- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
KISAH DOMPET LUSUH DAN SURAT KUMAL


TS
adhiebenk85
KISAH DOMPET LUSUH DAN SURAT KUMAL
Cerita lama ni kali aja ada yang blum pernah baca lumayan bikin terharu 

KISAH SATU DOMPET LUSUH DAN SURAT KUMAL. Arnold Fine menemukan dompet di jalan. Hanya ada uang 3 dollar ( Rp.30.000) dan sepucuk surat lusuh dalam amplop kumal.
Surat ini ditulis 60 tahun yang lalu dimulai dengan “Michael yg baik” Penulis surat memberi tahu bahwa ia dilarang mamanya berhubungan dengan pria tersebut. Namun ia akan tetap mencintai... tanda tangan Hannah.
Kecuali alamat sipengirim, tidak ada data lain. Arnold jadi penasaran. Ia menelpon Penerangan 108 dan menanyakan nomor telepon di alamat tersebut. Saat tersambung, Arnold tanya apa kenal Hannah? "Tentu saja kenal, kami beli rumah ini dari keluarga Hannah” Nah ...ada petunjuk nih! Alamat Hannah sekarang tidak jelas, tapi dulu -- ia punya ibu yang dititipkan di rumah jompo. Alamat diberikan. Saat telepon dan tanya tanya, ternyata ibunya sudah lama wafat, tapi Hannah tinggal di rumah jompo ini.
Waduh- makin seru....Malam itu juga Arnold mampir dan bertemu Hannah. Seorang oma yang manis, dengan senyum ramah dan mata indah. Tatkala surat itu diperlihatkan padanya, ia tarik nafas panjang dan berkata: ”Surat ini kontak terakhir saya dengan Michael” Hannah cerita bahwa mereka saling mencintai. Tapi sang mama melarang karena Hannah masih sangat muda. Ia ganteng dan nama lengkapnya Michael Goldstein. “Kalau ketemu, beri tahu padanya, Hannah masih ingat Michael dan sampai sekarang tidak menikah..”
Arnold keluar rumah jompo yang besar, turun lewat lift. Di lantai dasar, ia bertemu dengan resepsionis yang mempertemukannya dengan Hannah. Ia bertanya apa sukses dengan perburuannya. “Ada nama lengkap... tapi apa artinya....” Dikeluarkan dompet lusuh itu. Si resepsionis pegang-pegang dompet dan berkata “Ini kan dompetnya tuan Goldstein... Ia suka lupa-lupa dan berkali-kali kehilangan dompet ini.”
Arnold tercekat. “Kenal sama Godlstein?” “Tentu saja kenal. Kakek tua di lantai 8, masih suka jalan sore sore...” Arnold segera minta ijin naik ke lantai 8 diantar resepsionis. Kakek Goldstein sedang baca buku. Saat melihat dompet, ia berkata “Astaga... hilang lagi tuh dompet” Ia gembira bertemu dengan dompet miliknya, dan mau memberi Arnold hadiah. Arnold berkata bahwa ia sudah baca surat yang ada di dompet. Goldstein kelihatan kurang senang. Kata Arnold: “Bukan hanya saja membaca, saya juga tahu Hannah tinggal dimana...” Ia langsung pucat. Ia bersikeras ingin tahu alamat Hannah. Katanya “Waktu surat itu tiba, dunia saya hancur.. Saya tak pernah menikah dan tak bisa lupakan Hannah...” Malam itu juga, Arnold mengantar Goldstein turun ke lantai 2 tempat Hannah tinggal.
“Hannah”, kata Arnold, “Kenal siapa ini?” Hannah betulkan kacamata dan tidak bicara. Ketika tahu, mereka menghampiri pelan-pelan dan berpelukan, kemudian duduk di sofa, pegangan tangan. Arnold dan resepsionis menangis..... Kata Arnold “ TUHAN membuat segala sesuatu indah pada waktunya....Kalau memang jodoh...jadilah jodoh...”
Tiga minggu kemudian ada pesta pernikahan di rumah Jompo itu. Pengantin 76 tahun menikah dengan pasangannya 76 tahun juga. Keduanya ceria seperti sepasang remaja. Sebuah kisah cinta yang happy ending sesudah 60 tahun..... Di kutip buku " hikmah dari seberang"



