Utamakan komeng, lalu
ane nerima
jgn nge ane

Indonesia Move On. Move on bisa diartikan melupakan masa lalu, namun dalam monteks ini masalalu yang seperti apakah yang mesti dilupakan..?
Marilah kita lihat dan cermati pemberitan-pemberitan di media masa, sosial media ataupun blog akhir-akhir ini ditengah-tengah suhu politik yang kian memanas menjelang Pemilu Legislatif 2014 dan Pilpres 2014. Secara masif kampanye politik di tahun 2014 banyak membuka “aib” dan dosa-dosa politik tokoh-tokoh nasional yang akan bertarung pada Pileg dan Pilpres mendatang. Orang menyebutnya black campaign atau kampanye hitam, kampanye yang menggunakan cara - cara tidak terhormat untuk menyerang lawan-lawan politik.
Tapi masyarakat yang cerdas tentu akan bisa membedakan siapa saja calon-calon pemimpin yang memiliki kredibilitas tinggi yang bisa membawa Indonesia pada kejayaan dan perubahan yang jauh-jauh lebih baik dari sekarang.
Dan seperti yang kita rasakan bersama bahwa tantangan untuk pemimpin Indonesia yang akan datang tentu luar biasa berat. Banyak PR yang harus di selesaikan, yang paling mendesak tentu saja masalah korupsi yang harus ditangani secara serius tanpa campur baur dengan urusan politik.
Melupakan Masa Lalu Menyongsong Indonesia Jaya
Lupakan warna bendera partai karena kita punya merah putih.
Hiruk pikuk masa kampanye mencari dukungan politik, mau tidak mau akan bersinggungan antar partai, antar calon anggota legislatif, bahkan antar calon presiden. Sikut-sikutan secara politik sepanjang tidak melanggar norma-norma hukum itu sah-sah saja, namun setelah itu ingat lho kita punya satu bendera yang sama yaitu merah putih. Yang secara tegasnya bahwa apa yang anda lakukan selama masa kampanye untuk memenangkan calon legislatif ataupun calon presiden tujuannya adalah anda akan bekerja untuk merah putih, untuk bangsamu.
Lupakan mimpi untuk memperkaya diri sendiri, karena jabatanmu adalah amanah Rakyat.
Wahai pemimpin dan calon-calon pemimpin bangsa Indonesia dari tingatkatan terbawah sampai tertinggi, ingatlah bahwa jabatanmu adalah sebuah amanah yang kami (rakyat) percayakan kepadamu untuk membangun bangsa ini menuju bangsa yang maju dan bermartabat.
Rakyat yang memilihmu karena mereka ingin sejahtera dan tidak ingin terus-terusan menjadi miskin. Rakyat memilihmu bukan untuk secara berjamaah melakukan korupsi dan memperkaya diri sendiri dengan menjual harga diri dan kehormatan bangsamu.
Wahai pemimpin Indoensia, kami mengharapkan pemimpin yang adil, tegas dan bijaksana. Supaya kami bisa merasakan kehidupan yang layak dan sejahtera. Supaya kami dan anak-anak dan cucu kami kelak bisa mengecap manis dan indahnya hidup dinegeri hijau dan makmur yang bernama Indonesia. Supaya kami juga bisa merasakan betapa melimpah ruahnya kekayaan negeri ini, dan tidak hanya dinikmati oleh segelintir atau sekelompok orang yang dekat dengan kekuasaan. Supaya kami tidak lagi menjadi kaum papa dan dhuafa yang terus-terusan menjadi beban negara.
Wahai pemimpin dan calon pemimpin negeri ini, kami tak ingin lagi karena miskin dan ketika sakit ada rumah sakit yang menolak kami bahkan membuang kami secarta tidak manusia karena tidak lagi mampu membayar ongkos kesehatan yang cukup mahal.
Kami percaya dinegeri ini masih banyak calon-calon pemimpin yang bersih, berjiwa nasionalisme tinggi yang akan membawa Indonesia pada masa kejayaan, membawa indonesia yang makmur adil dan beradab sesuai dengan amanah undang-undang dasar tahun 1945. Dan ketika itu terjadi bahwa kita akan merasakan betapa negeri yang kaya raya ini telah mampu memberikan semua kebaikan untuk rakyatnya, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, keadilan terpenuhi secara merata.
Dan masalalu yang suram dan pahit tentu secara perlahan akan kita lupakan. (smoga)
Indonesia jaya rakyat sejahtera

Indonesia bisa
Garuda mampu terbang tinggi
Melintasi garis khatulistiwa
Indonesia jaya