- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
ESEMKA RIWAYATMU KINI,, MIRIS BANGET GAN!!!


TS
toekang.ngiboel
ESEMKA RIWAYATMU KINI,, MIRIS BANGET GAN!!!
Beberapa waktu yang lalu gambar-gembor ESEMKA di media hampir setiap hari bisa di saksikan oleh masyarakat Indonesia namun bagaimana nasib ESEMKA kini, yang seolah menghilang bagai ditelan Bumi?? silahkan simak beritanya di bawah gan.
SOLO – Pengusaha bengkel mobil dari Trucuk, Klaten, H Sukiyat mengaku sepanjang hari Minggu (4/3/2012), dirinya mendapat sejumlah ancaman dari berbagai pihak.
“Saya kan membeberkan masalah teknis apa adanya, seperti yang saya ketahui, tetapi rupanya ada sejumlah pihak yang tidak senang dengan apa yang saya beberkan,” ujar Kiyat melalui telepon kepada Espos.
Kiyat mengaku dirinya pasrah saja, tapi dirinya merasa lega telah membeberkan masalah mobil Esemka sesuai apa adanya. “Prinsipnya, saya bukan orang politik, saya orang teknik. Jadi yang saya ungkapkan masalah teknis sesuai dengan pengetahuan saya,” ujar Kiyat.
Dia enggan membeberkan siapa yang mengancam dirinya, tapi bila nanti terjadi sesuatu terhadap dirinya, masyarakat tahu bahwa memang ada sejumlah pihak yang ingin menyingkirkannya.
Terkait bantahan Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), Sulistyo Rabono soal comot-comot komponen mobil lain, Kiat menyatakan silahkan aja pihak hal itu dibantah. “Toh ada saksinya Kepala SMK Trucuk yang tahu persis dimana membeli komponen yang comotan itu,” tutur Kiat.
“Saya ini hanya orang cacat yang ingin membagikan ilmu saya dalam memperbaiki body mobil, tidak ada sedikitpun keinginan saya untuk mencari ketenaran atau yang lain-lain,” ujar Kiat.
Lebih lanjut Sukiyat mengatakan, jika Jokowi dkk membantah apa yang dia katakan, maka dia mempersilakan mereka menyebutkan darimana asal komponen-komponen mobil Esemka itu. “Tanyakan kepada Jokowi, dimana di Indonesia yang membuat gardan mobil, transmisi box, axle dll,” sambung Kiat, seraya menambahkan kalau memang ada pabrik yang memproduksi komponen tiruan maka itu namanya pembohongan kepada publik. Danie H Soe’oed
JEBRES- Pengelola Solo Techno Park (STP) meminta kepada Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, untuk merombak struktur kepengurusan PT Solo Manufaktur Kreasi (PT SMK). Pasalnya, mereka menilai manajemen PT SMK tidak profesional dalam mengembangkan industri perakitan mobil nasional (Mobnas) Esemka yang pernah mempopulerkan Jokowi tersebut.
Direktur Operasional STP, Gampang Sarwono, mengatakan, Walikota harus turun tangan membereskan semua permasalahan yang selama ini melilit PT SMK. Menurut Gampang, perbaikan menyeluruh harus dilakukan demi memperbaiki image mobil Esemka yang kini semakin meredup.
Perombakan manajemen PT SMK, juga dimaksudkan untuk mengembalikan kejayaan Esemka sebagai branding Mobnas yang telah dikenal luas hingga luar negeri. “Jadi, Walikota harus turun tangan untuk merombak direksi PT SMK. Ini maksudnya guna menyelamatkan eksistensi mobil Esemka,” kata Gampang.
Secara keseluruhan, pihaknya mengaku pesimistis, proyek perakitan mobil Esemka bisa berkembang tanpa ada campur tangan dari semua pihak mulai pemerintah daerah, provinsi maupun pusat. “Kami menilai, Esemka harus ditangani serius oleh semua pihak mulai Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hingga Pemerintah Pusat. Sehingga sokongan kebijakannya menjadi kuat,” tegas Gampang.
Untuk saat ini, dari sisi produksi mobil Esemka masih sulit dikembangkan. Pasalnya, industri perakitan mobil merupakan unit usaha raksasa yang membutuhkan dana sangat besar.
Gampang menguraikan, setiap pembuatan mobil minimal harus bisa menyediakan 18.000 komponen inti. “Dan tampaknya sangat sulit diwujudkan sekarang,” terang Gampang.
Kendala lainnya adalah, industri mobil sarat kebijakan pemerintah belum lagi sistem yang mengaturnya juga sangat luas. Seandainya semua kebijakannya bisa kelar, belum tentu sistem pemasarannya berjalan lancar. Sebab, dia menyebut, pemerintah harus bekerja keras merubah mindset warga yang lebih mempercayai mobil impor.
“Prosesnya masih lama sekali. Padahal, di PT SMK sistem manajemennya belum siap,” kata Gampang.
Berdasarkan data terakhir, keterpurukan mobil Esemka mulai tampak sejak setahun silam. Ketika itu, jumlah pemesan mobil tersebut menyusut drastis. Alasannya pun beragam.
Para calon pembeli memilih membatalkan pesanan lantaran proses produksinya terlalu lama. Namun, secara individual mereka juga ada yang menyatakan kecewa dengan hasil yang didapatkan.
Pejabat Humas sekaligus Direktur Marketing PT SMK, Sabar Budi, ketika dihubungi wartawan, belum bisa dimintai tanggapan.
Fariz Fardianto |Joglosemar
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi ditunjuk oleh PDI Perjuangan (PDIP) menjadi bakal calon presiden (capres) tahun ini. Meski dalam berbagai survei Jokowi unggul, namun mantan wali kota Solo itu tetap blusukan kampanye untuk mendongkrak perolehan suara partai pada 9 April nanti.
Selain sibuk kampanye sebagai jurkam nasional partai, Jokowi juga tetap menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai gubernur DKI. Uniknya, akhir-akhir ini, menjelang pemilu Jokowi nampak serius mempromosikan Metro Kapsul, angkutan massal hasil produksi dalam negeri.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui Metro Kapsul lebih murah dan feasible ketimbang proyek pembangunan monorail yang saat ini tengah digarap PT Jakarta Monorail (PT JM). Namun, Jokowi menegaskan rencana proyek Metro Kapsul bukan untuk mengganti proyek monorail.
"Itu kan baru menunjukkan investornya ada Metro Kapsul. Ini sangat murah kok. Nanti saya ajak pabriknya. Ini lebih murah dan Itu emang feasible," ujar Jokowi di Balai Kota, DKI Jakarta, Rabu (19/3).
Jokowi menegaskan pembangunan proyek Metro Kapsul hanya membutuhkan dana sebesar Rp 110 miliar per kilometernya. Sedangkan, proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) mencapai Rp 900 miliar. Sementara, proyek monorail membutuhkan dana sebesar Rp 400 miliar per kilometernya.
Aksi Jokowi mempopulerkan Metro Kapsul menjelang pemilu ini mirip dengan momentum tatkala dia hendak maju sebagai gubernur DKI Jakarta lalu. Waktu itu, sebelum maju sebagai gubernur dia gencar mempromosikan mobil Esemka, hasil karya anak SMK di Solo.
Dengan porsi pemberitaan besar dari media, cara Jokowi mendongkrak popularitas itu berhasil. Jokowi sukses melenggang ke ibu kota dengan 'nebeng' mobil Esemka. Meski sekarang mobil lokal ini tidak jelas nasibnya.
Sekarang, ketika Jokowi hendak nyapres, akankah menggunakan strategi serupa dengan 'nebeng' proyek Metro Kapsul, buatan PT Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN) di Subang, Jawa Barat. Yang jelas Jokowi kemarin meninjau langsung proyek itu ke Subang, Jawa Barat. Lihat saja nanti.
Reporter : Mohamad Taufik | Kamis, 3 April 2014 09:27
Nah, menurut agan sekalian gimana? ditunggu komennya yang berkualitas dan membangun.
Quote:
Beberkan ESEMKA, Sukiyat Mengaku Diancam
SOLO – Pengusaha bengkel mobil dari Trucuk, Klaten, H Sukiyat mengaku sepanjang hari Minggu (4/3/2012), dirinya mendapat sejumlah ancaman dari berbagai pihak.
“Saya kan membeberkan masalah teknis apa adanya, seperti yang saya ketahui, tetapi rupanya ada sejumlah pihak yang tidak senang dengan apa yang saya beberkan,” ujar Kiyat melalui telepon kepada Espos.
Kiyat mengaku dirinya pasrah saja, tapi dirinya merasa lega telah membeberkan masalah mobil Esemka sesuai apa adanya. “Prinsipnya, saya bukan orang politik, saya orang teknik. Jadi yang saya ungkapkan masalah teknis sesuai dengan pengetahuan saya,” ujar Kiyat.
Dia enggan membeberkan siapa yang mengancam dirinya, tapi bila nanti terjadi sesuatu terhadap dirinya, masyarakat tahu bahwa memang ada sejumlah pihak yang ingin menyingkirkannya.
Terkait bantahan Direktur PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK), Sulistyo Rabono soal comot-comot komponen mobil lain, Kiat menyatakan silahkan aja pihak hal itu dibantah. “Toh ada saksinya Kepala SMK Trucuk yang tahu persis dimana membeli komponen yang comotan itu,” tutur Kiat.
“Saya ini hanya orang cacat yang ingin membagikan ilmu saya dalam memperbaiki body mobil, tidak ada sedikitpun keinginan saya untuk mencari ketenaran atau yang lain-lain,” ujar Kiat.
Lebih lanjut Sukiyat mengatakan, jika Jokowi dkk membantah apa yang dia katakan, maka dia mempersilakan mereka menyebutkan darimana asal komponen-komponen mobil Esemka itu. “Tanyakan kepada Jokowi, dimana di Indonesia yang membuat gardan mobil, transmisi box, axle dll,” sambung Kiat, seraya menambahkan kalau memang ada pabrik yang memproduksi komponen tiruan maka itu namanya pembohongan kepada publik. Danie H Soe’oed
Quote:
sumber:
Quote:
Quote:
Mobil Esemka Meredup, Pemkot Solo Diminta Tanggung Jawab
JEBRES- Pengelola Solo Techno Park (STP) meminta kepada Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo, untuk merombak struktur kepengurusan PT Solo Manufaktur Kreasi (PT SMK). Pasalnya, mereka menilai manajemen PT SMK tidak profesional dalam mengembangkan industri perakitan mobil nasional (Mobnas) Esemka yang pernah mempopulerkan Jokowi tersebut.
Direktur Operasional STP, Gampang Sarwono, mengatakan, Walikota harus turun tangan membereskan semua permasalahan yang selama ini melilit PT SMK. Menurut Gampang, perbaikan menyeluruh harus dilakukan demi memperbaiki image mobil Esemka yang kini semakin meredup.
Perombakan manajemen PT SMK, juga dimaksudkan untuk mengembalikan kejayaan Esemka sebagai branding Mobnas yang telah dikenal luas hingga luar negeri. “Jadi, Walikota harus turun tangan untuk merombak direksi PT SMK. Ini maksudnya guna menyelamatkan eksistensi mobil Esemka,” kata Gampang.
Secara keseluruhan, pihaknya mengaku pesimistis, proyek perakitan mobil Esemka bisa berkembang tanpa ada campur tangan dari semua pihak mulai pemerintah daerah, provinsi maupun pusat. “Kami menilai, Esemka harus ditangani serius oleh semua pihak mulai Pemerintah Provinsi Jawa Tengah hingga Pemerintah Pusat. Sehingga sokongan kebijakannya menjadi kuat,” tegas Gampang.
Untuk saat ini, dari sisi produksi mobil Esemka masih sulit dikembangkan. Pasalnya, industri perakitan mobil merupakan unit usaha raksasa yang membutuhkan dana sangat besar.
Gampang menguraikan, setiap pembuatan mobil minimal harus bisa menyediakan 18.000 komponen inti. “Dan tampaknya sangat sulit diwujudkan sekarang,” terang Gampang.
Kendala lainnya adalah, industri mobil sarat kebijakan pemerintah belum lagi sistem yang mengaturnya juga sangat luas. Seandainya semua kebijakannya bisa kelar, belum tentu sistem pemasarannya berjalan lancar. Sebab, dia menyebut, pemerintah harus bekerja keras merubah mindset warga yang lebih mempercayai mobil impor.
“Prosesnya masih lama sekali. Padahal, di PT SMK sistem manajemennya belum siap,” kata Gampang.
Berdasarkan data terakhir, keterpurukan mobil Esemka mulai tampak sejak setahun silam. Ketika itu, jumlah pemesan mobil tersebut menyusut drastis. Alasannya pun beragam.
Para calon pembeli memilih membatalkan pesanan lantaran proses produksinya terlalu lama. Namun, secara individual mereka juga ada yang menyatakan kecewa dengan hasil yang didapatkan.
Pejabat Humas sekaligus Direktur Marketing PT SMK, Sabar Budi, ketika dihubungi wartawan, belum bisa dimintai tanggapan.
Fariz Fardianto |Joglosemar
Quote:
Quote:
Mau pilgub Jokowi 'nebeng' Esemka, nyapres nebeng metro kapsul?
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi ditunjuk oleh PDI Perjuangan (PDIP) menjadi bakal calon presiden (capres) tahun ini. Meski dalam berbagai survei Jokowi unggul, namun mantan wali kota Solo itu tetap blusukan kampanye untuk mendongkrak perolehan suara partai pada 9 April nanti.
Selain sibuk kampanye sebagai jurkam nasional partai, Jokowi juga tetap menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai gubernur DKI. Uniknya, akhir-akhir ini, menjelang pemilu Jokowi nampak serius mempromosikan Metro Kapsul, angkutan massal hasil produksi dalam negeri.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengakui Metro Kapsul lebih murah dan feasible ketimbang proyek pembangunan monorail yang saat ini tengah digarap PT Jakarta Monorail (PT JM). Namun, Jokowi menegaskan rencana proyek Metro Kapsul bukan untuk mengganti proyek monorail.
"Itu kan baru menunjukkan investornya ada Metro Kapsul. Ini sangat murah kok. Nanti saya ajak pabriknya. Ini lebih murah dan Itu emang feasible," ujar Jokowi di Balai Kota, DKI Jakarta, Rabu (19/3).
Jokowi menegaskan pembangunan proyek Metro Kapsul hanya membutuhkan dana sebesar Rp 110 miliar per kilometernya. Sedangkan, proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) mencapai Rp 900 miliar. Sementara, proyek monorail membutuhkan dana sebesar Rp 400 miliar per kilometernya.
Aksi Jokowi mempopulerkan Metro Kapsul menjelang pemilu ini mirip dengan momentum tatkala dia hendak maju sebagai gubernur DKI Jakarta lalu. Waktu itu, sebelum maju sebagai gubernur dia gencar mempromosikan mobil Esemka, hasil karya anak SMK di Solo.
Dengan porsi pemberitaan besar dari media, cara Jokowi mendongkrak popularitas itu berhasil. Jokowi sukses melenggang ke ibu kota dengan 'nebeng' mobil Esemka. Meski sekarang mobil lokal ini tidak jelas nasibnya.
Sekarang, ketika Jokowi hendak nyapres, akankah menggunakan strategi serupa dengan 'nebeng' proyek Metro Kapsul, buatan PT Perkakas Rekadaya Nusantara (PRN) di Subang, Jawa Barat. Yang jelas Jokowi kemarin meninjau langsung proyek itu ke Subang, Jawa Barat. Lihat saja nanti.
Reporter : Mohamad Taufik | Kamis, 3 April 2014 09:27
Quote:
Sumber :
Quote:
Nah, menurut agan sekalian gimana? ditunggu komennya yang berkualitas dan membangun.

Tolong Bantu Kasih
ya Gan


0
6.2K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan