Senin, 07/04/2014 20:36 WIB
Baru Dilantik, Wali Kota Bogor Turun Langsung Bersihkan Sampah
Gagah Wijoseno - detikNews
Bogor - Baru saja dilantik menjadi Walikota Bogor, Bima Arya langsung turun ke lapangan dan melakukan inspeksi. Berjalan kaki mengelilingi Kebun Raya Bogor, Bima Arya sempat membersihkan sendiri sampah yang ada di kawasan tersebut.
"Seperti kita saksikan bersama, tegel trotoar banyak yang copot dan sampah masih berserakan dimana-mana," ucap Bima Arya di lokasi, Senin (7/4/2014).
Bima kemudian mendatangi lokasi sampah gantung di Jalan Otista, depan pasar raya Bogor. Di lokasi tersebut, memang terlihat dahan dan ranting pohon yang dipasangi tali rafia untuk membuang sampah ke kebun raya.
Melihat kondisi seperti ini, Bima kemudian menggunakan mobil crane milik Penerangan Jalan Umum (PJU). Bersama dengan wakilnya, Usmar Hariman, Bima naik ke bak kemudian diangkat oleh mesin ke udara untuk membersihkan sampah-sampah menggantung tersebut.
Dengan golok, Bima kemudian memotong tali-tali rafia dengan yang mengantung di sekitar pohon. Namun karena jumlahnya sangat banyak, tidak bisa dibersihkan semuanya sekaligus.
"Kalau dibiarkan maka sampah dan tali rafia selamanya akan menggantung di Kebun Raya Bogor, harus ada tindakan konkret untuk membersihkannya. Kita punya tangan dan peralatan canggih, tinggal ditambah kemauan agar Bogor benar-benar bersih. Hanya di Bogor saya melihat ada sampah gantung seperti ini," tuturnya.
"Kita akan lakukan dialog dari hati ke hati dengan berbagai kelompok, komunitas, pedagang. Bogor harus bersih namun tidak mengorbankan saudara-saudara kita yang lain. Mari kita mencintai kota Bogor, seperti kita mencintai keluarga kita," ucap Bima kepada warga yang ada di sekitar Kebun Raya Bogor.
http://news.detik.com/read/2014/04/0...rsihkan-sampah
Quote:
Rahasia Besar Dibalik Kemenangan Bima Arya
OPINI | 24 October 2013 | 15:33 Dibaca: 2196 Komentar: 10 2
Sore kemarin, tepatnya minggu 20 Oktober 2013 saya diundang melalui sms oleh seorang sahabat yang kebetulan beliau adalah fungsionaris di salasatu partai politik di kota Bogor. Dalam isi sms nya mengatakan bahwa saya diminta hadir karena di secretariat partainya bernaung akan kedatangan tamu istimewa, dia adalah tokoh muda bogor yang sudah melanglang buana dalam urusan politik dan berhasil memenangi pilkada bogor pada bulan kemarin serta secara kebetulan parpol pengusungnya salasatunya adalah partai milik sahabat saya.
Bima Arya Sugiarto, demikian nama lengkapnya. Lahir di bogor tanggal 17 Desember 1972. Pendidikan dasar hingga SMA ditamatkan di Bogor. Sekolah Dasar di SDN Polisi IV kemudian lulus dari SMPN 1, dan SMAN I Bogor. Sebagai putra dari mantan perwira polri dan anggota DPR fraksi Abri dengan pangkat brigadier, bima arya patut bangga karena dari kelima calon pasangan walikota bogor periode 2014 – 2019 dirinyalah yang di percaya warga untuk memimpin kota bogor lima tahun kedepan.
Ada yang cukup menarik dalam acara yang saya hadiri sore itu, menurut penuturan beliau bahwa secara financial jika dibandingan dengan kekuatan rupiah yang dimiliki lawan politiknya, jumlah duit milik bima arya terbilang pas pasan. Ambil contoh pasangan nomor urut lima Muztahidin al-Ayubi, tokoh yang di usung dari jalur perorangan ini menjadi Calon Wakil Walikota Bogor terkaya dengan aset mencapai Rp 8,056 miliar, kemudian di susul pasangan nomor urut 1 Firman Halim, dengan kekayaan sebesar Rp 2,063 miliar, Dodi Rosadi 2,2 miliar dan pasangan incumbent Ahmad Ru’yat 1,87 miliar.
Menyoal jumlah biaya kampanye dari kubu incumbent, secara pribadi saya kurang percaya jika dibilang kekayaan wakil walikota ini berkisar 1,87 miliar, karena secara dukungan pihak luar alias sponsor politik, pasangan Ru’yat – Aim H Permana menjadi pasangan paling subur. Mengingat calon walikota asal PKS ini secara nyata di support oleh kekuatan Gubernur Jabar (Ahmad Heryawan), sokongan dari Bupati Bogor yang kini merangkap ketua PPP Jabar, dan dari sisi peluang, pasangan nomor urut 3 jauh lebih besar kesempatan menang karena kota bogor merupakan basis PKS, hal ini sangat beralasan sekali karena cikal bakal lahirnya PKS dirahimi oleh para aktivis mahasiswa alumni IPB.
Lalu apa rahasia Bima Arya sehingga yang bersangkutan berhasil mempercundangi para rival politiknya di pemilu kemarin, padahal empat bulan sebelum hari H berlangsungnya pemilihan, hasil survey pasangan Bima Arya – Usmar Hariman hanya mampu berkutat di angka 9 – 12 % saja. Rahasia pertama adalah “Kerja Keras”. Dari pengakuannya, dalam kurun waktu 4 tahun kebelakang, jauh jauh hari bima arya telah melakukan kerja kerja politik di masyarakat alias blusukan. Beberapa kegiatan yang sempat ia lakukan diantaranya seperti “road show ngaliwet bareng bersama warga” yang di laksanakan hampir setiap minggu di beberapa titik daerah bogor, Be Next, Reog Ontrog Kota Bogor (roadshow budaya keliling bogor), silaturahmi dengan organisasi komunitas yang ada di kota bogor dll, kesemuanya itu adalah hasil kerja keras dirinya beserta tim yang tergabung dalam organisasi paguyuban bogor yang ia pimpin. Dalam ilmu politik dasar, “Tetesan keringat yang dikeluarkan, akan sebanding dengan hasil yang di capai” demikian kang “Bima” berujar
Rahasia Kedua adalah “Kerja Cerdas” bagi sebagian banyak orang, kata kata ini sudah sangat familiar, namun pada pelaksanaannya terkadang agak sulit di ejawantahkan. “kerja politik cerdas” versi Bima Arya, pemuda ini memberi sample yang cukup masuk akal, di ibaratkan “ada dua calon walikota punya uang 5 juta, dalam urusan pengelolaan ongkos politik keduanya punya trik dan strategi masing masing. Orang pertama memanage si uang 5 juta dengan cara membentuk tim sukses sebanyak 5 orang, lalu uang 5 juta tersebut di berikan kepada tim sukses dengan nominal 1 juta rupiah perkepala, mereka ditugasi menggarap suara di akar rumput. Kemudian, calon walikota yang kedua punya trik yang lebih menarik, yaitu uang 5 juta tersebut ia gunakan untuk kegiatan kunjungan ke sebuah daerah lalu mengadakan doorprize. Adapun rinciannya adalah 2 juta untuk sewa organ tunggal plus sound system, 1 juta untuk bayar penyanyi / artis lokal, sisanya 2 juta lagi di alokasikan sebagai hadiah doorprize untuk masyarakat. Low cost high impact, itulah kuncinya.
Bila di ambil benang merahnya, output dari kerja politik tersebut memiliki dampak yang berbeda. Untuk calon yang menggelontorkan uang 5 juta kepada 5 orang tim sukses, tidak menjamin kelima orang tersebut bekerja secara ekstra dan berhasil melakukan rekrutmen politik di akar rumput, bisa saja mereka setelah menerima uang lalu memilih diam di rumah menikmati uang 1 juta untuk jalan jalan bersama keluarga atau berkampanye sesuka hati. Kemudian menilik model kampanye politik dengan pola bagi bagi doorprize, outputnya ternyata lebih menggembirakan. Pertama, masyarakat yang beruntung menerima doorprize pasti hatinya sangat bahagia walau Cuma sebentuk dispenser atau setrikaan murah. Kedua masyarakat yang tidak beruntung pasti perasaannya ikut terhibur, minimal bisa turut bergoyang saat alunan dangdut di dendangkan oleh sang penyanyi, sebagai bonus tambahan si calon walikota akan lebih dikenal masyarakat luas karena terjun secara langsung bersentuhan dengan warga.
Kunci keberhasilan yang terakhir yaitu kerjasama. Tidak ada pekerjaan berat manakala di kerjakan bareng bareng, tidak ada kata sulit jika sebuah pekerjaan di bereskan dengan komitmen yang kuat dan di garap oleh tim yang solid.
Doktrin ini menjadi bara api yang terus di nyalakan oleh bima arya kepada seluruh tim suksesnya setiap ia rapat, ‘Musuh bersama kita adalah PKS’, tidak akan ada yang bisa mengalahkan kekuatan PKS terkecuali dengan semangat dan militiansi yang menyala nyala, yach MILITANSI!!. Ujarnya sambil matanya terbelalak. Memang betul, saat ini dari sekian banyak partai politik, yang memiliki kader loyal, kader kompak dan militan hanyalah partai Keadilan Sejahtera. Tanpa soliditas dan militansi yang dimiliki tim sukses Bima - Usmar, sangat mustahil pasangan ini mampu mengalahkan Ahmad Ru’yat.
Apa yang saya dengar langsung dari mulut Bima Arya, saya berkesimpulan bahwa untuk menggapai cita cita politik hingga bisa menduduki singgasana kekuasaan tidak cukup bermodalkan uang. Uang bukanlah segala galanya, “kesungguhan niat, idealisme, militansi, usaha yang berdarah darah dan memanfaatkan waktu serta kesempatan secara optimal dengan bersilaturahmi terjun ke rumah warga adalah lebih utama dari sekedar menggelontorkan uang kepada orang orang yang di sebut sebagai tokoh masyarakat atau tim sukses. Terlebih lagi kekuatan uang dalam kerja kerja politik tidak akan mampu memenuhi dahaga masyarakat kita yang haus dengan rupiah. ‘ibarat menyiram air di tengah gurun pasir’ begitulah sederhananya
Salam santun
http://politik.kompasiana.com/2013/1...ya-601908.html
ketika semangat kebencian bersatu padu maka kekuatan 1 peleton ibarat seperti memiliki kekuatan 1 brigade pasukan khusus , lanjutkan semangat kebencian untuk meraih pencitraan yang lebih fenomenal lagi dimata masyarakat