KISAH SATU DOMPET LUSUH DAN SURAT KUMAL. Arnold Fine menemukan dompet di jalan. Hanya ada uang 3 dollar ( Rp.30.000) dan sepucuk surat lusuh dalam amplop kumal.
Surat ini ditulis 60 tahun yang lalu dimulai dengan “Michael yg baik” Penulis surat memberi tahu bahwa ia dilarang mamanya berhubungan dengan pria tersebut. Namun ia akan tetap mencintai... tanda tangan Hannah.
Kecuali alamat sipengirim, tidak ada data lain. Arnold jadi penasaran. Ia menelpon Penerangan 108 dan menanyakan nomor telepon di alamat tersebut. Saat tersambung, Arnold tanya apa kenal Hannah? "Tentu saja kenal, kami beli rumah ini dari keluarga Hannah” Nah ...ada petunjuk nih! Alamat Hannah sekarang tidak jelas, tapi dulu -- ia punya ibu yang dititipkan di rumah jompo. Alamat diberikan. Saat telepon dan tanya tanya, ternyata ibunya sudah lama wafat, tapi Hannah tinggal di rumah jompo ini.
Waduh- makin seru....Malam itu juga Arnold mampir dan bertemu Hannah. Seorang oma yang manis, dengan senyum ramah dan mata indah. Tatkala surat itu diperlihatkan padanya, ia tarik nafas panjang dan berkata: ”Surat ini kontak terakhir saya dengan Michael” Hannah cerita bahwa mereka saling mencintai. Tapi sang mama melarang karena Hannah masih sangat muda. Ia ganteng dan nama lengkapnya Michael Goldstein. “Kalau ketemu, beri tahu padanya, Hannah masih ingat Michael dan sampai sekarang tidak menikah..”
Arnold keluar rumah jompo yang besar, turun lewat lift. Di lantai dasar, ia bertemu dengan resepsionis yang mempertemukannya dengan Hannah. Ia bertanya apa sukses dengan perburuannya. “Ada nama lengkap... tapi apa artinya....” Dikeluarkan dompet lusuh itu. Si resepsionis pegang-pegang dompet dan berkata “Ini kan dompetnya tuan Goldstein... Ia suka lupa-lupa dan berkali-kali kehilangan dompet ini.”
Arnold tercekat. “Kenal sama Godlstein?” “Tentu saja kenal. Kakek tua di lantai 8, masih suka jalan sore sore...” Arnold segera minta ijin naik ke lantai 8 diantar resepsionis. Kakek Goldstein sedang baca buku. Saat melihat dompet, ia berkata “Astaga... hilang lagi tuh dompet” Ia gembira bertemu dengan dompet miliknya, dan mau memberi Arnold hadiah. Arnold berkata bahwa ia sudah baca surat yang ada di dompet. Goldstein kelihatan kurang senang. Kata Arnold: “Bukan hanya saja membaca, saya juga tahu Hannah tinggal dimana...” Ia langsung pucat. Ia bersikeras ingin tahu alamat Hannah. Katanya “Waktu surat itu tiba, dunia saya hancur.. Saya tak pernah menikah dan tak bisa lupakan Hannah...” Malam itu juga, Arnold mengantar Goldstein turun ke lantai 2 tempat Hannah tinggal.
“Hannah”, kata Arnold, “Kenal siapa ini?” Hannah betulkan kacamata dan tidak bicara. Ketika tahu, mereka menghampiri pelan-pelan dan berpelukan, kemudian duduk di sofa, pegangan tangan. Arnold dan resepsionis menangis..... Kata Arnold “ TUHAN membuat segala sesuatu indah pada waktunya....Kalau memang jodoh...jadilah jodoh...”
Tiga minggu kemudian ada pesta pernikahan di rumah Jompo itu. Pengantin 76 tahun menikah dengan pasangannya 76 tahun juga. Keduanya ceria seperti sepasang remaja. Sebuah kisah cinta yang happy ending sesudah 60 tahun..... Di kutip buku " hikmah dari seberang"


0
4K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan