- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
kumpulan caleg meninggal pada pemilu 2014


TS
suli
kumpulan caleg meninggal pada pemilu 2014
caleg caleg berikut meninggal di sebabkan beragam macam faktor
1.
Setelah Nikmati Minuman dari Warga, Caleg Golkar Tewas dengan Mulut Berbusa
Seorang caleg DPRD Palangkaraya dari Partai Golkar, Gubernoto Sahay, meninggal dunia saat menggelar sosialisasi di kawasan padat penduduk kompleks Rindang Banua, Selasa (1/4/2014). Caleg nomor urut delapan dari Partai Golkar itu meninggal dunia seusai meminum minuman yang disuguhkan simpatisan di lokasi.
Ketua RT 02 RW 26 Kelurahan Pahandut, Imbrani, mengatakan, seusai berdialog dengan warga, caleg Partai Golkar itu disuguhi minuman oleh simpatisan. Tak berselang lama, dia mengaku sakit pada bagian dada dan jatuh pingsan.
“Keluar buih dari mulut, setelah minum teh. Tadi kan sidin (beliau) mendatangi teman-teman di sini. Lama ngobrol soal pemilu,” kata Imbrani.
Warga kemudian mencoba menghubungi kerabat almarhum melalui ponsel dan membawanya ke rumah sakit. Saat dalam perjalanan nyawa caleg yang sudah beberapa kali mengikuti pemilihan umum legislatif itu tidak tertolong.
Hingga saat ini, belum ada keterangan dari pihak keluarga. Jasad korban yang sebelumnya berada di kamar mayat RSUD Dr Doris Sylvanus sudah dibawa menuju rumah duka.
Gubernoto yang akrab disapai Indit diketahui merupakan pemilik belasan hektar tanah yang di atasnya berdiri ratusan rumah yang disewakan kepada warga di kompleks itu. Setiap bulan, dia bersama kerabatnya rutin mendatangi kawasan padat penduduk yang berdekatan dengan kompleks Pasar Besar di Palangkaraya itu untuk menagih uang sewa atas tanah miliknya yang telah dihuni ratusan keluarga.
2.
Caleg Meninggal Habis Tengkar dengan Anaknya

Naas menimpa caleg PKB DPRD Kabupaten Blitar, Atho Abayazid, (42). Sesaat setelah bertengkar dengan anak kandungnya, Rabu (19/3/2014) pagi, korban yang tinggal di Desa Mojorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar ini menghembuskan nafas terakhir.
Buntutnya, Ayatallah (13), anak korban, yang tak lain masih duduk di bangku kelas 1 SMP ini langsung diamankan di Polsek Wates. Belum diketahui penyebab pastinya, apakah karena kena serangan jantung atau ada penyebab lain. Namun, dugaannya, korban kaget karena anaknya mengamuk. Sementara informasi lain, korban mengalami luka memar di dadanya.
"Korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong. Untuk sementara, kami belum bisa mengetahui lukanya karena masih menunggu hasil visum," kata AKP Rusmin, Kapolsek Wates.
Menurut Rusmin, kejadian itu berlangsung Rabu pagi. Itu bermula dari korban membangunkan anaknya, untuk berangkat sekolah. Setelah bangun dan mandi, korban persiapan berangkat sekolah. Namun, ia tiba-tiba marah karena dasinya tak ada. Karena tak menemukan dasinya, korban minta uang ke bapaknya Rp 20.000. Katanya, mau buat membeli dasi.
Karena bapaknya sudah terlanjur emosi, permintaan anaknya itu tak dituruti. Imbasnya, pelaku mengamuk, dengan menendang dan membanting meja kursi. Bahkan bapaknya sempat dilempar pot bunga namun tak kena. "Mereka sempat cekcok mulut. Bahkan, pelaku sempat memecah kaca lampu sepeda motor," ujar Rusmin.
Melihat anaknya mengamuk, korban terpancing emosinya, kemudian menyeret anaknya ke dalam rumah. Maksudnya, agar ulah nakal anaknya itu tak terdengar tetangganya. Namun, anaknya melawan hingga terjadi tarik menarik. Akhirnya, keduanya terjatuh di lantai. Apes menimpanya. Saat menyeret anaknya, korban terjatuh dan tertindih anaknya.
"Kami masih mencari saksi. Sebab, dia (pelaku) belum bisa diperiksa karena masih menangis terus. Rencananya, kasus ini akan kami limpahkan ke polres karena pelakunya masih di bawah umur," pungkasnya.
Menurut kapolsek, saat kejadian itu di rumahnya sepi dan hanya ada korban dan anaknya. Sebab, istri korban yang tak lain ibu pelaku, Wahyuni Sriatin (40), sedang mengantarkan anaknya, yang masih sekolah TK, rekreasi ke Kota Malang.
Jarno (45), tetangga korban, menuturkan, sesaat setelah kejadian, dirinya ditelepon korban dan disuruh datang ke rumahnya. Akhirnya, ia datang ke rumah korban bersama Wantoro (37), tetangga juga. Saat dirinya tiba di rumah korban, posisi korban sedang terlentang di kursi ruang tamu. Sedang, anaknya dalam kamar.
"Dia tak cerita apa-apa, hanya minta tolong agar diantarkan berobat karena sesak nafas," tuturnya.
Sementara, Zainudin, Kades Mojorejo, menuturkan, pelaku sering marah-marah dengan bapaknya. Bahkan, seminggu lalu, ia marah dan akan membuang televisi ke dalam sumur rumahnya. "Bapaknya mengadu ke saya seperti itu," tuturnya.
Siang itu, di rumah duka langsung dipenuhi pe'takziah. Mulai tetangganya sampai teman partai, di antaranya, Maskur, Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar.
Menurut Maskur, korban itu caleg dengan nomor urut 4 untuk dapil 4, yakni Kecamatan Wates, Panggungrejo, Sutojayan, dan Binangun. Ia sudah tiga tahun bergabung dengan partai, dan dikenal cukup bagus dengan masyarakat. "Jabatan dia di partai adalah ketua ranting. Kami turut berbelasungkawa," ujarnya saat ta'ziah di rumah duka.
3.
Dua Caleg Ikut Bertarung Pileg 2014 meski sudah di nyatakan wafat
Dua orang calon anggota legislatif (Caleg) di Kabupaten Nagekeo yang telah meninggal dunia akan tetap ikut bertarung dalam Pemilu Legislatif (Pileg), 9 April mendatang.
Dua caleg tersebut, yakni Antonius Ngasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah Pemilihan Nagekeo III, dan Yuven Kota, Caleg Partai Gerindra nomor urut 5 dari Daerah Pemilihan Nagekeo I. Nama keduanya tetap ikut pileg karena meninggal setelah surat suara dicetak.
Ketua KPU Nagekeo, Wigbertus Ceme, yang ditemui di kantornya, Jumat (7/3/2014), mengatakan, Antonius dan Yuven tetap akan mengikuti Pileg 2014 karena nama keduanya sudah tercetak di surat suara.
Meski demikian, kata Wigbertus, KPU tetap akan mensosialisasikan kepada pemilih melalui PPK dan KPPS jika kedua caleg tersebut telah meninggal dunia.
Namun, kalau sampai tetap tercoblos, jelas Wigbertus, suara keduanya akan diperhitungkan sebagai suara parpol yang mengusung keduanya.
Selain caleg meninggal dunia, ada Anastasia Podhu, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengundurkan diri dari daftar caleg 2014 karena terpilih menjadi kepala desa.
Dengan dua orang meninggal dunia dan satu orang mengundurkan diri, sisa caleg di Nagekeo yang akan bersaing memperebutkan 25 kursi di DPRD Nagekeo sebanyak 266 orang, terdiri dari Dapil Nagekeo I 98 orang, Dapil Nagekeo II sebanyak 109 orang, dan Dapil Nagekeo III sebanyak 60 orang (minus PPP tak ada caleg di Dapil III).
Wigbertus mengatakan, dari dua caleg meninggal dunia dan satu caleg mengundurkan diri, hanya Anastasia Podhu, caleg nomor 3 dari PAN Dapil II yang namanya dicoret dari daftar caleg.
Wigbertus mengatakan, caleg dari PKB Dapil 3 Nagekeo yang telah meninggal dunia, Antonius Ngasi, tidak dapat dicoret karena tidak ada surat resmi dari PKB sebagai parpol pengusung sehingga namanya tetap ada dalam spesimen surat suara yang telah ditandatangani oleh pimpinan parpol.
Sedangkan caleg dari Partai Gerindra Dapil I Nagekeo, Yuven Kota, yang meninggal dunia, Rabu (5/3/2014), namanya tetap ada dalam surat suara karena telah tercatat dalam DCT.
Dikatakan Wigbertus, terkait caleg yang meninggal dan namanya masih ada di surat suara, KPU akan menyampaikan kepada pemilih di dapilnya masing-masing lewat surat yang akan dikirim ke TPS.
Ketua KPU NTT, John Depa, pada acara Bimtek Pemilu 2014 di Kantor KPU Nagekeo, Rabu (5/3/2014), mengatakan, apabila caleg yang telah meninggal dunia dan namanya masih ada dan tercoblos, maka suaranya tetap dihitung dan masuk dalam suara partai
4.
guru spiritual caleg meninggal saat ritual
meski bukan caleg yg meninggal namun ada kaitannya dengan caleg
Semarang (ANTARA News) - Subandi (61) warga Tambakharjo, Semarang, yang diduga berprofesi sebagai paranormal meninggal dunia setelah terjatuh saat memimpin ritual di Goa Langse, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang diikuti oleh sejumlah calon anggota legislatif.
Calon Legislator dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Lambok M. Sinaga di Semarang, Senin, membenarkan kecelakaan yang akhirnya menewaskan Subandi tersebut.
"Saya diajak Om Bandi, baru sekali ini ikut," kata calon anggota DPRD Kota Semarang itu.
Menurut dia, terdapat rombongan yang berangkat dengan dua mobil menuju Goa Langse pada hari Minggu (2/3).
Lambok mengaku pergi bersama istri dan anaknya. Namun, dia mengaku tidak mengenal anggota lainnya dalam rombongan itu.
Caleg nomor urut 5 itu tidak mengetahui pasti kejadian yang menewaskan subandi.
Ia menuturkan bahwa korban diduga terpeleset dari tebing yang ada di di goa itu.
Saat berada di dalam goa, dirinya sempat berkomunikasi dengan korban yang berkaitan dengan ritual yang dilakukan.
"Ditanya punya cita-cita apa? Mau minta apa?" katanya.
Sementara itu, korban Subandi langsung dimakamkan setelah dievakuasi dan dibawa pulang ke rumahnya di Tambakarjo, Semarang itu.
Anak menantu korban, Iwan Agus, mengaku tidak tahu pasti perihal kepergian pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas di perumahan Graha Padma Semarang itu.
Iwan sendiri mengaku berangkat ke Gunung Kidul saat diberi tahu tentang kejadian itu hingga membawa pulang jenazah.
"Kata petugas yang mengevakuasi bapak jatuh dari tebing," katanya.
Ia juga tidak mengetahui siapa saja yang turut pergi bersama korban.
"Ada satu teman bapak yang datang sebelum berangkat, tetapi tidak tahu namanya," katanya.
5.
Tiga Caleg Meninggal Masih tetap setia 'Nongol' di Surat Suara
Pemilihan legislatif yang dihelat pada 9 April masih menyisakan permasalahan. Sebanyak tiga nama calon legislatif (caleg) yang meninggal dunia, masih tercatat di surat suara.
Tiga nama orang caleg tersebut akan berlaga di tingkat DPRD Kabupaten, mereka adalah Hadirun dari Partai Nasdem, Kukuh Subiyantoro dari Partai Hanura, dan Efendi dari Partai Demokrat.
Kasubag Hubmas KPU Banjarnegara, Rakiwan, mengatakan, ketiga caleg tersebut masih tercantum di surat suara karena meninggal usai batas akhir koreksi nama caleg yang telah di tetapkan, 10 Desember 2013.
Jika nama caleg DPDR Kabupaten Banjarenagara yang telah meninggal dunia tersebut dicoblos oleh masyarakat ataupun pihak keluarga, maka suara akan tetap sah dan masuk ke suara partai.
KPU akan memberikan sosialisasi dan surat edaran ke masing-masing tps di daerah pemilihan caleg yang bersangkutan.
6.

7.
Caleg Meninggal Dunia Tetap Bisa Ikut Pemilu
caleg yang meninggal sebaiknya di umumkan aja pada saat pencoblosan klo nomor urut sekian sekian gak usah di coblos krn sudah meninggal. siapa tau aja ada yg blm tau klo ybs sudah go.id, bukannya memilih pemimpin yg adil malah memilih almarhum.
1.
Quote:
Setelah Nikmati Minuman dari Warga, Caleg Golkar Tewas dengan Mulut Berbusa
Spoiler for foto:
Spoiler for beritanya:
Seorang caleg DPRD Palangkaraya dari Partai Golkar, Gubernoto Sahay, meninggal dunia saat menggelar sosialisasi di kawasan padat penduduk kompleks Rindang Banua, Selasa (1/4/2014). Caleg nomor urut delapan dari Partai Golkar itu meninggal dunia seusai meminum minuman yang disuguhkan simpatisan di lokasi.
Ketua RT 02 RW 26 Kelurahan Pahandut, Imbrani, mengatakan, seusai berdialog dengan warga, caleg Partai Golkar itu disuguhi minuman oleh simpatisan. Tak berselang lama, dia mengaku sakit pada bagian dada dan jatuh pingsan.
“Keluar buih dari mulut, setelah minum teh. Tadi kan sidin (beliau) mendatangi teman-teman di sini. Lama ngobrol soal pemilu,” kata Imbrani.
Warga kemudian mencoba menghubungi kerabat almarhum melalui ponsel dan membawanya ke rumah sakit. Saat dalam perjalanan nyawa caleg yang sudah beberapa kali mengikuti pemilihan umum legislatif itu tidak tertolong.
Hingga saat ini, belum ada keterangan dari pihak keluarga. Jasad korban yang sebelumnya berada di kamar mayat RSUD Dr Doris Sylvanus sudah dibawa menuju rumah duka.
Gubernoto yang akrab disapai Indit diketahui merupakan pemilik belasan hektar tanah yang di atasnya berdiri ratusan rumah yang disewakan kepada warga di kompleks itu. Setiap bulan, dia bersama kerabatnya rutin mendatangi kawasan padat penduduk yang berdekatan dengan kompleks Pasar Besar di Palangkaraya itu untuk menagih uang sewa atas tanah miliknya yang telah dihuni ratusan keluarga.
2.
Quote:
Caleg Meninggal Habis Tengkar dengan Anaknya

Spoiler for beritanya:
Naas menimpa caleg PKB DPRD Kabupaten Blitar, Atho Abayazid, (42). Sesaat setelah bertengkar dengan anak kandungnya, Rabu (19/3/2014) pagi, korban yang tinggal di Desa Mojorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar ini menghembuskan nafas terakhir.
Buntutnya, Ayatallah (13), anak korban, yang tak lain masih duduk di bangku kelas 1 SMP ini langsung diamankan di Polsek Wates. Belum diketahui penyebab pastinya, apakah karena kena serangan jantung atau ada penyebab lain. Namun, dugaannya, korban kaget karena anaknya mengamuk. Sementara informasi lain, korban mengalami luka memar di dadanya.
"Korban sempat dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong. Untuk sementara, kami belum bisa mengetahui lukanya karena masih menunggu hasil visum," kata AKP Rusmin, Kapolsek Wates.
Menurut Rusmin, kejadian itu berlangsung Rabu pagi. Itu bermula dari korban membangunkan anaknya, untuk berangkat sekolah. Setelah bangun dan mandi, korban persiapan berangkat sekolah. Namun, ia tiba-tiba marah karena dasinya tak ada. Karena tak menemukan dasinya, korban minta uang ke bapaknya Rp 20.000. Katanya, mau buat membeli dasi.
Karena bapaknya sudah terlanjur emosi, permintaan anaknya itu tak dituruti. Imbasnya, pelaku mengamuk, dengan menendang dan membanting meja kursi. Bahkan bapaknya sempat dilempar pot bunga namun tak kena. "Mereka sempat cekcok mulut. Bahkan, pelaku sempat memecah kaca lampu sepeda motor," ujar Rusmin.
Melihat anaknya mengamuk, korban terpancing emosinya, kemudian menyeret anaknya ke dalam rumah. Maksudnya, agar ulah nakal anaknya itu tak terdengar tetangganya. Namun, anaknya melawan hingga terjadi tarik menarik. Akhirnya, keduanya terjatuh di lantai. Apes menimpanya. Saat menyeret anaknya, korban terjatuh dan tertindih anaknya.
"Kami masih mencari saksi. Sebab, dia (pelaku) belum bisa diperiksa karena masih menangis terus. Rencananya, kasus ini akan kami limpahkan ke polres karena pelakunya masih di bawah umur," pungkasnya.
Menurut kapolsek, saat kejadian itu di rumahnya sepi dan hanya ada korban dan anaknya. Sebab, istri korban yang tak lain ibu pelaku, Wahyuni Sriatin (40), sedang mengantarkan anaknya, yang masih sekolah TK, rekreasi ke Kota Malang.
Jarno (45), tetangga korban, menuturkan, sesaat setelah kejadian, dirinya ditelepon korban dan disuruh datang ke rumahnya. Akhirnya, ia datang ke rumah korban bersama Wantoro (37), tetangga juga. Saat dirinya tiba di rumah korban, posisi korban sedang terlentang di kursi ruang tamu. Sedang, anaknya dalam kamar.
"Dia tak cerita apa-apa, hanya minta tolong agar diantarkan berobat karena sesak nafas," tuturnya.
Sementara, Zainudin, Kades Mojorejo, menuturkan, pelaku sering marah-marah dengan bapaknya. Bahkan, seminggu lalu, ia marah dan akan membuang televisi ke dalam sumur rumahnya. "Bapaknya mengadu ke saya seperti itu," tuturnya.
Siang itu, di rumah duka langsung dipenuhi pe'takziah. Mulai tetangganya sampai teman partai, di antaranya, Maskur, Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar.
Menurut Maskur, korban itu caleg dengan nomor urut 4 untuk dapil 4, yakni Kecamatan Wates, Panggungrejo, Sutojayan, dan Binangun. Ia sudah tiga tahun bergabung dengan partai, dan dikenal cukup bagus dengan masyarakat. "Jabatan dia di partai adalah ketua ranting. Kami turut berbelasungkawa," ujarnya saat ta'ziah di rumah duka.
3.
Quote:
Dua Caleg Ikut Bertarung Pileg 2014 meski sudah di nyatakan wafat
Spoiler for beritanya:
Dua orang calon anggota legislatif (Caleg) di Kabupaten Nagekeo yang telah meninggal dunia akan tetap ikut bertarung dalam Pemilu Legislatif (Pileg), 9 April mendatang.
Dua caleg tersebut, yakni Antonius Ngasi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daerah Pemilihan Nagekeo III, dan Yuven Kota, Caleg Partai Gerindra nomor urut 5 dari Daerah Pemilihan Nagekeo I. Nama keduanya tetap ikut pileg karena meninggal setelah surat suara dicetak.
Ketua KPU Nagekeo, Wigbertus Ceme, yang ditemui di kantornya, Jumat (7/3/2014), mengatakan, Antonius dan Yuven tetap akan mengikuti Pileg 2014 karena nama keduanya sudah tercetak di surat suara.
Meski demikian, kata Wigbertus, KPU tetap akan mensosialisasikan kepada pemilih melalui PPK dan KPPS jika kedua caleg tersebut telah meninggal dunia.
Namun, kalau sampai tetap tercoblos, jelas Wigbertus, suara keduanya akan diperhitungkan sebagai suara parpol yang mengusung keduanya.
Selain caleg meninggal dunia, ada Anastasia Podhu, caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengundurkan diri dari daftar caleg 2014 karena terpilih menjadi kepala desa.
Dengan dua orang meninggal dunia dan satu orang mengundurkan diri, sisa caleg di Nagekeo yang akan bersaing memperebutkan 25 kursi di DPRD Nagekeo sebanyak 266 orang, terdiri dari Dapil Nagekeo I 98 orang, Dapil Nagekeo II sebanyak 109 orang, dan Dapil Nagekeo III sebanyak 60 orang (minus PPP tak ada caleg di Dapil III).
Wigbertus mengatakan, dari dua caleg meninggal dunia dan satu caleg mengundurkan diri, hanya Anastasia Podhu, caleg nomor 3 dari PAN Dapil II yang namanya dicoret dari daftar caleg.
Wigbertus mengatakan, caleg dari PKB Dapil 3 Nagekeo yang telah meninggal dunia, Antonius Ngasi, tidak dapat dicoret karena tidak ada surat resmi dari PKB sebagai parpol pengusung sehingga namanya tetap ada dalam spesimen surat suara yang telah ditandatangani oleh pimpinan parpol.
Sedangkan caleg dari Partai Gerindra Dapil I Nagekeo, Yuven Kota, yang meninggal dunia, Rabu (5/3/2014), namanya tetap ada dalam surat suara karena telah tercatat dalam DCT.
Dikatakan Wigbertus, terkait caleg yang meninggal dan namanya masih ada di surat suara, KPU akan menyampaikan kepada pemilih di dapilnya masing-masing lewat surat yang akan dikirim ke TPS.
Ketua KPU NTT, John Depa, pada acara Bimtek Pemilu 2014 di Kantor KPU Nagekeo, Rabu (5/3/2014), mengatakan, apabila caleg yang telah meninggal dunia dan namanya masih ada dan tercoblos, maka suaranya tetap dihitung dan masuk dalam suara partai
4.
Quote:
guru spiritual caleg meninggal saat ritual
Spoiler for beritanya:
meski bukan caleg yg meninggal namun ada kaitannya dengan caleg
Semarang (ANTARA News) - Subandi (61) warga Tambakharjo, Semarang, yang diduga berprofesi sebagai paranormal meninggal dunia setelah terjatuh saat memimpin ritual di Goa Langse, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang diikuti oleh sejumlah calon anggota legislatif.
Calon Legislator dari Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Lambok M. Sinaga di Semarang, Senin, membenarkan kecelakaan yang akhirnya menewaskan Subandi tersebut.
"Saya diajak Om Bandi, baru sekali ini ikut," kata calon anggota DPRD Kota Semarang itu.
Menurut dia, terdapat rombongan yang berangkat dengan dua mobil menuju Goa Langse pada hari Minggu (2/3).
Lambok mengaku pergi bersama istri dan anaknya. Namun, dia mengaku tidak mengenal anggota lainnya dalam rombongan itu.
Caleg nomor urut 5 itu tidak mengetahui pasti kejadian yang menewaskan subandi.
Ia menuturkan bahwa korban diduga terpeleset dari tebing yang ada di di goa itu.
Saat berada di dalam goa, dirinya sempat berkomunikasi dengan korban yang berkaitan dengan ritual yang dilakukan.
"Ditanya punya cita-cita apa? Mau minta apa?" katanya.
Sementara itu, korban Subandi langsung dimakamkan setelah dievakuasi dan dibawa pulang ke rumahnya di Tambakarjo, Semarang itu.
Anak menantu korban, Iwan Agus, mengaku tidak tahu pasti perihal kepergian pria yang sehari-hari bekerja sebagai petugas di perumahan Graha Padma Semarang itu.
Iwan sendiri mengaku berangkat ke Gunung Kidul saat diberi tahu tentang kejadian itu hingga membawa pulang jenazah.
"Kata petugas yang mengevakuasi bapak jatuh dari tebing," katanya.
Ia juga tidak mengetahui siapa saja yang turut pergi bersama korban.
"Ada satu teman bapak yang datang sebelum berangkat, tetapi tidak tahu namanya," katanya.
5.
Quote:
Tiga Caleg Meninggal Masih tetap setia 'Nongol' di Surat Suara
Spoiler for beritanya:
Pemilihan legislatif yang dihelat pada 9 April masih menyisakan permasalahan. Sebanyak tiga nama calon legislatif (caleg) yang meninggal dunia, masih tercatat di surat suara.
Tiga nama orang caleg tersebut akan berlaga di tingkat DPRD Kabupaten, mereka adalah Hadirun dari Partai Nasdem, Kukuh Subiyantoro dari Partai Hanura, dan Efendi dari Partai Demokrat.
Kasubag Hubmas KPU Banjarnegara, Rakiwan, mengatakan, ketiga caleg tersebut masih tercantum di surat suara karena meninggal usai batas akhir koreksi nama caleg yang telah di tetapkan, 10 Desember 2013.
Jika nama caleg DPDR Kabupaten Banjarenagara yang telah meninggal dunia tersebut dicoblos oleh masyarakat ataupun pihak keluarga, maka suara akan tetap sah dan masuk ke suara partai.
KPU akan memberikan sosialisasi dan surat edaran ke masing-masing tps di daerah pemilihan caleg yang bersangkutan.
6.
Quote:

Spoiler for beritanya:
Wonoasih (wartabromo) – Seorang calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Kota Probolinggo ditemukan meninggal dunia dalam posisi bersujud di rumahnya di Blok Taman Melati 4 Perumahan Sumber Taman Indah Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo, Selasa (1/4/2014) malam.
Caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu diketahui pertama kali oleh Hosna (48) yang tak lain merupakan istrinya sewaktu melakukan Sholat Isya’.
Caleg bernama Tuhamsi Riono (50) tersebut meninggal dunia lantaran diduga kecapekan akibat terlalu giat mencari suara pemilih di daerah pemilihannya.
“Tidak ada tanda-tanda sakit, tadi sore dirumah banyak tamu,”ujar Hosna, istri almarhum.
Caleg dari Dapil 3 yang meliputi Kecamatan Wonoasih dan Kecamatan Kanigaran dengan nomor urut 7 tersebut memang kerap melakukan banyak kegiatan untuk mencari suara di dapilnya.
“Hampir setiap hari, Tuhamsi memang sering melakukan blusukan ke berbagai rumah warga,”ucap Zainullah seorang warga pada wartabromo.
Menurutnya, mendengar ada seorang caleg meninggal dunia saat bersujud, ratusan warga menyemut ke rumahnya. Bahkan, puluhan pendukungnya pun ikut datang ke lokasi rumahnya.
“Saya tidak menyangka, wong tadi dia masih sehat,”ungkap Misbahul Huda.
Caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu diketahui pertama kali oleh Hosna (48) yang tak lain merupakan istrinya sewaktu melakukan Sholat Isya’.
Caleg bernama Tuhamsi Riono (50) tersebut meninggal dunia lantaran diduga kecapekan akibat terlalu giat mencari suara pemilih di daerah pemilihannya.
“Tidak ada tanda-tanda sakit, tadi sore dirumah banyak tamu,”ujar Hosna, istri almarhum.
Caleg dari Dapil 3 yang meliputi Kecamatan Wonoasih dan Kecamatan Kanigaran dengan nomor urut 7 tersebut memang kerap melakukan banyak kegiatan untuk mencari suara di dapilnya.
“Hampir setiap hari, Tuhamsi memang sering melakukan blusukan ke berbagai rumah warga,”ucap Zainullah seorang warga pada wartabromo.
Menurutnya, mendengar ada seorang caleg meninggal dunia saat bersujud, ratusan warga menyemut ke rumahnya. Bahkan, puluhan pendukungnya pun ikut datang ke lokasi rumahnya.
“Saya tidak menyangka, wong tadi dia masih sehat,”ungkap Misbahul Huda.
7.
Quote:
Caleg Meninggal Dunia Tetap Bisa Ikut Pemilu
Spoiler for beritanya:
Calon legislatif yang meninggal dunia tetap bisa mengikuti pemilu legislatif yang akan berlangsung April mendatang. Suara masuk untuk caleg yang sudah meninggal akan beralih kepada partai yang mengusungnya.
Kebijakan ini dibuat terkait dengan adanya caleg dari PDI-P yang meninggal pada Selasa (11/3) lalu. Caleg yang meninggal adalah Supandi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Daerah Pemilihan (Dapil) 5 Muaragembong, Pabayuran, Sukatani dan Kedungwaringin.
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi menyatakan Supandi tetap dapat mengikuti pemilu legislatif pada 9 April mendatang. "Ia tetap dapat dipilih dan dianggap mengikuti pemilu legislatif," ujar Idham Holik, Ketua KPU Kota Bekasi pada Kamis (20/3).
Kebijakan untuk tetap dapat mengikutsertakan caleg yang sudah meninggal sebelum pemilu terkait karena nama caleg sudah tercetak di surat suara.
Selain itu, caleg yang meninggal sebelum pemilu berlangsung sudah resmi terdaftar dengan membawa satu nama partai politik. "Karenanya suara untuk caleg yang meninggal akan masuk sebagai suara partai," ujar Idham menjelaskan.
Pemilu legislatif dimana masyarakat akan memilih partai politik dan calon legislatif akan berlangsung pada 9 April 2014. Bagi WNI diluar negeri, pemilihan akan berlangsung pada 30 Maret- 6 April 2014.
Kebijakan ini dibuat terkait dengan adanya caleg dari PDI-P yang meninggal pada Selasa (11/3) lalu. Caleg yang meninggal adalah Supandi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Daerah Pemilihan (Dapil) 5 Muaragembong, Pabayuran, Sukatani dan Kedungwaringin.
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi menyatakan Supandi tetap dapat mengikuti pemilu legislatif pada 9 April mendatang. "Ia tetap dapat dipilih dan dianggap mengikuti pemilu legislatif," ujar Idham Holik, Ketua KPU Kota Bekasi pada Kamis (20/3).
Kebijakan untuk tetap dapat mengikutsertakan caleg yang sudah meninggal sebelum pemilu terkait karena nama caleg sudah tercetak di surat suara.
Selain itu, caleg yang meninggal sebelum pemilu berlangsung sudah resmi terdaftar dengan membawa satu nama partai politik. "Karenanya suara untuk caleg yang meninggal akan masuk sebagai suara partai," ujar Idham menjelaskan.
Pemilu legislatif dimana masyarakat akan memilih partai politik dan calon legislatif akan berlangsung pada 9 April 2014. Bagi WNI diluar negeri, pemilihan akan berlangsung pada 30 Maret- 6 April 2014.
caleg yang meninggal sebaiknya di umumkan aja pada saat pencoblosan klo nomor urut sekian sekian gak usah di coblos krn sudah meninggal. siapa tau aja ada yg blm tau klo ybs sudah go.id, bukannya memilih pemimpin yg adil malah memilih almarhum.
Diubah oleh suli 02-04-2014 00:49
0
6.7K
Kutip
52
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan