Mungkin banyak kaskuser banyak bertanya-tanya apa sih sebenarnya hubungan UN dan KPK. Untuk lebih jelasnya silahkan baca hasil ketikan TS di bawah

Ujian Nasional merupakan standar yang diberlakukan oleh pemerintah untuk menentukan lulus atau tidaknya siswa setelah menempuh pendidikan 3 tahun untuk SMA dan SMP, 6 tahun untuk SD.

TS tidak munafik, waktu SMA, dalam pelaksanaan UAS ane juga curang. Hanya nomer 2. Itupun menggunakan metode “mata elang” (bahasa kerennya nglirik) gara2 temen ane pelit jawaban . Itupun ga sering, presentasi jawaban curang dibanding jawaban hasil pemikiran sendiri sekitar 10% banding 90%. Hasilnya bisa ditebak TS mendapat ganjaran peringkat 10 terendah di sekolah. Apakah ane menyesal? Ya, karena waktu itu ane masih berani utk melakukan kecurangan. Ane lebih bangga dapat nilai jelek hasil garapan sendiri, daripada nilai tinggi tapi nyontek.

Saran ane, jika masih percaya dengan kemampuan ente setidaknya bisa lulus dengan nilai di atas ambang batas mending ente kerjakan sendiri itu soal. Toh kalau tidak salah nilai UN tidak mempunyai pengaruh terhadap SNMPTN. Suatu saat pasti ente bakal bangga cerita ke anak cucu “le, dulu simbahmu waktu UN SMA ga pernah menyontek, simbah nggarap soalnya sendirian. Simbah percaya kepada kemampuan simbah. Meski pada akhirnya hasil akhirnya nilai simbah dibilang jelek tidak, dibilang bagus juga tidak’’

Orang tua di rumah memiliki pekerjaan sebagai guru, kedua-duanya. Tentu saja obrolan orang tua tentang kecurangan swaktu Ujian Nasional semacam menjadi rahasia umum yang beredar di masyarakat. Ada berbagai macam lembaga yang tergabung dalam pelaksanaan UN. Ada Kemendikbud, Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kota. Dari obrolan orang tua saya menyimpulkan adanya
1. Semacam perintah yang diberikan dari Dinas Pendidikan Kota kepada guru yang akan mengawasi ujian agar tidak terlalu ketat. Bahkan dituntut melakukan pembiaran jika menangkap basah murid melakukan kecurangan yang menyebabkan terjadi kongkalikong antar sekolah agar tidak ketat dalam pengawasan ujian.
2. Nilai UN menjadi semacam tolok ukur keberhasilan pendidikan, jadi Dinas Pendidikan menginginkan daerahnya mendapatkan nilai UN tertinggi.
3. Sekolah tidak ingin siswanya gagal dalam UN karena bisa membuat citra mereka buruk di mata masyarakat.
Kesemua hal diatas menjadi lingkaran setan yang tidak bisa dipisahkan. Semuanya saling berkaitan. Dinas Pendidikan ingin mendapatkan prestasi dari pusat dan mendapatkan perhatian dari msayarakat dan media, sekolahpun juga ingin semua muridnya lulus. Jika diibaratkan dalam istilah biologi, ini adalah simbiosis mutualisme (semuanya diuntungkan).


KPK

KPK merupakan singkatan dari Komisi Pemberantasan Korupsi. KPK memiliki tugas untuk memberantas koruptor yang merugikan negara. Terus apa hubungannya dengan Ujian Nasional?
Menurut ane perilaku korupsi yang dilakukan para anggota dewan adalah salah satu bentuk akumulasi kecurangan-kecurangan yang terjadi di masa sekolah mereka. Mungkin waktu mereka sekolah sudah biasa menyontek, dan kebiasaan buruk ini terulang terus sampe dewasa. Saat dewasa pun levelnya bukan lagi menyontek, tapi pasti berhubungan dengan duit. Ingat tumpukan kerikil jika disusun secara terus-menerus bisa membentuk bukit. Korupsi adalah bentuk akumulasi dari kecurangan yang dilakukan semasa kecil mereka.

Ane berharap kita ga hanya bergantung kepada KPK, kita juga harus melakukan pendekatan moral kepada anak-anak untuk tidak melakukan kecurangan. Dulu waktu jaman ane sekolah ada yang namanya disebut kantin kejujuran. Itu patut diapresiasi. Setiap sekolah di kota diberi uang tunai 1 juta. Dan itu bebas dibelanjakan apa jajanan apa saja. Sayangnya kegiatan itu tidak berlangsung lama, Cuma bertahan 2 tahun.

Ada sebuah Seminari (semacam SMA untuk calon pastur) mengadakan ujian semester. Tidak ada guru yang menjaga, dan murid-muridnya pun tidak ada yang melakukan kecurangan. Karena mereka tau jika berbuat curang bisa berakibat D.O. selain itu juga pendidikan karakter sudah ternanam kuat di hati mereka agar berbuat jujur senantiasa. Gimana nanti kalo hasil ujian dapat nilai jelek? Ya belajar. Kita bisa meniru hal positif diatas

Ada pepatah bilang, “lebih baik mencegah daripada mengobati”. Daripada kita ikut berharap banyak koruptor yang ditangkap KPK, mengapa kita tidak ambil bagian dalam memajukan bangsa Indonesia? Salah satu caranya adalah membiasakan hidup jujur semasa sekolah agar perilaku negatif tidak kebawa saat kita dewasa.

demikian unek-unek ane. dari dulu sebenarnya pengen bikin trit ini tapi baru saja kesampaian sekarang.
Jangan lupa dan gan jika berkenan
Mari biasakan jujur sejak kecil