pasca revormasi 1998 cerita politik di indonesia bagaikan film sinetron berjudul "bawang merah (megawati dan PDIP) dan bawang hijau (gusdur dan PBB)".
bawang hijau adalah anak sulung ia berhak mendapat hak waris berupa kursi presiden, sedangkan bawang merah juga mendapat hak waris berupa kursi wakil presiden.
sebelum orangtua mereka meninggal (soekarno dan soeharto) mereka berpesan untuk ke dua anaknya agar mengelola perusahaan keluarga ini (negara indonesia) dengan bijak.
namun sayang harta warisan ini terlalu besar sehingga menggelapkan mata mereka. pada suatu saat tiba2 bawang hijau jatuh sakit sehingga ia (gusdur) tdk mampu memimpin perusahaan lagi. posisinya pun di ganti bawang merah (megawati).
planing yg sedang di jalankan gagal dan berubah ke planing baru yg lebih nasionalis. planing baru ini berjalan dg cukup baik. Perlahan tapi pasti perusahaan ini berkembang menjadi perusahaan besar. Perusahaan ini bahkan dapat mengakuisisi perusahaan kecil di sekitarnya (pembelian pesawan sukoi dan armada tempur canggih lainnya). Namun hingga pada akhir tahun di saat rapat pembagian saham ada seekor naga yg menjelma menjadi seorang investor (SBY).
investor trsb menginginkan agar deviden di cairkan “perusahaan ini telah go public saya telah menyumbang banyak modal, waktu, dan tenaga sekarang saya ingin bagian saya” kata sang investor. Namun bawang merah megingginkan deviden di investasikan kembali! terjadi debat yg sangat sengit di ruang rapat!
dan ternyata...
ceritanya bersambung

mau tau cerita berikutnya? Cek spoiler bawah
sang investror ini (SBY) bersih keras agar devidennya di bagikan. Namun bawang merah sang owner berkata “tidak! Sayalah yg berhak nenentukan keputusan apa yg di ambil!”
Lalu investor ini menghasut investor lainnya (parpol lain). Terjadi perpecahan di persahaan dan setelah di ambil voting ternyata tercipta lah keputusan agar deviden di bagikan ke masing2 pemegang saham.
Di masa pemerintahan berikutnya cerita politik Indonesia masih sama seperti cerita sinetron. Sinetron kali ini berjudul “si anak tiri (SBY dan demokrat) dan ibu perinya (JK dan golkar)”.
Ibu peri dan ank tiri adl sahabat sejati. Mereka selalu menjalani hidup bersama susah ataupun senang. Pertemanan mereka bahaikan kepongpong merubah ulat menjadi ulat raksasa. Mereka selalu menggorbankan kepentingan sendiri demi kepentingan bersama. Pokoknya so sweet bgt seperti saat kejadian berikut :
Saat ank tiri di culik penculik (serangkaian kasus teror di indonesia) ibu peri membebaskan tanpa menyakiti sang penculik.
Saat ank tiri di ganggu teman sekolahnya (isu bahan bakar yg menipis dan mahal) ibu peri member hadiah gas LPG 3 kg.
Hingga akhirnya saat sang ank tiri ini memasuki masa pubertas ia melihat seorang teman sekolahnya yg sangat ganteng (budiono). Sang ibu peri berkata “jangan terkecoh oleh kegantengannya semua cowo di dunia ini berengsek!”. Namun apakah gerangan yg terjadi?
Apa yah yg terjadi?
Apa?
Enknya apa gan? Ane kehabisan ide nih….
Tunggu update berikutnya aja yah….
update 4/6/14
Otak ank tiri telah terobsesi dengan teman sekolahnya tersebut. Ia selalu menghiraukan nasehat sang ibu peri hingga akhirnya ibu peri sadar bahwa ank ini telah dewasa dan tidak membutuhkan dirinya lagi.
Merekapun menempuh jalan hidupnya masing2 dan cerita sinetron inipun berganti judul menjadi “pernikahan dini”. Sinetron ini bercerita tantang seorang suami (sby) dan istri (budiono) yg membentuk keluarga yg cukup harmonis.
Tiap-tiap malam di lalui dengan bersama iya benar-benar bersama. Hingga mereka sadar bahwa mereka tdk mengikuti program KB. Nasi telah menjadi bubur apa boleh kata tak terhitung jumlah anak mereka. Dengan pendapatan yg kecil dan anggota keluarga yg besar sudah pasti keluarga ini gagal dalam mendidik dan membina anak2nya (mentri2 di cabinet Indonesia bersatu jilid 2 dan parpol2nya).
Tahun demi tahun berlalu sekarang anak2 terlah menginjak umur remaja. Mereka mulai memiliki jalur pemikiran sendiri dan tidak patuh lagi kepada orangtuanya. Beberapa anak ini pun mulai berfikir utk mencari dunianya sendiri merantau ke kota dengan resiko yg besar. sang orangtua pun mendukung mereka dengan harapan ketika merka kembali mereka dapat memberikan sumbangsih kepada keluarga ini. Ayah dan ibu memberikan beberapa bekal (tender-tender politik) utk anak2nya dan merekapun pergi sudah merantau.
Sesampainya di kota anak2 ini pun mulai terbawa arus hiruk pikuk suasana kota. Nasehat dan petuah orangtua mulai di hiraukan. Mereka masuk dalam pergaulan bebas. Bekal yg sekiranya di manfaatkan dg bijak malah di buat pesta narkoba bersama teman2nya (serangkaian kasus korupsi yg menjerat eksekutif2 negara). Akhirnya pesta narkoba anak2 ini pun harus berhenti. Mereka ketahuan polisi dan di jebloskan penjara.
Keluarga yg semulanya harmonis mulai tergoyahkan setelah anak2nya msk penjara. Sang ayahpun mulai bimbang siapa kelak yg akan mewarisi tahtanya? Sang ayah berharap dapat mewariskan tahtanya kepada anaknya yg tidak masuk penjara namun terdengar riuh2 dari kejauhan dan ternyata itu adalah renternir2 yg inggin menagih hutang (kandidat capres dan caleg dari partai lain). Akankah harta keluarga ini di kuras habis oleh renternir2 tersebut? Ataukah sang ayah berhasil mewariskan hartanya kepada anaknya? Siapa anak tersebut? Apakah sang pewaris dapat mengembangkan amanat yg berat ini? Mari kita simak ceritanya pasca pemilu besok…