- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Gosip Nyok!
Suka FTV? mampir gan


TS
aciddaja
Suka FTV? mampir gan
Mohon maaf kalo salah forum, gatau mesti posting dimana..
Saya mahasiswi tingkat akhir, yang sangat senang menulis. Jaman sekolah sering juga menang lomba2 cerpen.
Nah kali ini saya berniat untuk share sinopsis ini, sekalian mohon komentar agan2 tentang tulisan saya ini, buat yg hobi nonton ftv pasti ngerti banget kalau ini cerita bakalan menarik penonton atau malah bikin mereka ganti channel. Sebenernya kepengen coba kirim ke tv, tapi ga ngerti kemana dan gimana prosedurnya, kalo agan ada yg ngerti bisa tolong share infonya juga hehe..
Cintaku Jujur Di Cianjur
Aryo (23th) adalah lelaki kaya, tampan dan populer. Semua orang di kampus mengenalnya sebagai seorang playboy royal yang hobi gonta-ganti pacar. Meskipun cap playboy melekat kuat padanya, semua wanita seakan dibutakan akan kenyataan itu, masih banyak saja yang ingin menjadi kekasih Aryo. Aryo mempunyai seorang mantan kekasih bernama Risty (22th). Risty adalah kekasih Aryo semasa SMA yang masih tidak terima pangeran tampan kaya raya yang pernah mengisi hatinya itu memutuskan tali cinta mereka dan jatuh ke pelukan perempuan lain. Walaupun kelihatannya baik hati dan begitu perhatian terhadap Aryo, sebenarnya Risty hanya ingin harta Aryo dan orang tuanya yang merupakan pengusaha besar di Jakarta.
Melihat sifat Aryo yang terus menerus gonta-ganti pacar, bersenang-senang menghabiskan uang tanpa pernah masa depannya, orang tua Aryopun merasa sangat sedih. Ditambah lagi suatu saat tagihan kartu kredit Aryo membengkak. Kekhawatiran orang tuanya atas sikap pemboros Aryopun semakin menjadi. Apalagi setelah mereka mengetahui bahwa Aryo tidak pernah pergi kuliah. Lalu orang tuanya mulai menyusun cara agar Aryo mau berubah.
Sejak kecil Aryo lebih dekat dengan pembantunya, Bi Inah (56th), karena sejak dulu orang tuanya sangat sibuk mengurus bisnis. Sehingga ketika Aryo tumbuh dewasa, Aryo lebih mendengar nasihat Bi Inah daripada orang tuanya sendiri, meskipun ia kerap kali mengabaikan Bi Inah.
Suatu hari, saat Aryo sedang makan siang dengan gebetan barunya di sebuah Café, tiba-tiba sekelompok pria kekar yang ternyata depkolektor datang menghampirinya dan mengambil semua fasilitas yang dimiliki Aryo. Mulai dari mobil, kartu kredit sampai handphonenya ikut disita. Jelas saja Aryo kelabakan bukan kepalang. Dengan rupiah yang tersisa disakunya, Aryo berhasil pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Aryo langsung marah kepada orang tuanya mengenai insiden tadi. Orang tuanya terlihat datar menghadapi amarah Aryo. Merasa diacuhkan, amarah Aryo memuncak. Ia mengancam akan pergi dari rumah jikalau semua fasilitasnya tidak dikembalikan. Alangkah terkejutnya Aryo saat orang tuanya mengatakan bahwa Aryo bukanlah anak kandung mereka, melainkan anak kandung Bi Inah. Orang tuanya mengatakan bahwa mereka kasihan terhadap masa depan anak Bi Inah lalu mengangkatnya. Aryo gemetar dan berlari ke arah Bi Inah, menanyakan apa semua yang diceritakan orang tuanya benar, dan Bi Inahpun mengiyakan. Karena merasa semua sudah diutarakan, orang tuanya pun mempersilahkan Aryo untuk meninggalkan rumah bersama Bi Inah. Dengan berat hati Aryo mengikuti Bi Inah pulang ke Cianjur, kampung halaman Bi Inah.
Malam sudah larut ketika mereka berdua sampai di kampung tempat Bi Inah tinggal. Suami bi Inah sudah lama meninggal, dan di rumahnya hanya ada Utari (21th), keponakannya yang tinggal dan merawat rumah. Malam itu Aryo sangat lelah, sehingga ia tidak memperhatikan kehadiran Utari di rumah tersebut.
Keesokan paginya, saat Aryo terbangun, rumah sudah dalam keadaan sepi. Saat pergi ke ruang tamu, ia melihat foto Bi Inah, suaminya, dan anak lelaki mereka yang masih bayi diatas rak. Aryo juga menemukan sepiring singkong goreng dan teh manis yang dibuatkan Utari dan Bi Inah, dan sepucuk surat yang ditulis Bi Inah kalau mereka berdua pergi ke balong (kolam ikan besar dalam bahasa sunda).
Setelah memakan beberapa singkong dan menghabiskan teh manis dihadapannya, Aryo pergi ke balong menyusul Bi Inah. Aryo yang baru pertama kali ke desa, bertanya pada masyarakat sekitar dimana balong tempat Bi Inah berada. Sebagai anak manja, Aryo sangat tersinggung ketika semua orang desa memperhatikannya dan mentertawakannya saat dia lewat. Terang saja, untuk ukuran pria yang tinggal di desa Aryo adalah pria yang sangat sangat tampan sehingga semua orang memperhatikannya. Sedangkan orang menertawakannya karena cara Aryo berpakaian necis lengkap dengan sepatu ketika hendak pergi ke sawah sangatlah tidak cocok.
Sesampainya di sawah, Aryo tertegun melihat kecantikan Utari. Aryo menghampiri Bi Inah dan bertanya siapa gadis di ujung balong yang sedang memberi makan ikan itu. Bi Inahpun menjawab bahwa itu adalah Utari. Tanpa berfikir panjang, naluri playboy Aryo membuatnya pergi menghampiri Utari diujung balong. Saat Aryo mengajak Utari berkenalan, Utari yang sedang bekerja hanya melirik sebentar menjawab pertanyaan Aryo dan kembali bekerja. Merasa diacuhkan, naluri playboy Aryo kian memuncak. Ia merasa bahwa tidak satupun wanita yang tidak takluk kepadanya, sehingga setelah kejadian tadi Aryo meminta Bi Inah mengajarinya cara merawat ikan di balong agar ia bisa mendekati Utari.
Siang hari setelah selesai mengurus ikan, merekapun duduk di gazebo bamboo yang dibangun diatas balong tersebut. Utari mengeluarkan nasi yang dibungkus dalam daun pisang beserta ikan asin, sayur, dan sambalnya. Mereka bertigapun menyantap makan siang tersebut dengan lahapnya. Saat makan siang sederhana tersebut terjadi, mata Aryo tidak lepas memperhatikan Utari. Rupanya Aryo benar-benar jatuh cinta pada gadis desa ini. Setelah makan siang, mereka semua kembali bekerja di kolam ikan.
Sore menjelang, Utari berpamitan pada Bi Inah dan pergi meninggalkan Aryo dan Bi Inah. Aryo bertanya pada Bi Inah kemana Utari pergi, lalu Bi Inah menjelaskan bahwa setiap sore sehabis bekerja di kolam ikan, sehabis adzan ashar Utari pergi mengaji dan mengajar ngaji di masjid desa bersama pemuda-pemudi lainnya. Aryo yang masih penasaran terhadap Utaripun langsung bergegas mengikuti Utari, walaupun hanya mengamati dari kejauhan.
