CALIFORNIA - Sejarah baru bagi bangsa semut telah tercipta. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) membawa sekira 800 semut ke pangkalan luar angkasa International Space Station (ISS) untuk diteliti.
Koloni semut tersebut merupakan semut biasa yang ditemukan di lantai rumah atau tanah. Semut tersebut diterbangkan dengan kapsul bersama logistik perbekalan para astronot selama di ISS.
Semut-semut itu dibagi jadi delapan koloni dan dimasukkan dalam semacam tempat berbentuk seperti tablet sebagai tempat tinggalnya selama di luar angkasa. Di dalam 'rumah' semut itu juga ditaruh beberapa makanan agar semut bisa bertahan hidup.
Para astronot merekam pergerakan semut di dalam sangkarnya menggunakan kamera video. Gerak-gerik semut pada nol gravitasi akan dipelajari. Peneliti ingin mencari tahu bagaimana para semut bekerja dalam keadaan hampa udara. Dan juga untuk mengetahui bagaimana semut berinteraksi satu sama lain di luar angkasa.
Nantinya, hasil penelitian tentang semut di luar angkasa ini akan digunakan untuk mendesain sistem kerja robot yang akan digunakan untuk menjalankan misi di ISS. Demikian seperti dilansir DailyMail, Senin (20/1/2014). (amr)
CALIFORNIA - Sebuah gundukan pasir berbentuk tidak biasa ditemukan di Mars. Peneliti menggunakan pencitraan High Resolution Imaging Science Experiment (HiRISE) pada Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) dan menemukan kejanggalan bentuk gundukan pasir pada foto yang dihasilkan.
Gundukan pasir tersebut berada di cekungan Hellas Planitia di planet Mars. Cekungan tersebut berada di bagian selatan planet dengan panjang diameter 2.300 kilometer dari timur ke barat. Seluruh luas wilayah Hellas tersebut mencakup 7.152 kilometer dan dipenuhi dengan gundukan pasir yang sangat luas.
Jenis gundukan pasir dengan bentuk yang janggal pada foto HiRISE tersebut dikenal dengan nama Barchan, sebuah pasir yang kerap berpindah-pindah tempat karena tertiup oleh angin. Pasir yang diterbangkan oleh angin ini biasanya membuat bentuk yang unik dan aneh.
Dalam kasus ini, Barchan terbentuk karena angin yang berhembus dari timur ke barat dan kemudian membuat bentuk yang aneh serta unik. Hal seperti ini sebenarnya fenomena alam yang umum terjadi, dan bahkan fenomena serupa juga bisa ditemukan di wilayah padang pasir di bumi. Demikian seperti dikutip Softpedia, Selasa (21/1/2014).
(amr)
CALIFORNIA - Astronom mengungkap temuan tiga planet asing (exoplanet) baru yang mengorbit tiga bintang yang berbeda dalam sebuah cluster atau gugus bintang. Salah satu bintang ini dijuluki dengan sebutan 'matahari kembar' yang hampir mirip dengan matahari di sistem tata surya.
Temuan ini diungkap oleh peneliti European Southern Observatory (ESO) pada 15 Januari 2014. Dilansir Examiner, Jumat (17/1/2014), peneliti mengandalkan bantuan instrumen atau alat yang dinamakan HARPS untuk mencari planet baru.
Instrumen HARPS untuk mencari planet ini ditempatkan pada teleskop ESO dengan panjang 3,6 meter di La Silla Observatory, Chili. Planet asing ini berlokasi di gugus bintang Messier 67, yang berjarak 2.500 tahun cahaya di konstelasi Cancer.
Gugus bintang Messier 67 kabarnya memiliki 500 bintang yang tercatat oleh peneliti. Menurut Luca Pasquini dari ESO di Jerman, temuan ini menunjukkan bahwa planet di gugus bintang terbuka memiliki kemiripan seperti planet yang berada di gugus bintang terisolasi atau tertutup.
"Namun, planet-planet ini tidak mudah dideteksi. Kami terus mengamati kelompok ini untuk menemukan bagaimana bintang dengan planet atau tanpa planet memiliki perbedaaan massa serta susunan kimiawi," jelas Luca.
Dua dari bintang yang berbeda ini memiliki kemiripan dengan matahari, sementara bintang yang ketiga merupakan jenis 'raksasa merah' (red giant). Ketiga planet asing ini memiliki ukuran lebih besar daripada Bumi, di mana dua dari tiga planet yang baru ditemukan tersebut memiliki massa sepertiga dari massa Jupiter.
Sementara planet yang mengorbit 'red giant' memiliki massa lebih besar daripada Jupiter. Kedua planet ini mengorbit bintangnya dalam waktu tujuh dan lima hari. Sementara planet asing yang lebih besar mengorbit selama 122 hari.
Peneliti telah menentukan, tidak satupun dari ketiga planet baru ini berada di zona layak huni. Planet ini mengorbit dekat bintang mereka, sehingga diprediksi memiliki suhu lebih panas ketimbang Bumi. (ahl)