Kaskus

News

yantiqueAvatar border
TS
yantique
PKS dan Demokrat di prediksi terpuruk, PDIP dan Golkar kembali berjaya
Jakarta - Political Communication Institute (PolcoMM) merilis hasil survei mengenai "Krisis Partai Politik: Peta Potensi Keterpurukan Partai Jelang Pemilu 2014".

Direktur Eksekutif PolcoMM Heri Budianto menyebut terdapat dua partai yang akan
terpuruk akibat krisis parpol.

"Kita melakukan analisa terlebih dahulu
mengenai apa-apa yang membuat partai itu
mengalami krisis. Pertama misalnya mengenai korupsi, kemudian mengenai ketokohan. Kita melihat yang merespons berlebihan adalah PD dan PKS, dengan demikian kedua partai itu kemungkinan akan terpuruk," kata Heri di Hotel Whiz Cikini, Jl. Cikini Raya No 6, Jakarta Pusat, Minggu (9/2/2014).

PolcoMM terlebih dahulu melakukan Content
Analysis dan Discourse Analysis pada 15
media massa yakni 5 media cetak nasional, 5
media televisi swasta, dan 5 media online. Selanjutnya dilakukan survei terhadap 1.000
orang responden yang berasal dari 15 kota
besar yakni Medan, Pekanbaru, Palembang,
Serang, Jakarta, Bandung, Semarang,
Yogyakarta, Surabaya, Pontianak, Balikpapan,
Denpasar, Makassar, Manado, dan Ambon
pada 20 Januari 2014 sampai 3 Februari
2014.

"PD ketika krisis kita mencatat bahwa mereka
melakukan counter isu yang membuat makin
kisruh adalah ketika memberikan pernyataan yang tidak sama, elite yang lain menyatakan yang berbeda. Ketika menyangkut Cikeas
kemudian dibela Ruhut. Pada akhirnya
polemik yang berkepanjangan bukan penyelesaian krisis. Muncul PPI dari kubu Anas.

Kemudian disambut ada rentetan yang lain misal dicopotnya Pasek dari Ketua Komisi III dan Saan dari jabatan fraksi. Ini yang membuat PD semakin goyang," imbuh Heri.

Menurut hasil survei, PD menduduki peringkat
pertama sebagai partai yang mengalami krisis
terbesar dengan 29,2%, kemudian disusul oleh
PKS dengan 17,6%. Semantara itu yang
terkecil adalah PBB dengan 0,1%.

"Akan tetapi yang muncul bukanlah partai dengan krisis terkecil yang memperoleh kepercayaan di masyarakat, tetapi partai yang merespons dengan penanganan krisis yang tepat. Ada dua partai yakni NasDem dan Hanura. Sementara PDIP dan Golkar ada di posisi tengah-tengah menurut analisis kami," tutur Heri, yang mengajar di beberapa universitas di Jakarta ini.

Berikut urutan parpol dengan krisis terbesar menurut survei PolcoMM:
Partai Demokrat dengan 29,2%
PKS dengan 17,6%
Golkar dengan 10,2%
PKB dengan 9,3%
PDIP dengan 7,6%
NasDem dengan 5,9%
Hanura dengan 1,4%
Gerindra dengan 1,2%
PAN dengan 1,1%
PKPI dengan 0,5%
PPP dengan 0,4%
PBB dengan 0,1%
http://m.detik.com/news/read/2014/02/09/142246/2491430/10/?nd772204topnews

Rabu, 2 April 2014 | 09:47 WIB
Golkar dan PDI-P Teratas, Demokrat Terpuruk?

KOMPAS.com — Sejumlah kalangan menyebut
bahwa Jawa Barat dalam peta pemilihan
umum legislatif merupakan sampel terbaik
atau semacam tolok ukur bagi partai politik
dalam memenangi pemilu. Kemenangan di
Jabar berarti juga kemenangan di tingkat
nasional.

Dari catatan sejarah, pada tahun 1999, Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan yang
memenangi pemilu di Jabar juga menang di
tingkat nasional. Tahun 2004, Partai Golkar
yang menang di Jabar juga menang di tingkat nasional. Demikian pula, tahun 2009, Partai Demokrat yang memenangi pemilu di Jabar sekaligus juga di tingkat nasional. Jabar, yang memiliki 11 daerah pemilihan dengan jumlah kursi DPR sebanyak 91 kursi dan pemilih terbanyak di Indonesia, yaitu sekitar 32,8 juta, menjadi area pertarungan yang menentukan. Itu sebabnya calon anggota legislatif yang ditempatkan untuk dapil Jabar benar-benar merupakan kader pilihan parpol.

Salah satu dapil Jabar yang dipandang bergengsi, bahkan disebut sebagai dapil “neraka”, adalah dapil I. Dapil ini meliputi Kota Bandung dan Cimahi.

”Dapil ini dianggap dapil bergengsi sebab pemilih di kota ini, selain jumlahnya besar, umumnya kalangan terdidik sehingga tidak mudah merebut kemenangan di dapil ini. Parpol pun akan menempatkan tokoh-tokoh yang kuat. Tokoh nasional juga banyak bertarung di dapil ini,” kata Asep Warlan Yusuf, pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Selasa (1/4/2014), di
Bandung.

Sebagai contoh, salah seorang tokoh yangbmaju di dapil Jabar I adalah mantan Wali Kota Cimahi Itoc Tochija. Caleg Partai Persatuan Pembangunan bernomor urut satu ini dipandang mempunyai basis massa relatif kuat karena pernah menjabat selama dua periode. Asep memperkirakan, posisi dua besar, baik di Jabar maupun nasional, diisi Partai Golkar dan PDI-P.

Kemenangan dalam pemilu, ujar Asep, antara
lain dipengaruhi faktor figur, program yang
kuat dan menyentuh masyarakat, jangkauan
kampanye yang luas (dengan media massa),
serta dukungan dana yang besar.

Hal ini dimiliki Golkar dan PDI-P. Dua partai
ini juga mempunyai mesin partai yang kuat
dan sungguh-sungguh bekerja. Partai-partai
tersebut juga mempunyai kader yang militan
dan para calegnya benar-benar bekerja keras
untuk kemenangan partai.

Sementara di posisi ketiga diperkirakan
ditempati partai menengah, seperti Gerindra,
Hanura, Nasdem, dan PKS. PKS bahkan
diperkirakan dapat menjadi kuda hitam.
Adapun Partai Demokrat diperkirakan
posisinya akan terpuruk.

”Mungkin saja Partai Demokrat di posisi
ketiga, tetapi dari bawah. Pada tahun 2009,
Partai Demokrat menang karena didukung
banyak tokoh-tokoh muda, juga kuatnya figur
Susilo Bambang Yudhoyono. Sementara
posisi saat ini lebih condong ditopang figur
SBY saja. Partai ini juga banyak mendapat
sorotan publik, seperti kasus dugaan korupsi
Hambalang dan pada masa kampanye pun
SBY disorot media karena berkampanye
dengan fasilitas negara,” tutur Asep.

Figur dan perubahan

Ketua Pusat Kajian dan Kepakaran Statistika
Universitas Padjadjaran, Bandung, Toni
Toharudin juga menyatakan, PDI-P dan
Golkar akan menduduki posisi dua besar.
Perkiraan itu berdasarkan hasil survei terakhir
pada Desember 2013.

Faktor utama yang memengaruhi adalah figur
dari setiap parpol sehingga dalam kampanye
pemilu legislatif, calon presiden yang sudah
diusung sangat memengaruhi perilaku
pemilih.

Faktor lain yang memengaruhi adalah
keyakinan adanya perubahan ke depan yang
akan dirasakan masyarakat. Di sisi lain,
persentase jumlah pemilih golongan muda
sangat besar dan golongan ini mendukung
perubahan. ”Dari hasil survei ini, posisi
Golkar paling atas, tetapi tidak berbeda jauh
dengan PDI-P. Partai Golkar meraih 15,6
persen dan PDI-P sebesar 14,7 persen,” ujar
Toni.
http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/04/02/0947081/golkar.dan.pdi-p.teratas.demokrat.terpuruk

-----------

Masing-masing golongan akan dipergilirkan masanya untuk mrmerintah di negeri ini.


Diubah oleh yantique 06-04-2014 08:55
0
2.7K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan