Megawati dst.
Nah dari seluruh penjabaran diatas masyarakat akan memilah dan memilih sesuai track record, berbagai kemungkinan yang akan terjadi jika si A, B, atau si C terpilih apa yang akan dia lakukan terhadap bangsa ini kedepannya.
Spoiler for FAKTOR 2:
Quote:
MEDIA
Media adalah hal yang sangat berpengaruh dalam penyampaian berita untuk membentuk opini publik. Meskipun untuk membentuk ratusan jiwa penduduk Indonesia tentulah tidak mudah, namun pada dasarnya kuncinya hanya satu yakni membentuk dengan media yang mampu menyampaikan secara luas.
Berikut media yang tergolong mampu membentuk opini masyarakat secara luas.
1. TV/Radio
2. Koran
3. Forum Online (seperti kaskus, dsb)
4. Sosial Media (Twitter)
5. Broadcast Messangger (BBM, dan masengasr lainnya)
Beberapa pendapat mengatakan jangan percaya media Mainstreem seperti TV namun apakah anda sadar darimana informasi "Jangan percaya media mainstreem" ini anda peroleh? tentu saja dari Internet atau mungkin Broadcast masengasr yang sejatinya saat ini sudah menjadi media mainstreem. Jadi apakah kita mempercayai Media diatas?. Ingat media-media diatas sebenarnya berperan hanya sebagai "Media". Jika kita menjadikan sumber diatas sebagai "pembawa pesan kebenaran dari langit" maka kita akan terjerumus.
Sudah menjadi rahasia umum terutama pengguna Internet bahwa 80-90 persen penguasa media terjun kedunia politik. Mulai media cetak (media raksasa maupun koran lokal) dan media elektronik (pemilik stasiun televisi atau radio), Nama-nama seperti Hary Tanoe, Surya Paloh, ARB, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, dikenal "memiliki" media massa baik cetak/elektronik. Lalu bagaimana dengan Internet dan Broadcast Masengasr? Jelas kedua media ini juga tidak luput dari serangan capres. Jelas sudah menjadi rahasia umum pengguna dunia maya bahwa salah seorang capres memiliki "prajurit" dunia maya untuk menggerakkan suara.
Oleh sebab itu saya ingatkan bahwa Media hanyalah sebagai Media, Bukan sebagai penyampai kebenaran hakiki.
Anda harus memilih berdasarkan fakta dilapangan yang terjadi. Manfatkan media untuk menilik Track Record. Biasakan untuk mencari tidak hanya hal positif dari seorang capres tapi juga lihat rekam jejaknya berupa hal jelek/negatif tentang capres tersebut dan bandingkan apakah dengan kejelekan tersebut si capres tidak bisa memimpin Indonesia atau tidak. Sebab seperti kata pepatah tidak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna. Selalu akan memiliki kesalahan dan kekeliruan. Kekurangan dan Kelebihan. Apakah hal tersebut akan mempengaruhi dengan kepemimpinan mereka kelak.
Spoiler for FAKTOR 3:
OBYEK A.K.A MASYARAKAT UMUM
Opini publik dibentuk oleh khayak umum/ publik jika publik membentuk suatu opini tentang capres A, maka opini tersebut akan menyebar luas dari satu orang ke orang yang lainnya. Ada 3 tipe masyarakat sebagai konsumen media yang telah dijabarkan pada bagian Media antara lain :
1. Tipe Masyarakat Awam
2. Masyarakat Analis
3. Masyakat Cuek
Apa maksud ketiga tipe ini,
1. Masyarakat Awam
Tergolong sebagai konsumen Media yang akan menelan mentah-mentah pendapat dari media, Misalkan media A mengatakan capres A baik dan bagus maka mereka akan mendukung capres A. Tipe masyarakat seperti ini sangat-sangat banyak dijumpai, seperti para pendukung fanatik, dan juga masyarakat yang buta informasi sejenis internet. Masyarakat Awam ini hanya menilai sosok, pemberitaan sosok tersebut dan juga intensitas si sosok tersebut masuk TV dan koran. Fakta membuktikan bahwa sosok dengan mengandalkan pencitraan akan menghasilkan pemimpin yang kurang berhasil. (Tambahan khusus dari Ane, buktinya sekarang gubernur terpilih provinsi ane hmmh, liat aja kemaren-kemaren kita sempet byar pett... Listrik tiap hari mati lebih dari 4 jam dan hampir kami alami selama berbulan-bulan, dan gubernurnya tindakannya sangat-sangat dirasa kurang oleh masyarakat. Itu akibat pencitraan diawal yang berlebihan, untuk daerahnya yah agan searching sendiri ya !!!

2. Masyarakat Analis
Maksud analis disini adalah masyarakat yang memiliki pertimbangan baik buruk dalam memilih, Masyarakat disini yang diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat lainnya. Mereka memilih capres dan cawapres berdasarkan pertimbangan tadi, bukan hasil dari blow up media. Masyarakat Analis layak di katakan sebagai seorang pemilih cerdas. Memilih bukan memalui hati nurani, memilih itu dari hasil pemikiran dan pertimbangan baru faktor terakhir dari hati Agan sistasekalian.
3. Masyarakat Cuek
Masyarakat cuek seperti titel yang disematkan, mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi. Mereka mengkonsumsi media namun tetap terikut pada arus yang sedang ngetrend. Hampir sama seperti masyarakat awam namun masyarakat cuek ini jauh lebih parah dari masyarakat awam dan bahkan kemungkinan golput mereka juga sangat besar (Golput akibat terlampau cuek dan malas memilih)
Ketiga Jenis masyarakat yang menjadi konsumen media akan menghasilkan opini mereka dan akan menjadi sebuah pilihan dalam Pilpres mendatang. Semoga Suara Tuhan Menjadi Suara Rakyat, sebab tidak selamanya pilihan rakyat adalah pilihan Tuhan, namun Pilihan Tuhan sudah pasti menjadi sosok pemimpin yang mampu membawa Indonesia Makmur, Jaya dan juga disegani Dunia.
Spoiler for TERAKHIR:
Quote:
DEWASALAH DALAM BERDEMOKERASI, JADILAH PEMILIH YANG BIJAK TIDAK MUDAH TERPROVOKASI UNTUK INDONESIA LEBIH BAIK 5 TAHUN MENDATANG.
DARI BERBAGAI SUMBER (YANG UTAMA SI MBAH) DITUNGGU 



Update : Ini sumber mengenai Opini Publik (SUMBER)
Diubah oleh FfAaUuZzAaNn 13-04-2014 09:33
0
2.8K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan