JAKARTA - Masyarakat Indonesia terbiasa dimanjakan dengan subsidi BBM yang terus mengguyur. Sayangnya, hingga saat ini pengurangan subsidi masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Pasalnya setiap kali kenaikan dilaksanakan, imbasnya selalu akan ada pada kondisi perekonomian.

Meski demikian, pengamat ekonomi menyampaikan kenaikan harga subsidi tetap penting dan perlu dilakukan. Meski demikian, bukan berarti kenaikan harga BBM akibat pencabutan subsidi bisa dilakukan dalam waktu dekat ini.

Pengamat Ekonomi asal Universitas Gadjah Mada (UGM), Toni Prasetyantono menyampaikan pencabutan subsidi BBM paling tepat dilakukan pada awal tahun depan.

"Idealnya 2015 quarter pertama, karena quarter pertama itu tekanan inflasi hanya di Januari, tapi Februari dan Maret sudah slow down, lah itu tepat," katanya di Gedung Bank Indonesia (BI), Rabu (2/4/2014).

Lebih lanjut Toni menjelaskan, kenaikan BBM tersebut sebaiknya dilakukan pada awal tahun depan karena pada tahun Indonesia masih berada dalam kondisi pemulihan pasca-diterpa beberapa badai besar dalam dunia ekonomi, yakni kenaikan BBM pada tahun lalu yang diiringi kondisi ekonomi global yang tengah tak menentu.

"Menurut saya tetap jangan sekarang, karena sekarang kita dalam menuju pemulihan, inflasi sudah landai, rupiah menguat, jangan sampai diusik itu, sebaiknya coolling down dulu," katanya.

Untuk mendukung proses ini, Tony menyampaikan, terpilihnya presiden yang sesuai harapan masyarakat akan mempermudah kenaikan harga BBM tersebut.

"Harapan kita kalau presidennya sangat popular, diharapkan masyarakat, kebijakan itu akan kurang dilawan masyarakat daripada presidennya yang tidak baik. Pasti ada perlawanan, tapi akan minimal kalau presiden disukai masyarakat," tutup Toni. (rzy)

http://economy.okezone.com/read/2014...pat-naikan-bbm
nabung mulai sekrang gan