Ahok: Kita Tes Saja, PKS atau Gerindra yang Menang di Jakarta
TS
pks.payungan
Ahok: Kita Tes Saja, PKS atau Gerindra yang Menang di Jakarta
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan bahwa ia tak akan ciut dengan penolakan yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat terhadap rencana pengangkatan dirinya sebagai gubernur DKI. Pria yang akrab disapa Ahok ini dengan tegas menyatakan bahwa ia bukan politisi "kemarin sore" yang ciut jika digertak.
Basuki menjelaskan, penolakan yang jauh lebih keras pernah ia alami saat masih menjabat sebagai Bupati Belitung Timur beberapa tahun lalu.
"Mereka lupa Ahok itu tidak lahir hari ini. Ahok itu sudah ngalamin dari tahun 2003, saat di Belitung Timur diserang PBB (Partai Bulan Bintang). Mereka lupa Ahok ini sudah sepuluh tahun ditekan seperti itu. Jadi, yang ini terlalu kecil dan terlalu halus mainnya," kata Basuki, di Balaikota Jakarta, Rabu (26/3/2014).
Basuki menilai jika sekelompok orang yang menolaknya paling-paling hanya berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ia pun menantang partai tersebut untuk bersaing dengan Gerindra pada pemilu mendatang.
"Yang tidak suka kan cuma PKS. PKS tes saja sama Gerindra, siapa yang nanti menang di Jakarta," ucapnya.
Seperti yang diberitakan, kader muda PKS yang terhimpun dalam elemen muda, yaitu Gerakan Pemuda Keadilan (Gema Keadilan), Garda Keadilan, dan Benteng Muda PKS, mengadakan survei terkait persiapan warga DKI Jakarta menyambut Basuki sebagai gubernur. Penolakan mereka disebabkan oleh kepribadian dan gaya komunikasi Basuki yang tidak santun.
Spoiler for Survei Gema PKS: 23% Responden Nilai Ahok Tak Santun:
Liputan6.com, Jakarta - Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jakarta dan Benteng Muda PKS mendukung ide penolakan Ahok menjadi Gubernur DKI jika Jokowi sukses melenggang ke Istana pada Pilpres 2014 mendatang.
Ketua Gema Keadilan, Reynold Darmansyah, mengatakan bentuk penolakan ini bukan hanya datang dari pihaknya semata, melainkan kehendak warga masyarakat DKI, berdasarkan hasil survei Gema Keadilan.
"Setelah dilakukan survei dari 20 Maret hingga 24 Maret dengan total 1.589 responden, kami memakai 2 cara survei yakni online dan tatap muka. Dari 1.589 responden, 300 tatap muka dan 1.289 sampel online, ternyata menghasilkan pada kesimpulan, sosok Ahok yang memang tidak disukai warga DKI Jakarta," kata Reynold di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (25/3/2014).
Berdasarkan hasil survei itu, kata Reynold, masyarakat DKI tidak menyukai gaya kepemimpinan Ahok lantaran dikenal sebagai sosok pribadi yang cukup sombong dan tidak simpatik.
"Berdasarkan hasil survei kami, sosok Ahok dikenal sebagai pribadi yang belagu, sombong, dan tidak simpatik. Itu total pemilih sampai 24 persen. Lalu gaya kepemimpinannya yang kasar dan tidak santun sebesar 23 persen," ujar Reynold.
Adanya penolakan Ahok untuk menduduki jabatan sebagai Gubernur, lanjut Reynold, semata-mata terkait dengan gaya kepemimpinan Ahok, dan bukan terkait etnis apalagi ideologi. Hal itu karena melihat hasil kinerja Ahok selama bersama Jokowi sebagai wagub.
"Kita khawatir nantinya akan semakin banyak perjudian terhadap lelang jabatan. Lelang itu justru akan menciptakan perjudian dalam jabatan," ujarnya.
Alasan Warga
Survei Gerakan Pemuda (Gema) Keadilan PKS ini juga menyebut 93 persen warga menolak Ahok menjadi gubernur DKI Jakarta. Survei yang dilakukan di Jakarta itu berlangsung mulai 20-24 Maret 2014.
Peneliti Gema Keadilan, Mustofa, menyatakan pihaknya memakai 2 cara survei yakni online dan tatap muka. Dari 1.589 responden, 300 tatap muka dan 1.289 sampel online.
"Yang pakai online memakai google drive, dengan memberi link survei. Dalam survei ini tidak memakai tingkat kepercayaan dan margin of error," kata Mustofa di Galeri Cafe, Cikini, Jakarta, Pusat, Selasa (25/3).
Mustofa berujar, banyak alasan warga Jakarta tidak menyukai Ahok. Sebanyak 17 persen, orang menilai mantan Bupati Belitung Timur itu dinilai tidak berbudaya dan beretika sebagai orang beragama. Sedangkan 17 persen menyatakan Ahok kerap menyalahkan anak buah.
"Ahok tidak menghormati pendapat orang lain 15 persen, dan lainnya 4 persen," imbuh Mustafa.
Selain itu, 23 responden menilai Ahok bakal melakukan serangkaian kebijakan program yang ekslusif dan sektarian.
"Hubungan kerja birokrasi dengan Pemda tidak harmonis, 18 persen. Akan marak dekandensi moral di Jakarta, seperti legalisasi prostitusi, nepotisme, dan menyampingkan aktivitas keagamaan, 16 persen," ungkap dia.
Selanjutnya, Mustofa menyebut, Ahok dikhawatirkan bakal menghilangkan budaya Betawi dan menjadi budaya hedonis (15%). Selain itu, menjalankan agenda antikorupsi dengan arogan dan otoriter (12%).
"Terakhir, Ahok bakal mementingkan kelompok untuk bangun Jakarta dan alasan lain dengan persentase 5 persen," tandas Mustofa. (Yus Ariyanto)
Survei ga ada sosialisasi eksternal, paling cuma diisi internal PKS
Kalau Gerindra yang kalah, selanjutnya gimana pak Ahok?