- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[PANASTAK AYO GOOGLING] 50 Persen Pemilih PDIP Bakal Lari Sangat Beralasan


TS
Abidin_Domba
[PANASTAK AYO GOOGLING] 50 Persen Pemilih PDIP Bakal Lari Sangat Beralasan
RMOL. Temuan Centre for Stategic and International Studies (CSIS) yang dirilis siang tadi bahwa sekitar 50 persen pemilih PDI Perjuangan masih bisa berubah pikiran pada hari pencoblosan 9 April mendatang sangat beralasan.
Menurut pengamat komunikasi politik Hendri Satrio, perubahan sikap pemilih itu sangat mungkin terjadi karena hingga hari ini komunikasi politik yang dilakukan elit PDIP belum bagus.
"Ditambah lagi dengan sikap diam dan apatis PDIP dan Jokowi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang Jawabannya ingin didengar rakyat, misalnya seputar janji Jokowi terhadap Jakarta dan prestasi yang tidak terlalu gemilang saat PDIP berkuasa 2001-2004," jelas Hendri di sela-sela acara peluncuran buku The Next One Biografi Dahlan Iskan yang digelar Rakyat Merdeka Online di gedung Energy Bulding, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin malam (Senin, 31/3).
Menurutnya, hingga saat ini elit PDIP masih mengandalkan komunikasi politik sepihak. Komunikasi politiknya sebatas apa yang ingin disampaikan bukan apa yang ingin didengar rakyat. "Suatu hal yang tidak biasa terjadi dari PDIP dan Jokowi," ungkapnya.
Hasil survei CSIS PDIP 20,1%, Golkar 15,8%, Gerindra 11,3%, Hanura 6,7%, PKB 6,7%, Demokrat 5,8%, PAN 4,8%, PPP 3,5%, PKS 3,4%, Nasdem 3,2%, PBB 1,3%, dan PKPI 0,5%.
Sementara Hanura, jelas Hendri, trennya yang naik, cukup menjadi bukti bahwa komunikasi politik memegang peranan penting. Karena trennya saat ini, rakyat mencari pemimpin yang santun, dekat dengan rakyat dan terus menjalin komunikasi dengan rakyat.
"Partai seperti Hanura, Gerindra dan Nasdem tahu betul bagaimana melakukan komunikasi politik dengan paradigma menyampaikan pesan dari sisi yang ingin didengar oleh masyarakat," ungkap dosen Universitas Paramadina ini.
Sementara parpol paling aman adalah Golkar yang masih menikmati fasilitas pemilih loyal.
"Nah, untuk Demokrat, saat ini mereka sedang berusaha keras memperbaiki komunikasi politiknya melalui SBY yang turun gunung. Sangat mungkin bila Demokrat mengumumkan pemenang konvensi capres, konstelasi politik berubah," imbuhnya.
Tapi, menurutnya, semua itu hanya analisa dan temuan lembaga survei. :Kita tunggu hasil pemilu. Namun seharusnya saat ini kita tidak lagi berdebat di hasil survei, tapi mulailah kita saling mengupas dan menelaah program-program parpol," tandasnya. [zul]
Sumber : http://www.rmol.co/read/2014/04/01/1...gat-Beralasan-
TS :
ayo panastak di googling siapa itu penelitinya, trus di bully penelitinya bukan masalah isinya
kalo PDIP beneran banyak yang enggak milih, kayaknya jokowi bakalan kesulitan. kalau kepilih jadi presiden pun nanti jadi presiden yang planga-plongo aja karena enggak bisa lobi-lobi
Menurut pengamat komunikasi politik Hendri Satrio, perubahan sikap pemilih itu sangat mungkin terjadi karena hingga hari ini komunikasi politik yang dilakukan elit PDIP belum bagus.
"Ditambah lagi dengan sikap diam dan apatis PDIP dan Jokowi terhadap pertanyaan-pertanyaan yang Jawabannya ingin didengar rakyat, misalnya seputar janji Jokowi terhadap Jakarta dan prestasi yang tidak terlalu gemilang saat PDIP berkuasa 2001-2004," jelas Hendri di sela-sela acara peluncuran buku The Next One Biografi Dahlan Iskan yang digelar Rakyat Merdeka Online di gedung Energy Bulding, kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Senin malam (Senin, 31/3).
Menurutnya, hingga saat ini elit PDIP masih mengandalkan komunikasi politik sepihak. Komunikasi politiknya sebatas apa yang ingin disampaikan bukan apa yang ingin didengar rakyat. "Suatu hal yang tidak biasa terjadi dari PDIP dan Jokowi," ungkapnya.
Hasil survei CSIS PDIP 20,1%, Golkar 15,8%, Gerindra 11,3%, Hanura 6,7%, PKB 6,7%, Demokrat 5,8%, PAN 4,8%, PPP 3,5%, PKS 3,4%, Nasdem 3,2%, PBB 1,3%, dan PKPI 0,5%.
Sementara Hanura, jelas Hendri, trennya yang naik, cukup menjadi bukti bahwa komunikasi politik memegang peranan penting. Karena trennya saat ini, rakyat mencari pemimpin yang santun, dekat dengan rakyat dan terus menjalin komunikasi dengan rakyat.
"Partai seperti Hanura, Gerindra dan Nasdem tahu betul bagaimana melakukan komunikasi politik dengan paradigma menyampaikan pesan dari sisi yang ingin didengar oleh masyarakat," ungkap dosen Universitas Paramadina ini.
Sementara parpol paling aman adalah Golkar yang masih menikmati fasilitas pemilih loyal.
"Nah, untuk Demokrat, saat ini mereka sedang berusaha keras memperbaiki komunikasi politiknya melalui SBY yang turun gunung. Sangat mungkin bila Demokrat mengumumkan pemenang konvensi capres, konstelasi politik berubah," imbuhnya.
Tapi, menurutnya, semua itu hanya analisa dan temuan lembaga survei. :Kita tunggu hasil pemilu. Namun seharusnya saat ini kita tidak lagi berdebat di hasil survei, tapi mulailah kita saling mengupas dan menelaah program-program parpol," tandasnya. [zul]
Sumber : http://www.rmol.co/read/2014/04/01/1...gat-Beralasan-
TS :
ayo panastak di googling siapa itu penelitinya, trus di bully penelitinya bukan masalah isinya

kalo PDIP beneran banyak yang enggak milih, kayaknya jokowi bakalan kesulitan. kalau kepilih jadi presiden pun nanti jadi presiden yang planga-plongo aja karena enggak bisa lobi-lobi

0
2.2K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan