- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Strategi Pemerintah untuk mencegah perluasan virus HIV


TS
blu3skykid2
Strategi Pemerintah untuk mencegah perluasan virus HIV
Hallo kawan kawan sekalian ..
http://www.kebijakanaidsindonesia.ne...ti-retro-viral
Pada saat ini, Kemenkes RI sedang melakukan perluasan penggunaan ARV bagi Odha di 13 kabupaten/kota. Program ini diberi nama SUFA (Strategic Use of ARV) dengan tujuan mengurangi kesakitan dan kematian terkait HIV serta memaksimalkan manfaat perluasan akses ARV untuk mencegah HIV. Dasar Kemenkes RI dalam mengambil kebijakan ini adalah Treatment is prevention: HPTN 052 study shows 96% reduction in transmission when HIV-positive partner starts treatment early dan WHO issues new HIV recommendations calling for earlier ARV initiation.
Kemenkes berdasarkan bukti ilmiah menyatakan bahwa Odha yang menerima pengobatan ARV jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan HIV kepada pasangan seksual dibandingkan tidak menerima pengobatan ARV. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan untuk menawarkan pengobatan lebih awal tanpa tergantung pada tingkat CD4, khusunya pada populasi kunci dengan tingkat beban infeksi tinggi. Jadi SUFA adalah pemakaian ARV secara langsung begitu diketahui HIV+ tanpa memandang nilai CD4, dikenal dengan Test and Treat. Selain itu tujuan lainnya adalah untuk mencegah penularan (dengan menurunkan viral load) yang dikenal dengan Treatment as Prevention (TasP).
Mailing list aids-ina telah memunculkan beberapa diskusi menarik terkait dengan hal tersebut. Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH (Yayasan Kerti Praja) secara mandiri telah melakukan langkah nyata dengan mempraktekan SUFA di komunitas WPS Denpasar. Beberapa catatan diberikan di mailing list aids-ina sebagai berikut:
Pada diskusi di mailing list aids-ina berikutnya dr. Adi Sasongko, MA (Yayasan Kusuma Buana) mengingatkan bahwa pendekatan SUFA akan mempunyai konsekuensi penyediaan ARV yang jauh lebih banyak dari apa yang sudah kita laksanakan selama ini. Cakupan yang semakin luas memerlukan pemantauan dan pendampingan untuk memastikan kepatuhan minum obat (adherence) yang baik. Pendekatan yang mirip dengan SUFA sudah pernah dilakukan untuk menangani IMS dengan melaksanakan PMTS. Pelaksanaan di lapangan ternyata mengalami banyak masalah dan akhirnya upaya ini tidak berlanjut.
Upaya yang hilang timbul seperti ini berisiko memicu terjadinya resistensi obat. Dan kalau ini terjadi dalam skala luas maka ini sebuah bencana yang sangat mengkhawatirkan. Upaya yang hilang timbul seperti ini juga menggambarkan kurangnya pemikiran jangka panjang dalam merancang sebuah program. Dr. Adi Sasongko, MA memahami kemanfaatan test and treat dan treatmen as prevention (SUFA). Oleh karena itu pada para penentu kebijakan yang menangani SUFA perlu juga memberikan penjelasan mengenai antisipasi hal-hal tersebut diatas.
Virus HIV tidak akan menular melalui :
- Tusuk Gigi
- Gunti kuku
- Cairan Ludah / Liur
- Cairan Keringat
- Feses / Kotoran
- makan bersama
- Berpelukan
- Berciuman
- Hidup serumah dengan penderita
- Bertukar pakaian dengan penderita
- baik
- Pijat
Virus HIV HANYA menular melalui :
- Pemakaian Jarum suntik bersamaan oleh penasun (Pengguna narkoba suntik)
- Sex Anal /Dubur tidak memakai pengaman (kondom )
- Sex Vagina tidak memakai pengaman (kondom )
- Saat mengandung/Melahirkan Bayi (Virus dapat menular pada bayi yang di kandung tersebut)
- Transfusi Darah (kemungkinan kecil karena sekarang alat - alat sudah dapat mendeteksi virus dengan canggih )
Jauhi Virus nya bukan penderita nya
Marilah kita bersama sama menghilangkan Stigma negatif dari HIV ,
karena tidak semua penderita itu pelaku . Banyak sekali orang orang yang tak bersalah menjadi korban penularan nya ..
Harapan Hidup penderita HIV jika menggunakan ARV akan sama dengan Harapan hidup orang yang tidak menderita HIV
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24556869
Terima kasih ...
Mohon Koreksi nya bila salah...
http://www.kebijakanaidsindonesia.ne...ti-retro-viral
Pada saat ini, Kemenkes RI sedang melakukan perluasan penggunaan ARV bagi Odha di 13 kabupaten/kota. Program ini diberi nama SUFA (Strategic Use of ARV) dengan tujuan mengurangi kesakitan dan kematian terkait HIV serta memaksimalkan manfaat perluasan akses ARV untuk mencegah HIV. Dasar Kemenkes RI dalam mengambil kebijakan ini adalah Treatment is prevention: HPTN 052 study shows 96% reduction in transmission when HIV-positive partner starts treatment early dan WHO issues new HIV recommendations calling for earlier ARV initiation.
Kemenkes berdasarkan bukti ilmiah menyatakan bahwa Odha yang menerima pengobatan ARV jauh lebih kecil kemungkinannya untuk menularkan HIV kepada pasangan seksual dibandingkan tidak menerima pengobatan ARV. Oleh karena itu, terdapat kebutuhan untuk menawarkan pengobatan lebih awal tanpa tergantung pada tingkat CD4, khusunya pada populasi kunci dengan tingkat beban infeksi tinggi. Jadi SUFA adalah pemakaian ARV secara langsung begitu diketahui HIV+ tanpa memandang nilai CD4, dikenal dengan Test and Treat. Selain itu tujuan lainnya adalah untuk mencegah penularan (dengan menurunkan viral load) yang dikenal dengan Treatment as Prevention (TasP).
Mailing list aids-ina telah memunculkan beberapa diskusi menarik terkait dengan hal tersebut. Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH (Yayasan Kerti Praja) secara mandiri telah melakukan langkah nyata dengan mempraktekan SUFA di komunitas WPS Denpasar. Beberapa catatan diberikan di mailing list aids-ina sebagai berikut:
Spoiler for Sebelum adanya SUFA::
.
Spoiler for Setelah adanya SUFA::
Pada diskusi di mailing list aids-ina berikutnya dr. Adi Sasongko, MA (Yayasan Kusuma Buana) mengingatkan bahwa pendekatan SUFA akan mempunyai konsekuensi penyediaan ARV yang jauh lebih banyak dari apa yang sudah kita laksanakan selama ini. Cakupan yang semakin luas memerlukan pemantauan dan pendampingan untuk memastikan kepatuhan minum obat (adherence) yang baik. Pendekatan yang mirip dengan SUFA sudah pernah dilakukan untuk menangani IMS dengan melaksanakan PMTS. Pelaksanaan di lapangan ternyata mengalami banyak masalah dan akhirnya upaya ini tidak berlanjut.
Upaya yang hilang timbul seperti ini berisiko memicu terjadinya resistensi obat. Dan kalau ini terjadi dalam skala luas maka ini sebuah bencana yang sangat mengkhawatirkan. Upaya yang hilang timbul seperti ini juga menggambarkan kurangnya pemikiran jangka panjang dalam merancang sebuah program. Dr. Adi Sasongko, MA memahami kemanfaatan test and treat dan treatmen as prevention (SUFA). Oleh karena itu pada para penentu kebijakan yang menangani SUFA perlu juga memberikan penjelasan mengenai antisipasi hal-hal tersebut diatas.
Virus HIV tidak akan menular melalui :
- Tusuk Gigi
- Gunti kuku
- Cairan Ludah / Liur
- Cairan Keringat
- Feses / Kotoran
- makan bersama
- Berpelukan
- Berciuman
- Hidup serumah dengan penderita
- Bertukar pakaian dengan penderita
- baik
- Pijat
Virus HIV HANYA menular melalui :
- Pemakaian Jarum suntik bersamaan oleh penasun (Pengguna narkoba suntik)
- Sex Anal /Dubur tidak memakai pengaman (kondom )
- Sex Vagina tidak memakai pengaman (kondom )
- Saat mengandung/Melahirkan Bayi (Virus dapat menular pada bayi yang di kandung tersebut)
- Transfusi Darah (kemungkinan kecil karena sekarang alat - alat sudah dapat mendeteksi virus dengan canggih )
Jauhi Virus nya bukan penderita nya
Marilah kita bersama sama menghilangkan Stigma negatif dari HIV ,
karena tidak semua penderita itu pelaku . Banyak sekali orang orang yang tak bersalah menjadi korban penularan nya ..
Harapan Hidup penderita HIV jika menggunakan ARV akan sama dengan Harapan hidup orang yang tidak menderita HIV
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24556869
Spoiler for Saran:
Terima kasih ...
Mohon Koreksi nya bila salah...
0
1.7K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan