Banjarmasin - Tingginya penetrasi internet di Indonesia, ternyata tak serta merta membuat operator di Tanah Air meraup untung. Bahkan XL Axiata mengaku rugi setiap gigabyte yang dijual ke pelanggan.

“Boleh dibilang setiap gigabyte yang kita jual ke pelanggan, XL rugi 10%. Namun itu semata-mata untuk memberikan harga internet yang murah ke pelanggan kami,” tutur Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi, di sela media gathering, di Banjarmasin.

Sekedar diketahu, saat ini XL menjual data dengan rata-rata USD 3,9. Sementara kontribusi dari data sudah mencapai proposi sebesar 23% dari total keuntungan Rp 21,3 triliun sepanjang laporan tahun 2013.

Tak hanya mengaku menjual rugi harga internet, Hasnul juga mengatakan bahwa XL menghidupkan kembali sistem internet unlimited yang dianggap merugikan oleh beberapa operator besar. Tujuannya jelas, untuk mendorong kembali penggunaan internet yang lebih besar.

Sistem internet unlimted ini sebetulnya sudah pernah diadopsi oleh XL beberapa tahun lalu, namun tahun 2012 sistem tanpa batas tersebut dihentikan seiring dengan semakin membebaninya jaringan di XL.

“Sebelum kita hentikan sistem paket internet unlimited tahun 2012 lalu, 40% jaringan kita langsung terbebani. Padahal saat itu hanya 2% saja pengguna data memaksimalkan internet unlimited tersebut,” tambah Hasnul.

Ketika menghidupkan kembali paket internet tanpa batas tersebut, Hasnul mengaku tidak risau bila nantinya kejadian 2% pengguna data akan membebani jaringan dari XL.

“Kita tidak risau, pertama sekarang kapasitas jaringan kita sudah bertambah. Kedua, XL mempunyai sistem yang di mana ketika pada batas tertentu XL bisa menurunkan kecepatan internet rata-rata pengguna data bila pemakaiannya berlebihan,” sebutnya.

XL tentu saja tidak mau terus-terusan mengalami kerugian. Mereka berharap, nantinya harga yang akan ditawarkan perlahan naik dan mampu menutupi kerugian, bahkan mampu memberikan keuntungan 10% dari harga jual.

“Nantinya ketika kita sudah untuk 10% dari menjual per gigabyte internet ini, kita berharap kontribusi pemasukan data bisa naik menjadi 30%. Kita targetkan tiga tahun dari sekarang dapat tercapai,” Hasnul menambahkan.

Pria asal minang ini pun berfilosofi bahwa XL melakukan ini seperti memberikan ‘uangnya’ kepada pelanggan, dengan harapan pelanggan pada akhirnya memberikan ‘uangnya’ kepada XL.

Dia berkaca pada pengalaman tahun 2006 lalu, saat itu sejumlah operator termasuk XL jor-joran membangun BTS 3G. Hasilnya selama 4 tahun, operator malah mengalami kerugian karena adopsi 3G kurang dan baru bisa meningkat 2 tahun belakangan
http://m.detik.com/inet/read/2014/03...6/2532511/328/