Pihak kepolisian mengkaji ulang penetapan Pasal 340 KUHP kepada duo pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, Ahmad Imam al Hafitd dan Assyifa Ramadhani. 

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengatakan, ada indikasi pembunuhan itu tidak berencana. "Kita masih mengkaji, kalau perencanaan itu tentunya ada niat, ada alat," kata Rikwanto di Polda Metro Jaya, Jumat (4/4/2014).

Lebih lanjut, Rikwanto mengatakan, hal itu terungkap dalam rekonstruksi pembunuhan di Mapolda Metro Jaya, Kamis (3/4/2014) kemarin. Dalam rekonstruksi tersebut, kedua pelaku sempat melontarkan pernyataan akan menculik korban. 

Penculikan berawal dari Stasiun Gondangdia dengan mengambil waktu saat korban akan berangkat kursus. Ade Sara diajak naik ke dalam mobil Hafitd, di sanalah penyiksaan kepada Ade Sara yang dilakukan oleh tersangka. 

"Korban disetrum berkali-kali, dalam prosesnya yang dilakukan di dalam mobil. Setelah disetrum lalu shock, lemas, baru dianiaya. Setelah semangatnya kembali dilakukan itu lagi. Korban juga sempat dijerat tali tas milik korban," papar Rikwanto. 

Untuk itu, lanjutnya, untuk sementara penyidik mengganti pasal pembunuhan berencana tersebut dengan Pasal 338, 351 Ayat 3 dan 353 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan kematian. 

Adapun penetapan ancaman hukuman selanjutnya akan diserahkan ke pihak kejaksaan dan pengadilan saat sidang bila berkas penyidikan dan pemeriksaan sudah lengkap.


http://megapolitan.kompas.com/read/2...k.Direncanakan



mari kita kenang lagi ....














up date

Polisi: Kematian Ade Sara Bukan Pembunuhan Berencana

Petugas Subdit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Polda Metro Jaya telah menggelar rekonstruksi pembunuhan mahasiswi Universitas Bunda Mulia Ades Sara Angelina Suroto. Dari rekonstruksi ini, polisi kemudian mencabut penerapan pasal pembunuhan berencana dari kasus ini.

Kanit VI Jatanras Polda Metro Jaya Kompol Antonius Agus Rahmanto menjelaskan, tersangka Assyifa Ramadhani (18) dan Hafitd (19) hanya akan dijerat dengan Pasal 338 KUHP yang mengatur soal pembunuhan. Sebelum rekonstruksi, kedua sejoli itu sempat dijerat dengan Pasal 340 KUHP yang mengatur soal pembunuhan berencana yang ancaman pidana maksimalnya adalah hukuman mati.

"Pasal 340 KUHP akan dikaji ulang dan kami cabut. Untuk sementara dikenakan Pasal 338 dan dua pasal lainnya," kata Agus kepada wartawan, Jumat 4 April 2014. Kedua pasal yang dimaksud Agus adalah Pasal 351 ayat (3) KUHP dan Pasal 353 KUHP. Kedua pasal ini mengatur soal tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan kematian.

Kamis kemarin, Polda Metro Jaya menggelar reka ulang kasus pembunuhan Ade Sara di sejumlah tempat, mulai dari Polda Metro Jaya hingga lokasi pembuangaan mayat di Tol JORR KM 41 Bintara, Bekasi Barat, Kota Bekasi. Total keseluruhan adegan yang diperagakan sejoli ini yakni 43.

Khusus di Polda Metro, kedua tersangka memperagakan 40 adegan, mulai dari Ade masuk mobil, penyiksaan, hingga Ade dibunuh. "Tiga adegan lainnya dilakukan di Tol Bintara saat mayat korban diletakkan dan ditinggal," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto.

Salah satu adegan yang diperagakan Assyifa dan Hafitd adalah penyiksaan terhadap Ade yang terangkum di adegan 8 hingga 20. "Penyiksaan dilakukan secara bergantian antara Asyifa dan Hafidt. Korban disetrum di bagian kaki dan dada," jelas Agus.sumber



Semoga KEADILAN dapat di tegakkan !!!!