Keesokan harinya mereka bertiga melakukan hal yang sama. Tapi hari ini, Aryo berkata pada Utari bahwa ia ingin ikut mengaji di masjid desa. Mereka berduapun pergi ke masjid bersama. Di masjid, Aryo dan Utari bertemu Hilman (22th), pemuda desa jago mengaji yang menjadi guru serta rekan Utari mengajar ngaji anak-anak desa. Utari tampak akrab sekali dengan Hilman, dan mereka terlihat menyukai satu sama lain. Melihat situasi ini, Aryopun cemburu. Aryo lantas berusaha menarik perhatian Utari. Mencium bau ketertarikan Aryo terhadap Utari, Hilman tidak tinggal diam. Maka akhirnya, Aryo dan Hilman terlibat dalam persaingan untuk merebut hati Utari.
Selama berminggu-minggu tinggal di desa, Aryo terus menerus mendekati Utari dengan berbagai cara. Dan tentu saja, Hilman berusaha menghalau dengan segala cara. Selama masa mendekati Utari inilah Aryo berubah menjadi pria tekun dan rajin bekerja, semata-mata untuk mendekati Utari. Aryo perlahan-lahan seakan melupakan kehidupannya di kota, dan mulai terbiasa dengan kehidupan desa. Risty sang mantan kekasih yang sudah lama tidak menemukan jejak Aryo dikampus kemudian mencari info keberadaan Aryo. Segera setelah mengetahui Aryo di Cianjur, tanpa berfikir panjang Risty bergegas menyusulnya.
Sesampainya di Cianjur, Risty bertanya akan keberadaan Aryo pada seorang pria yang ternyata adalah Hilman. Hilman bertanya perihal kedatangan Risty ke desa, Ristypun bercerita semuanya pada Hilman. Lalu Hilman mengantar Risty ke kolam tempat Aryo berada. Alangkah cemburunya Risty melihat kedekatan Aryo dengan Utari. Lalu, Risty dan Hilman merencanakan sesuatu untuk memisahkan Aryo dan Utari, tujuannya agar Aryo kembali pada Risty dan Utari menjadi milik Hilman.
Risty menghampiri Aryo dan Utari di kolam ikan dan memperkenalkan diri sebagai kekasih Aryo yang datang untuk menjemput Aryo kembali ke Jakarta. Hati Utari yang sudah mulai terpaut pada Aryopun hancur berantakan. Utari berlari pulang kerumah Bi Inah, disusul Aryo, Risty dan Hilman. Sesampainya di rumah, Utari menangis di pelukan Bi Inah. Aryo lalu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi terhadap Bi Inah dan Utari. Setelah Aryo selesai menjelaskan, Risty dan Hilman sudah berada disana juga. Saat membelai Utari, bi Inah menjelaskan pada Aryo bahwa Utari adalah keponakannya, yang tidak lain adalah saudara sepupu Aryo sendiri. Aryo terduduk lemas, dihadapan Utari dan Bi Inah. Risty dan Hilmanpun dibuat bingung dengan pernyataan Bi Inah tersebut.
Bi Inah lalu menjelaskan pada Risty dan Hilman bahwa Aryo adalah anak Bi Inah. Mendengar kenyataan bahwa Aryo yang selama ini ia pertahankan bukanlah pria kaya raya yang ia idamkan, Risty marah besar dan kecewa lalu bergegas pergi meninggalkan desa. Sesaat setelah Risty pergi meninggalkan desa itulah, orang tua Aryo datang kerumah Bi Inah. Lalu orang tua Aryo menjelaskan pada Aryo bahwa selama ini mereka hanya memberi pelajaran pada Aryo agar dia mau berubah dan belajar bertanggung jawab, dengan kata lain Aryo memang anak kandung mereka.
Jadi Bi Inah mempunyai anak lelaki yang bernama mirip, yaitu Haryo (20th). Dan tak berapa lama, Haryo anak kandung Bi Inah datang. Sejak kecil Haryo disekolahkan di pesantren di Jawa Timur. Selama bekerja pada keluarga Aryo, setiap mendapat kesempatan libur Bi Inah selalu mengunjungi anaknya ke pesantren, sehingga tidak satupun orang desa yang tahu seperti apa wajah Haryo. Dan hari ini setelah selesai menimba ilmu di pesantren, Haryo pulang ke Cianjur untuk membantu ibunya mengurus kolam ikan.
Aryo senang bukan kepalang mendengar penjelasan Bi Inah dan orang tuanya. Bukan karena mengetahui ia anak kandung orang kaya raya, tetapi senang mengatahui bahwa ia dan Utari tenyata bukanlah saudara, yang mana artinya dia bisa memacari Utari.
Akhirnya Aryo menyatakan kejujuran cintanya pada Utari di Cianjur. Setelah pernyataan cinta itu, Utari menerima Aryo dengan senang hati. Hilman yang tak terima bergegas pergi. Setelah menyatakan cintanya terhadap Utari, Aryo benar-benar ingin menikahinya, tetapi dilarang oleh orang tuanya karena Aryo belum menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswa. Lalu Aryo berjanji kepada orang tuanya, Bi Inah, Utari dan Haryo untuk melanjutkan kuliahnya hingga selesai, dan setelah itu ia akan kembali ke desa untuk meminang Utari.
Setelah menyelesaikan kuliah bisnisnya, Aryo benar-benar membuktikan ucapannya. Ia kembali ke Cianjur dan membangun pertambakan ikan yang besar bersama Bi Inah dan Haryo. Melihat kesungguhan Aryo, orang tuanya benar-benar bangga akan perubahan baik itu, meskipun bukan di dunia bisnis yang mereka harapkan. Di tambakan ikan, Aryopun menyatakan pinangannya pada Utari dengan mas kimpoi sejumlah ikan ditambak, Utari tertawa dan mengiyakan pinangan tersebut.
Cerita kedua, based on a true story mampir dimari ya gaan
A cindy(rela) story
Saya mahasiswi tingkat akhir, yang sangat senang menulis. Jaman sekolah sering juga menang lomba2 cerpen.
Nah kali ini saya berniat untuk share sinopsis ini, sekalian mohon komentar agan2 tentang tulisan saya ini, buat yg hobi nonton ftv pasti ngerti banget kalau ini cerita bakalan menarik penonton atau malah bikin mereka ganti channel. Sebenernya kepengen coba kirim ke tv, tapi ga ngerti kemana dan gimana prosedurnya, kalo agan ada yg ngerti bisa tolong share infonya juga hehe..
Spoiler for The story:
Cintaku Jujur Di Cianjur
Aryo (23th) adalah lelaki kaya, tampan dan populer. Semua orang di kampus mengenalnya sebagai seorang playboy royal yang hobi gonta-ganti pacar. Meskipun cap playboy melekat kuat padanya, semua wanita seakan dibutakan akan kenyataan itu, masih banyak saja yang ingin menjadi kekasih Aryo. Aryo mempunyai seorang mantan kekasih bernama Risty (22th). Risty adalah kekasih Aryo semasa SMA yang masih tidak terima pangeran tampan kaya raya yang pernah mengisi hatinya itu memutuskan tali cinta mereka dan jatuh ke pelukan perempuan lain. Walaupun kelihatannya baik hati dan begitu perhatian terhadap Aryo, sebenarnya Risty hanya ingin harta Aryo dan orang tuanya yang merupakan pengusaha besar di Jakarta.
Melihat sifat Aryo yang terus menerus gonta-ganti pacar, bersenang-senang menghabiskan uang tanpa pernah masa depannya, orang tua Aryopun merasa sangat sedih. Ditambah lagi suatu saat tagihan kartu kredit Aryo membengkak. Kekhawatiran orang tuanya atas sikap pemboros Aryopun semakin menjadi. Apalagi setelah mereka mengetahui bahwa Aryo tidak pernah pergi kuliah. Lalu orang tuanya mulai menyusun cara agar Aryo mau berubah.
Sejak kecil Aryo lebih dekat dengan pembantunya, Bi Inah (56th), karena sejak dulu orang tuanya sangat sibuk mengurus bisnis. Sehingga ketika Aryo tumbuh dewasa, Aryo lebih mendengar nasihat Bi Inah daripada orang tuanya sendiri, meskipun ia kerap kali mengabaikan Bi Inah.
Suatu hari, saat Aryo sedang makan siang dengan gebetan barunya di sebuah Café, tiba-tiba sekelompok pria kekar yang ternyata depkolektor datang menghampirinya dan mengambil semua fasilitas yang dimiliki Aryo. Mulai dari mobil, kartu kredit sampai handphonenya ikut disita. Jelas saja Aryo kelabakan bukan kepalang. Dengan rupiah yang tersisa disakunya, Aryo berhasil pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, Aryo langsung marah kepada orang tuanya mengenai insiden tadi. Orang tuanya terlihat datar menghadapi amarah Aryo. Merasa diacuhkan, amarah Aryo memuncak. Ia mengancam akan pergi dari rumah jikalau semua fasilitasnya tidak dikembalikan. Alangkah terkejutnya Aryo saat orang tuanya mengatakan bahwa Aryo bukanlah anak kandung mereka, melainkan anak kandung Bi Inah. Orang tuanya mengatakan bahwa mereka kasihan terhadap masa depan anak Bi Inah lalu mengangkatnya. Aryo gemetar dan berlari ke arah Bi Inah, menanyakan apa semua yang diceritakan orang tuanya benar, dan Bi Inahpun mengiyakan. Karena merasa semua sudah diutarakan, orang tuanya pun mempersilahkan Aryo untuk meninggalkan rumah bersama Bi Inah. Dengan berat hati Aryo mengikuti Bi Inah pulang ke Cianjur, kampung halaman Bi Inah.
Malam sudah larut ketika mereka berdua sampai di kampung tempat Bi Inah tinggal. Suami bi Inah sudah lama meninggal, dan di rumahnya hanya ada Utari (21th), keponakannya yang tinggal dan merawat rumah. Malam itu Aryo sangat lelah, sehingga ia tidak memperhatikan kehadiran Utari di rumah tersebut.
Keesokan paginya, saat Aryo terbangun, rumah sudah dalam keadaan sepi. Saat pergi ke ruang tamu, ia melihat foto Bi Inah, suaminya, dan anak lelaki mereka yang masih bayi diatas rak. Aryo juga menemukan sepiring singkong goreng dan teh manis yang dibuatkan Utari dan Bi Inah, dan sepucuk surat yang ditulis Bi Inah kalau mereka berdua pergi ke balong (kolam ikan besar dalam bahasa sunda).
Setelah memakan beberapa singkong dan menghabiskan teh manis dihadapannya, Aryo pergi ke balong menyusul Bi Inah. Aryo yang baru pertama kali ke desa, bertanya pada masyarakat sekitar dimana balong tempat Bi Inah berada. Sebagai anak manja, Aryo sangat tersinggung ketika semua orang desa memperhatikannya dan mentertawakannya saat dia lewat. Terang saja, untuk ukuran pria yang tinggal di desa Aryo adalah pria yang sangat sangat tampan sehingga semua orang memperhatikannya. Sedangkan orang menertawakannya karena cara Aryo berpakaian necis lengkap dengan sepatu ketika hendak pergi ke sawah sangatlah tidak cocok.
Sesampainya di sawah, Aryo tertegun melihat kecantikan Utari. Aryo menghampiri Bi Inah dan bertanya siapa gadis di ujung balong yang sedang memberi makan ikan itu. Bi Inahpun menjawab bahwa itu adalah Utari. Tanpa berfikir panjang, naluri playboy Aryo membuatnya pergi menghampiri Utari diujung balong. Saat Aryo mengajak Utari berkenalan, Utari yang sedang bekerja hanya melirik sebentar menjawab pertanyaan Aryo dan kembali bekerja. Merasa diacuhkan, naluri playboy Aryo kian memuncak. Ia merasa bahwa tidak satupun wanita yang tidak takluk kepadanya, sehingga setelah kejadian tadi Aryo meminta Bi Inah mengajarinya cara merawat ikan di balong agar ia bisa mendekati Utari.
Siang hari setelah selesai mengurus ikan, merekapun duduk di gazebo bamboo yang dibangun diatas balong tersebut. Utari mengeluarkan nasi yang dibungkus dalam daun pisang beserta ikan asin, sayur, dan sambalnya. Mereka bertigapun menyantap makan siang tersebut dengan lahapnya. Saat makan siang sederhana tersebut terjadi, mata Aryo tidak lepas memperhatikan Utari. Rupanya Aryo benar-benar jatuh cinta pada gadis desa ini. Setelah makan siang, mereka semua kembali bekerja di kolam ikan.
Sore menjelang, Utari berpamitan pada Bi Inah dan pergi meninggalkan Aryo dan Bi Inah. Aryo bertanya pada Bi Inah kemana Utari pergi, lalu Bi Inah menjelaskan bahwa setiap sore sehabis bekerja di kolam ikan, sehabis adzan ashar Utari pergi mengaji dan mengajar ngaji di masjid desa bersama pemuda-pemudi lainnya. Aryo yang masih penasaran terhadap Utaripun langsung bergegas mengikuti Utari, walaupun hanya mengamati dari kejauhan.
Keesokan harinya mereka bertiga melakukan hal yang sama. Tapi hari ini, Aryo berkata pada Utari bahwa ia ingin ikut mengaji di masjid desa. Mereka berduapun pergi ke masjid bersama. Di masjid, Aryo dan Utari bertemu Hilman (22th), pemuda desa jago mengaji yang menjadi guru serta rekan Utari mengajar ngaji anak-anak desa. Utari tampak akrab sekali dengan Hilman, dan mereka terlihat menyukai satu sama lain. Melihat situasi ini, Aryopun cemburu. Aryo lantas berusaha menarik perhatian Utari. Mencium bau ketertarikan Aryo terhadap Utari, Hilman tidak tinggal diam. Maka akhirnya, Aryo dan Hilman terlibat dalam persaingan untuk merebut hati Utari.
Selama berminggu-minggu tinggal di desa, Aryo terus menerus mendekati Utari dengan berbagai cara. Dan tentu saja, Hilman berusaha menghalau dengan segala cara. Selama masa mendekati Utari inilah Aryo berubah menjadi pria tekun dan rajin bekerja, semata-mata untuk mendekati Utari. Aryo perlahan-lahan seakan melupakan kehidupannya di kota, dan mulai terbiasa dengan kehidupan desa. Risty sang mantan kekasih yang sudah lama tidak menemukan jejak Aryo dikampus kemudian mencari info keberadaan Aryo. Segera setelah mengetahui Aryo di Cianjur, tanpa berfikir panjang Risty bergegas menyusulnya.
Sesampainya di Cianjur, Risty bertanya akan keberadaan Aryo pada seorang pria yang ternyata adalah Hilman. Hilman bertanya perihal kedatangan Risty ke desa, Ristypun bercerita semuanya pada Hilman. Lalu Hilman mengantar Risty ke kolam tempat Aryo berada. Alangkah cemburunya Risty melihat kedekatan Aryo dengan Utari. Lalu, Risty dan Hilman merencanakan sesuatu untuk memisahkan Aryo dan Utari, tujuannya agar Aryo kembali pada Risty dan Utari menjadi milik Hilman.
Risty menghampiri Aryo dan Utari di kolam ikan dan memperkenalkan diri sebagai kekasih Aryo yang datang untuk menjemput Aryo kembali ke Jakarta. Hati Utari yang sudah mulai terpaut pada Aryopun hancur berantakan. Utari berlari pulang kerumah Bi Inah, disusul Aryo, Risty dan Hilman. Sesampainya di rumah, Utari menangis di pelukan Bi Inah. Aryo lalu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi terhadap Bi Inah dan Utari. Setelah Aryo selesai menjelaskan, Risty dan Hilman sudah berada disana juga. Saat membelai Utari, bi Inah menjelaskan pada Aryo bahwa Utari adalah keponakannya, yang tidak lain adalah saudara sepupu Aryo sendiri. Aryo terduduk lemas, dihadapan Utari dan Bi Inah. Risty dan Hilmanpun dibuat bingung dengan pernyataan Bi Inah tersebut.
Bi Inah lalu menjelaskan pada Risty dan Hilman bahwa Aryo adalah anak Bi Inah. Mendengar kenyataan bahwa Aryo yang selama ini ia pertahankan bukanlah pria kaya raya yang ia idamkan, Risty marah besar dan kecewa lalu bergegas pergi meninggalkan desa. Sesaat setelah Risty pergi meninggalkan desa itulah, orang tua Aryo datang kerumah Bi Inah. Lalu orang tua Aryo menjelaskan pada Aryo bahwa selama ini mereka hanya memberi pelajaran pada Aryo agar dia mau berubah dan belajar bertanggung jawab, dengan kata lain Aryo memang anak kandung mereka.
Jadi Bi Inah mempunyai anak lelaki yang bernama mirip, yaitu Haryo (20th). Dan tak berapa lama, Haryo anak kandung Bi Inah datang. Sejak kecil Haryo disekolahkan di pesantren di Jawa Timur. Selama bekerja pada keluarga Aryo, setiap mendapat kesempatan libur Bi Inah selalu mengunjungi anaknya ke pesantren, sehingga tidak satupun orang desa yang tahu seperti apa wajah Haryo. Dan hari ini setelah selesai menimba ilmu di pesantren, Haryo pulang ke Cianjur untuk membantu ibunya mengurus kolam ikan.
Aryo senang bukan kepalang mendengar penjelasan Bi Inah dan orang tuanya. Bukan karena mengetahui ia anak kandung orang kaya raya, tetapi senang mengatahui bahwa ia dan Utari tenyata bukanlah saudara, yang mana artinya dia bisa memacari Utari.
Akhirnya Aryo menyatakan kejujuran cintanya pada Utari di Cianjur. Setelah pernyataan cinta itu, Utari menerima Aryo dengan senang hati. Hilman yang tak terima bergegas pergi. Setelah menyatakan cintanya terhadap Utari, Aryo benar-benar ingin menikahinya, tetapi dilarang oleh orang tuanya karena Aryo belum menyelesaikan kewajibannya sebagai mahasiswa. Lalu Aryo berjanji kepada orang tuanya, Bi Inah, Utari dan Haryo untuk melanjutkan kuliahnya hingga selesai, dan setelah itu ia akan kembali ke desa untuk meminang Utari.
Setelah menyelesaikan kuliah bisnisnya, Aryo benar-benar membuktikan ucapannya. Ia kembali ke Cianjur dan membangun pertambakan ikan yang besar bersama Bi Inah dan Haryo. Melihat kesungguhan Aryo, orang tuanya benar-benar bangga akan perubahan baik itu, meskipun bukan di dunia bisnis yang mereka harapkan. Di tambakan ikan, Aryopun menyatakan pinangannya pada Utari dengan mas kimpoi sejumlah ikan ditambak, Utari tertawa dan mengiyakan pinangan tersebut.
Cerita kedua, based on a true story mampir dimari ya gaan
A cindy(rela) story
Diubah oleh aciddaja 05-04-2014 15:23


anasabila memberi reputasi
1
7.8K
Kutip
74
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan